c.2. Kepadatan Hunian Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya.
30
Kepadatan hunian rumah yang memenuhi syarat kesehatan adalah ≥ 4
m
2
penghuni.
32
Kepadatan di dalam ruang tidur terutama ruang tidur balita yang tidak sesuai dengan standar akan menimbulkan ruangan penuh sesak sehingga oksigen
berkurang dan CO
2
meningkat dalam ruangan tersebut. Hasil penelitian Naria, dkk. di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan
Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2008 dengan desain cross sectional menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kepadatan hunian ruang tidur
dengan kejadian ISPA pada balita.
33
c.3. Penggunaan Anti Nyamuk Bakar
Penggunaan obat nyamuk bakar sebagai alat untuk menghindari gigitan nyamuk dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan karena menghasilkan asap
dan bau yang tidak sedap. Adanya pencemaran udara di lingkungan rumah akan merusak mekanisme pertahanan paru-paru sehingga mempermudah timbulnya
gangguan pernapasan. Hasil penelitian Chahaya di Perummnas Mandala tahun 2004 dengan desain
cross sectional menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara penggunaan anti nyamuk dengan kejadian ISPA pada balita.
32
Universitas Sumatera Utara
c.4. Bahan Bakar Untuk Memasak
Gangguan pernapasan pada balita yang tinggal pada rumah yang menggunakan bahan bakar minyak tanah lebih tinggi dari rumah yang menggunakan
bahan bakar gas. Hal ini dimungkinkan karena ibu balita pada saat memasak di dapur menggendong anaknya, sehingga asap bahan bakar tersebut terhirup oleh balita.
32
Hasil penelitian Khotimah di Desa Bangetayu Wetan Kecamatan Genuk Kota Semarang tahun 2011 dengan desain cross sectional menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara jenis bahan bakar memasak dengan kejadian ISPA pada balita p0,05.
34
c.5. Keberadaan Perokok
Merokok diketahui mengganggu efektivitas sebagian mekanisme pertahanan respirasi. Asap rokok mengandung nikotin, tir atau keleket. Dalam tir ini terdapat
berbagai oksidan, zat radioaktif, dan 1001 zat-zat kimia lain yang dapat merusak organ-organ tubuh. Bayi dan anak yang terpajan asap rokok sebelumnya atau sesudah
kelahiran memperlihatkan peningkatan angka ISPA, infeksi saluran napas bawah misalnya pneumonia, dan asma pada masa kanak-kanak dibandingkan dengan bayi
dan anak-anak dari orang tua bukan perokok.
13,35
Hasil penelitian Naria, dkk. di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan Kecamatan Medan Tuntungan tahun 2008 dengan desain cross sectional
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara keberadaan merokok dengan kejadian ISPA pada balita.
33
Universitas Sumatera Utara
2.7. Pencegahan Penyakit ISPA 2.7.1. Pencegahan Tingkat Pertama