TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik dan Morfologi Cabai Merah

II. TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik dan Morfologi Cabai Merah

Cabai merah Capsicum annuum L. termasuk dalam keluarga terong-terongan atau solanaceae Crockett, 1972 yang berasal dari daerah tropika dan subtropika benua Amerika Suherman, 2003 tepatnya Amerika Selatan dan Amerika Tengah termasuk Mexico Wiryatna, 2005 dan Mexico dipercaya sebagai pusat asal penyebaran cabai merah yang masuk ke Indonesia pada abad ke – 16 oleh penjelajah Portugis dan Spanyol Poulos, 1994. Tanaman ini juga tersebar di daerah-daerah tropika lainnya Sastrapraja, dkk, 1977. Terdapat 5 lima species domestik dari genus Capsicum yaitu Capsicumm annuum, Capsicum frutescencens, Capsicum baccatum, Capsicum pubescens , dan Capsicum chinensis , dan sekitar 25 species liar. Poulos, 1994. Dari kelima species tersebut C. annuum cabai besar, keriting, paprika dan C. frutescens cabai rawit adalah merupakan species yang paling popular dan memiliki prospek ekonomi yang tinggi Tarigan dan Wiryatna, 2004. Cabai besar C. annuum atau lombok besar memiliki banyak varitas yang beberapa diantaranya dikenal di Indonesia antara lain cabai merah var. longum, cabai bulat var. grossum, cabai hijau var. annuum Setiadi, 2005. Beberapa varitas komersil yang banyak di budidayakan di Indonesia adalah : CTH -01 hibrida, Papiraus Hibrida, Arimbi -513 hibrida, Nenggala Hibrida, Tit Super Cabai Besar, Gada F1 Cabai besar hibrida, Prabu F1 Cabai Besar hibrida, Taro F1 Keriting hibridadll. Wiryatna, 2005 Walaupun varitas cabai besar cukup banyak, tetapi ciri umumnya seragam seperti batangnya tegak mencapai ketinggian 50 – 90 cm Setiadi, 2005 bahkan dapat Universitas Sumatera Utara mencapai 120 cm Tarigan dan Wiryatna, 2004. Posisi bunga menggantung dengan warna mahkota putih dengan 5 – 6 helai daun mahkota dengan panjang 1 – 1,5 cm dan lebar sekitar 0,5 cm. panjang tangkai bunganya 1 – 2 cm Setiadi, 2005. Bunga tersebut terdapat pada ruas daun dengan jumlah yang bervariasi antara 1 – 8 bunga tiap ruas, dimana species C. annuum mempunyai satu bunga tiap ruas Shantika, 2004, sehingga potensi tanaman cabai dalam menghasilkan bunga sejumlah 500 buah, namun sampai saat ini dengan perawatan yang tepat hanya mampu menghasilkan buah sebanyak lebih kurang 263 buah Setiadi, 2005 Faktor yang mempengaruhi gugur bunga dan buah Dibawah kondisi cekaman lingkungan atau pengaruh kerusakan oleh hama penyakit, kerusakan daun atau tunas dapat meningkatkan produksi ethylen, suatu pengatur pertumbuhan yang dapat mereduksi laju produksi auxin dari organ, mengurangi laju transport auxin ke pedicle atau petiole dan mempercepat pembentukan lapisan absisi Koesriharti dkk. 1999, inilah yang menyebabkan terjadinya pengguguran organ tanaman. Banyak faktor yang telah diidentifikasi mempengaruhi pengguguran bunga dan buah tanaman cabai seperti kegagalan pembuahan, suhu yang tinggi Doorenbos dan Kassam, 1979 dalam Koesriharti, M. 1999 a yang diikuti dengan penaungan Aloni, et. al ., 1991. Kekurangan air pada setiap periode pertumbuhan tanaman terutama pada saat pembentukan bunga dan buah Doorenbos dan Kassam 1979 dalam Koesriharti, dkk. 1999 a ; 1989, Koesriharti, 1999 b keseimbangan hormon Wien et. al., 1989, Tamas et. al ., 1979 konsentrasi dan alokasi assimilate Aloni, et. al. 1999. intensitas cahaya Universitas Sumatera Utara yang rendah Marcells, et. al. 2004 adalah merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gugurnya bunga dan buah. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa jika kekuatan source pensuplay assimilat meningkat, laju aborsi bunga juga meningkat secara linier, sementara kekuatan source menurun dengan adanya penaungan, kerapatan tanaman yang tinggi dan pemangkasan. Pengguguran bunga dan buah tidak hanya depengaruhi oleh kekuatan source, tapi juga oleh kekuatan sink dimana variasi pengguguran bunga dan buah paprika berhubungan dengan kekuatan source dan sink tanaman Marcells, et. al. 2004 Walaupun teory tentang hormon dan assimilat terlihat seperti dua teory yang bertentangan mengenai penjelasan gugur bunga dan buah, hal ini bisa jadi akibat perobahan ketersediaan assimilat adalah penyebab perobahan keseimbangan hormonal yang membawa kepada pengguguran. Marcells, et. al. 2004, hal ini dapat dijelaskan oleh Wien et. al. 1989 yang mengatakan bahwa penaungan telah terbukti menurunkan kadar gula pada kuncup bunga cabai sementara ethilen berkorelasi negatif dengan kandungan gula pada tunas. Pengaruh GA 3 terhadap pembungaan, pertumbuhan dan hasil cabai merah Gibberelin adalah sekelompok senyawa asam tetracyclic diterpenoid dengan struktur dasar berupa ent-gibberellane dengan 20 atau 19 atom C Sponsel, 1995 yang sebenarnya telah ditemukan di Jepang sekitar tahun 1920-an Heddy, 1986 sebelum tahun penemuan auxin tahun 1927 yaitu senyawa yang menghasilkan pertumbuhan longitudinal dari batang yang berlebihan. Namun karena penyelidikan Universitas Sumatera Utara awal terhadap zat ini berlangsung di Jepang sehingga informasi tersebut tidak sampai kedunia barat hingga setelah perang dunia kedua, dan pada tahun 1961 Groos dkk telah merekonstruksi struktur asam gibberellat GA. 3 Terdapat lebih kurang 90 jenis Gibberelin yang ditemukan pada tanaman meskipun hanya 2 dua jenis yang di produksi secara ekonomis dan tersedia dipasar yaitu GA 3 dan campuran antara GA 4 dan GA 7 Gianfaga, 1995 Salah satu efek yang paling nyata dari Gibberelin adalah modifikasi pertumbuhan tanaman, namun efeknya bermacam-macam dan berlainan dari oragan ke oragan dan dari tanaman ke tanaman. Proses modifikasi itu dapat melalui pola pembelahan sel yang berubah yang mengakibatkan terbentuknya organ –organ lain, atau melalui perobahan dalam enzim yang dihasilkan sehingga tanaman tertentu menjadi berbunga dengan mengubah organ vegetatif menjadi organ floral, juga terhadap pengeluaran bunga dan perobahan jenis kelamin bunga. Meskipun umumnya Gibberelin tidak berhubungan dengan pertumbuhan meristem apical namun pada keadaan lingkungan tertentu yang menyebabkan dormansinya tunas apical, dapat dibalik dengan pemberian Gibberelin. Peranan Gibberelin yang dominan adalah pada perobahan meristem subapical yang dapat menyebabkan tanaman roset menjadi normal. Peranan lain pada peristiwa bolting lompatan perobahan dari vase vegetatif ke vase pengeluaran bunga, juga bunga yang tidak difertilisasi pada beberapa tanaman dapat dibuat untuk menghasilkan buah tapi tidak berbiji partnokarpi dengan pemberian Gibberelin, sementara perannya pada pemuluran batang adalah kecil. Cleland, 1992. Wattimena, 1988 mengatakan Gibberelin dapat memperbesar luas daun, besar bunga dan buah, mengganti suhu dingi yang dibutuhkan untuk pembungaan, Universitas Sumatera Utara pembelahan dan pembesaran sel pada tanaman utuh, meskipun auksin lebih efektif bagi pembelahan dan perbesaran sel pada potongan-potongan organ seperti stek. Pengaruh pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah Pemberian pupuk melalui tanah dengan frekwensi yang sangat jarang sekaligus, dua atau tiga kali sepanjang siklus pertumbuhan membutuhkan jumlah pupuk yang sangat banyak karena adanya pencucian. Rosliani dkk 2001 melaporkan bahwa dari pupuk N yang diberikan kedalam tanah, hanya 30 -50 yang diserap tanaman, sedangkan pupuk P dan K lebih rendah lagi hanya sebesar 15 – 20 , selebihnya menjadi residu dalam larutan tanah dan tercuci. Rata-rata bobot buah cabai meningkat sejalan dengan peningkatan pemberian pupuk dan maksimum pada tingkat 166 kgha N, P 2 O 5 , K 2 O, pada tanah sandy loam, dan pada 203 kgha pada tanah loamy sand karena kapasitas tukar kation loamy sand lebih rendah dari pada sandy loam. Neary, et. al. 1995. Sementara Bracy, Edling, and Moser 1995 melaporkan bahwa tingkat pemberianpupuk memberikan pengaruh yang linier terhadap hasil pada saat awal panen dan total panen pada daerah beriklim Lembab Suplay nutrisi dan pertumbuhan volume akar secara nyata meningkatkan partisi assimilat ke buah. Pemberian hara yang rendah 3- 0.5- 1,25 mM NPK pada wadah yang kecil 9 dm 3 mempercepat pembungaan dan mempersingkat siklus pembungaan sehingga mempercepat pembentukan dan pematangan buah, sementara peningkatan suplay nutrisi sampai pada kondisi menengah 6 – 1 – 2.5 mM NPK mengurangi secara nyata penghambatan penyebaran akar juga total buah dan hasil akibat tekanan volume wadah yang kecil Xu,G. and U. Kafkafi, 2006 Universitas Sumatera Utara Pemberian pupuk dalam bentuk larutan pupuk untuk tanaman cabai merah pada media pasir dengan interpal yang pemberian yang lebih rapat 3 hari sekali memberikan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan pemberian yang lebih jarang 6 hari sekali Sumarni, dan Rini, 2001 Pengaruh media tumbuh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah pada sistim hidroponik irigasi tetes Greenhouse adalah struktur bangunan dengan lingkungan yang tertutup oleh bahan transparan tembus cahaya dengan memenfaatkan radiasi surya untuk pertumbuhan tanaman. Tujuan penanaman dalam greenhouse adalah untuk melindungi tanaman dari kondisi alam seperti sinar matahari, suhu udara, kelembaban, angin hujan salju dan lain-lain yang sifatnya tidak menguntungkan dan karenanya penutup greenhouse awalnya terdiri dari kaca. Di Indonesia kondisi lingkungan lebih seseai bagi pertumbuhan tanaman cabi bila dibandingkan dengan di daerah sub-tropis sehingga tujuan utama penggunaan greenhouse adalah untuk melindungi tanaman dari terpaan air hujan, dan serangan hama penyakit pada tanaman yang diusahakan dengan sistim hidroponik. Pada umumnya penanaman sistim ini diusahakan pada jenis tanaman dengan potensi ekonomi penting sehingga memenuhi kualitas eksport Widyastuti, 1996 Saat ini bahan untuk atap green house tidak hanya terpaku pada kaca saja. Salah satu pertimbanganya adalah untuk menyesuaikan kebutuhan tanaman terhadap iklim terutama sinar matahari. Bahan –bahan yang sering digunakan sebagai atap dan dinding antara lain kaca, plastic, paranet, asbes dan seng. Greenhouse dengan penutup plastic saat ini lebih banyak ditemukan di Indonesia. Dilihat dari kondisi iklim dan tujuannya, pemakaian penutup dari bahan plastic cenderung lebih cocok untuk diterapkan terutama untuk komoditi eksport Widyastuti, 1996. Universitas Sumatera Utara Beberapa keunggulan budidaya sistem hidroponik antara lain adalah: 1 kepadatan tanaman per satuan luas dapat dilipatgandakan sehingga menghemat penggunaan lahan; 2 mutu produk bentuk, ukuran, rasa, warna, kebersihanhigiene dapat dijamin karena kebutuhan nutrient tanaman dipasok secara terkendali di dalam rumah kaca; 3 tidak tergantung musimwaktu tanam dan panen dapat diatur sesuai dengan kebutuhan pasar. Wardi, dkk. 2006 Terdapat 6 enam tipe dasar dari sistim hidroponik yaitu: Wick system, Water Culture System, Ebb dan Flow system, Drip System, NFT Nutrien Film Technique dan Aeroponik. Pada sistim yang recovery, penggunaan pupuk dan air lebih efisien karena larutan yang mengalir keluar wadah akan digunakan kembali sementara pada sistem yang non-recovery tidak demikian. Jenis hidroponik dapat dibedakan dari media yang digunakan untuk tempat berdiri tegaknya tanaman. Media tersebut biasanya bebas dari unsur hara steril, sementara itu pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dialirkan ke dalam media tersebut melalui pipa atau disiramkan secara manual. Media tanam tersebut dapat berupa kerikil, pasir, gabus, arang, zeolit, atau tanpa media agregat hanya air. Wardi, dkk. 2006 Drip irigation irigasi tetes dewasa ini sangat banyak digunakan karena dianggap lebih efektif dalam menghemat air dan pupuk. Dalam sistem ini air diberikan tetes demi tetes sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga kecil sekali air yang terbuang. Walaupun peralatan untuk sistim ini agak rumit dan mahal, tetapi hasil yang diperoleh dan manfaatnya jauh lebih besar serta dapat dipakai berulang kali Prihmantoro, dan Indriani. 2002 Media tanam yang baik adalah yang dapat mendukung pertumbuhan dan kehidupan tanaman yaitu yang memenuhi beberapa persyaratan antara lain: dapat Universitas Sumatera Utara menjadi tempat berpijak tanaman; mampu untuk mengikat air dan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, mempunyai drainase dan aerasi yang baik, dapat mempertahankan kelembaban daerah akar, tidak menjadi sumber penyakit, tidak mudah lapuk dan mudah didapat dan harganya relatif murah.S, Dina Agus. 1994 Perbedaan medium pertumbuhan tanaman cabai yang ditanam dalam greenhouse mempengaruhi terhadap total hara daun seperti yang dilaporkan oleh Padem, Alan 2006 bahwa kandungan NPKCa dan Mg daun secara nyata meningkat karena media tumbuh, dimana medium peat memberikan hasil tertinggi bila dibandingkan dengan tanah, perlite, pasir dan pumice. Universitas Sumatera Utara

III. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian