Sektor Pertanian di Kabupaten Sukoharjo

commit to user 14 menghasilkan hasil-hasil pertanian pengganti impor, 6 pertumbuhan dan pemekaran pertanian sangat erat berhubungan dengan pertumbuhan pasar dalam negeri. Perekonomian agraris yang terus tumbuh dibarengi dengan distribusi pendapatan di sektor pertanian yang adil akan memperbesar permintaan total, mendorong permintaan akan produk-produk industri sehingga membantu proses industrialisasi. Norman, 1994. Kedudukan sektor pertanian dalam tatanan perekonomian nasional, kembali memegang peranan cukup penting pada saat sektor perekonomian lainnya mengalami penurunan akibat krisis ekonomi dan moneter yang terjadi selama beberapa tahun terakhir ini. Kondisi seperti ini memberikan kenyataan bahwa sektor pertanian masih merupakan bagian dari sumberdaya pembangunan yang potensial untuk dijadikan sebagai sektor strategis perencanaan pembangunan nasional maupun perencanaan pembangunan di tingkat regional atau daerah saat ini dan ke depan, melalui program pembangunan jangka pendek, menengah maupun dalam program pembangunan jangka panjang. Anugrah dan Ma’mun, 2003. Pembangunan Pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi penyelamat perekonomian nasional karena justru pertumbuhannya meningkat, sementara sektor lain pertumbuhannya negatif. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia: 1. Potensi sumberdayanya yang besar dan beragam, 2. Pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar, 3. Besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian 4. Sektor pertanian menjadi basis pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Muawin, 2010

3. Sektor Pertanian di Kabupaten Sukoharjo

Menurut Lukito 2010 salah satu permasalahan dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Sukoharjo seperti yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RJPMD tahun 2006-2010 adalah commit to user 15 berkurangnya lahan pertanian ke non pertanian rata-rata setiap tahun selama empat 4 tahun terakhir 57 Ha 0,21. Data mengenai perubahan penggunaan lahan pertanian ke non pertanian adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Data Perubahan Penggunaan Tanah Pertanian Ke Non Pertanian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2005-2009 Ha Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009 Weru Bulu Tawangsari Sukoharjo Nguter Bendosari Polokarto Mojolaban Grogol Baki Gatak Kartosuro 1,74 0,20 2,08 7,85 1,02 3,65 1,90 12,23 10,17 9,66 2,83 28,28 0,23 1,05 7,50 1,14 4,28 2,31 10,90 12,17 8,78 3,21 10,17 0,84 0,51 0,84 3,77 1,08 3,40 1,06 3,90 6,25 3,04 1,92 8,46 0,11 0,09 0,05 0,53 0,29 1,11 0,46 1,12 2,14 2,57 1,74 4,45 0,14 0,17 0,63 0,22 0,33 0,11 0,24 1,10 0,43 1,70 Jumlah 81,61 61,75 35,27 14,66 5,05 Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 Lokasi industri tekstil yang ada di Kabupaten Sukoharjo merupakan peralihan dari lahan sawah beririgasi teknis yang subur menjadi lahan industri. Lokasi industri ini masih menjadi satu dengan lahan pertanian di sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan adanya gejala urban sprawl gejala perembetan kenampakan fisik kekotaan ke arah luar. Gejala urban sprawl yang terjadi di wilayah ini mempunyai tipe leap frog development. Tipe leap frog development merupakan tipe gejala urban yang paling merugikan lingkungan. Hasil pengamatan di lapangan menunjukan bahwa selain industri tekstil, banyak pendirian jenis industri lain di Kabupaten Sukoharjo yang juga merupakan peralihan dari lahan sawah beririgasi teknis yang subur menjadi lahan industri. Perubahan lahan sawah berigasi teknis yang subur menjadi lahan industri ini tidak disertai pembuatan sawah baru sebagai penggantinya, sehingga akan mengurangi luasan lahan sawah beririgasi teknis yang subur. Kondisi ini sangat bertentangan dengan kepentingan commit to user 16 pembangunan bidang pertanian, yang merupakan salah satu bidang prioritas pembangunan di Kabupaten Sukoharjo. Berkurangnya luasan lahan sawah beririgasi teknis yang subur, dapat berpengaruh pada penurunan produksi beras yang merupakan kebutuhan pokok banyak orang. Sehingga dikhawatirkan akan mengancam program ketahanan pangan. Selain itu, berkurangnya luasan lahan sawah beririgasi teknis yang subur juga dapat berdampak pada masalah lapangan kerja, mengingat bidang pertanian masih merupakan mata pencaharian sebagian besar penduduk di Kabupaten Sukoharjo Sutanta, 2010

4. Tenaga Kerja