Ratio Prevalence ISPA pada bayi yang tidak ASI Eksklusif dan bayi yang ASI Eksklusif adalah 1,103 dengan CI: 0,789-1,543. Hal ini menunjukkan bahwa
ASI Eksklusif bukan sebagai faktor risiko kejadian ISPA pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012.
Selain pemberian ASI Eksklusif faktor lain yang dapat menyebabkan ISPA dapat juga dilihat dari status imunisasinya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
karena proporsi bayi yang ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pangaribuan lebih banyak yang tidak mempunyai status imunisasi lengkap 65,3.
6.2.6. Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian ISPA Pada Bayi
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa proporsi ISPA pada bayi yang status imunisasinya tidak lengkap yaitu 64,4, sedangkan pada bayi yang
imunisasinya lengkap yaitu 48,8 Tabel 5.19..
Gambar 6.7. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Status Imunisasi Bayi Dengan Kejadian ISPA Pada Bayi di Wilayah Kerja Kerja
Puskesmas Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,119 p0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
status imunisasi bayi dengan kejadian ISPA pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012.
Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Gulo di Kabupaten Nias tahun 2008 dengan desain cross sectional didapatkan bahwa ada hubungan antara status
imunisasi bayi dengan kejadian ISPA pada balita, dengan nilai p = 0,007 p0,05.
7
Ratio Prevalence ISPA pada bayi yang status imunisasinya tidak lengkap dan status imunisasinya lengkap adalah 1,320 dengan CI: 0,915-1,905. Hal ini
menunjukkan bahwa status imunisasi bayi bukan sebagai faktor risiko kejadian ISPA pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara tahun
2012. Selain status imunisasi faktor lain yang dapat menyebabkan ISPA dapat juga
dilihat dari ventilasi rumahnya, kepadatan hunian rumah, dan pemakaian obat anti nyamuk. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena proporsi bayi yang
imunisasinya tidak lengkap di wilayah kerja Puskesmas Pangaribuan lebih banyak yang ventilasi rumahnya tidak baik 61, hunian rumah tergolong padat 59,3, dan
memakai anti nyamuk bakar 62,7.
6.2.7. Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian ISPA Pada Bayi
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa proporsi ISPA pada bayi yang pendidikan ibunya rendah yaitu 50,0, sedangkan pada bayi yang pendidikan ibunya
tinggi yaitu 59,8 Tabel 5.20..
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.8. Diagram Bar Tabulasi Silang Antara Pendidikan Ibu Dengan Kejadian ISPA Pada Bayi di Wilayah Kerja Kerja Puskesmas
Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,448 p0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
pendidikan ibu dengan kejadian ISPA pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nur
di Kelurahan Pasie Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang tahun 2004 dengan desain cross sectional
didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian ISPA pada balita, dengan nilai p = 0,218 p0,05.
8
Ratio Prevalence ISPA pada bayi yang pendidikan ibunya rendah dan pendidikan tinggi adalah 0,837 dengan CI: 0,510-1,373. Hal ini menunjukkan bahwa
pendidikan ibu bukan sebagai faktor risiko kejadian ISPA pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Pangaribuan Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
Proporsi bayi yang menderita ISPA paling tinggi adalah bayi yang pendidikan ibunya tinggi 59,8 dibandingkan pendidikan ibu yang rendah 50.
Kemungkinan ibu yang berpendidikan tinggi adalah bekerja dan memiliki perekonomian yang lebih baik dibandingkan ibu yang berpendidikan rendah sehingga
kebanyakan di rumahnya memakai gaselpiji untuk memasak. Kebiasaan menggendong bayinya sewaktu memasak kemungkinan yang mengakibatkan
kejadian ISPA pada bayi tinggi dan kemungkinan pengetahuan ibu mengenai pengaruh asap dan uap gaselpiji pada pernapasan yang memicu terjadinya ISPA
masih kurang..
6.2.8. Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Kejadian ISPA Pada Bayi