1. Gizi lebih 2,0 SD baku WHO NCHS 2. Gizi baik -2,0 SD sd +2,0 SD
3. Gizi kurang -2,0 SD 4. Gizi buruk -3,0 SD.
24,25
Berdasarkan hasil penelitian Sirait 2010 di Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan dengan desain cross sectional didapatkan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara status gizi kurang dengan kejadian infeksi saluran pernapasan atas akut ISPaA pada anak balita p0,05.
17
b.5. Status ASI Eksklusif
Air Susu Ibu ASI adalah makanan alami terbaik bagi bayi. Makanan ini telah dirancang begitu sempurna bagi bayi. ASI tidak hanya mengandung berbagai
zat gizi yang diperlukan bayi tetapi juga mengandung zat-zat lain yang berfungsi menyehatkan tubuh sepanjang waktu. ASI mengandung antibodi yang dapat
melindungi bayi terhadap berbagai serangan penyakit dan infeksi serta mengurangi berbagai reaksi alergi.
26,27,28
Salah satu contohnya adalah ASI telah terbukti melindungi bayi terhadap infeksi saluran pencernaan dan pernapasan dalam 6 bulan
pertama kehidupan.
29
Hasil penelitian Gulo di Kabupaten Nias tahun 2008 dengan desain cross sectional menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara status ASI Ekslusif
dengan kejadian ISPA p0,05.
7
Universitas Sumatera Utara
b.6. Status Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Caranya adalah dengan
memberi vaksin. Anak kebal atau resisten terhadap penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
30
Hasil penelitian Valentina di Kelurahan Glugur Darat I Kecamatan Medan Timur tahun 2011 dengan desain cross sectional menunjukkan ada hubungan yang
bermakna antara status imunisasi dengan kejadian ISPA pada batita p0,05.
15
c. Lingkungan c.1. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi, yaitu untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar, untuk membebaskan udara ruangan dari
bakteri-bakteri terutama bakteri patogen dan untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap dalam kelembaban humudity yang optimum.
30
Sudah terbukti bahwa ruangan yang dirancang dengan ventilasi yang baik dengan pembuangan efektif udara
yang terkontaminasi, penurunan konsentrasi droplet nuklei infeksius di dalam ruangan dapat mengurangi risiko infeksi.
1
Menurut Kepmenkes No. 829MenkesSKVII1999, luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal
10 luas lantai. Hasil penelitian Saputra di Kelurahan Jabungan Kecamatan Banyumanik
Semarang tahun 2011 dengan desain cross sectional menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara luas ventilasi rumah dengan kejadian ISPA pada balita
p0,05.
31
Universitas Sumatera Utara
c.2. Kepadatan Hunian Rumah