Pengaruh Interaksi Media tumbuh dan Dosis Pemupukan NPK Terhadap

gibberellin G0 menjadi 10,34 pada perlakuan penyemprotan dengan gibberellin pada tingkat 150 ppm, yang berarti terjadi penurunan jumlah buah gugur sebesar 21,53 bila dibandingkan dengan tanpa perlakuan gibberellin. Hal ini sejalan dengan penelitian Haryantini, B.A. dan Muji Santoso 2001 yang mengatakan bahwa Perlakuan GA 3 yang diberikan pada tanaman cabai merah dapat menurunkan tingkat kerontokkan bunga hingga 16 dan menurunkan tingkat kerontokan buah hingga 5 dibandingkan tanpa penyemprotan GA 3 . Akibat peningkatan jumlah bunga yang terbentuk dan penurunan jumlah bunga dan buah yang gugur maka jumlah buah yang dapat dipanen menjadi meningkat lebih banyak terbukti pada penelititian ini jumlah buah panen pada perlakuan tanpa penyemprotan gibberellin G0 menghasilkan buah yang dapat dipanen sebesar 18,15 buah pertanaman meningkat menjadi 32,96 buah pertanaman pada perlakuan penyemprotan dengan gibberellin pada tingkat 150 ppm G3. Ini berarti terjadi peningkatan jumlah buah sebesar 81 bila adibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian gibberellin G0 Peningkatan jumlah dan bobot buah panen akibat perlakuan konsentrasi gibberellin pada penelitian ini sejalan dengan pendapat

4.2.4. Pengaruh Interaksi Media tumbuh dan Dosis Pemupukan NPK Terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Merah Interaksi antara perlakuan media tanam dan dosis pemupukan NPK menunjukkan pengaruh yang nyata pada hampir semua peubah kecuali jumlah bunga terbentuk, jumlah dan bobot buah panen. Pada peubah bobot kering umur 20 HST hanya sampai pada taraf alpha 5 sedangkan pada umur selanjutnya berpengaruh nyata sampai taraf alpha 1. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat awal pertumbuhan kebutuhan tanaman akan hara masih sangat kecil dan dapat dipenuhi oleh suplay pupuk yang diberikan Universitas Sumatera Utara sehingga pengaruh media sebagai pengikat dan penyimpan hara belum menunjukkan pengaruh terhadap laju serapan hara. Namun pada periode pertumbuhan berikutnya yaitu pada umur 40 dan 60 HST pengaruh media terhadap laju serapan hara menjadi lebih menonjol terbukti dengan pengaruhnya yang sangat nyata pada pertambahan bobot kering tanaman. Dari penelitian ini diperoleh hasil tertinggi pada perlakuan M 3 P 3 umur 40 HST dan M 1 P 3 umur 60 HST dan terendah pada perlakuan M 2 P 1 umur 40 dan 60 HST, yang menunjukkan bahwa peningkatan dosis pemupukan berhubungan secara linier positif terhadap bobot kering tanaman pada ketiga media yang dicobakan meskipun dari kemiringan kurva dapat dilihat bahwa peningkatan pengaruh pemupukan terhadap bobot kering lebih besar pada media pasir kali M 1 disusul oleh perlakuan media campuran, sementara media serbuk sabut kelapa cenderung kurang mendukung dalam meningkatkan serapan pupuk oleh tanaman. Pola yang sama diperolah pada peubah luas daun total dan laju pertumbuhan relatif hanya saja pada peubah luas daun total, perlakuan media pasir kali M1 memperlihatkan peningkatan luas daun dengan semakin tingginya dosis pemupukan namun mempunyai kecenderungan untuk menurun meskipun masih berpola linier positif. Demikian juga pada laju pertumbuhan relatif dan Laju Asimilasi bersih bahkan sudah membentuk hubungan yang kuadratik Hubungan antara jenis media dan dosis pemupukan diduga terutama berhubungan erat dengan kemampuan media dalam mengikat air, udara dan unsur hara sehingga media yang mampu menyediakan air dan udara yang seimbang akan memaksimalkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara. Media pasir bersifat tidak kuat dalam memegang air dan nilai KTKnya sangat rendah bahkan tidak ada, sementara media serbuk sabut kelapa memiliki KTK yang sangat tinggi 84, 26 Universitas Sumatera Utara me100g namun memiliki porositas yang tinggi. Dengan sifat yang demikian seharusnya media campuran antara pasir kali dan serbuk sabut kelapa merupakan media yang paling baik dalam mendukung kemampuan tanah dalam menyerap unsur hara. Namun pada penelitian ini secara umum perlakuan media pasir kali masih lebih unggul dari pada media campuran meski tidak terlalu jauh perbedaannya. Hal ini disebabkan serbuk sabut kelapa yang digunakan masih banyak mengandung serat kasar sehingga menyebabkan sifat baik serbuk sabut kelapa tidak optimal. Pada peubah produksi dalam hal ini Jumlah bunga gugur dan jumlah buah gugur, interaksi media dan dosis pupuk menunjukkan pengaruh yang sangat nyata bahkan berpola kuadratik dimana pengaruh peningkatan dosis pupuk pada media campuran pasir kali dan serbuk sabut kelapa M 3 menghasilkan jumlah bunga gugur terkecil. Perlakuan M2 mempunyai pola yang hampir sama dengan M3. Pola yang sangat berbeda terjadi pada perlakuan media pasir kali dimana peningkatan dosis pemupukan sampai 0,4 gtanhr P2 menurunkan jumlah bunga gugur, namun meningkat sejalan dengan peningkatan dosis pupuk pada 0,6 gtanhr P3. Rendahnya jumlah bunga dan buah gugur pada perlakuan media campuran antara serbuk sabut kelapa dengan pasir kali merupakan akibat dari media yang mampu penyediaan air, udara dan unsur hara yang seimbang sejalan dengan pendapat Doorenboos dan Kassam, 1979 dalam Koesriharti, M. 1999 b yang mengatakan bahwa Kekurangan air pada periode pertumbuhan akan mempengaruhi hasil, terutama kekurangan air pada saat pembungaan dan pembentukan buah, tambahan pula Yoon et al., 1989 dalam Koesriharti, M. 1999 a .mengatakan keadaan tersebut dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menyebabkan gugurnya bunga dan buah. Yoon et al., 1989 dalam Koesriharti, M. 1999 a . Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Media tanam tanaman cabai yang paling baik adalah media pasir kali, karena mampu meningkatkan jumlah bunga, jumlah buah panen dan bobot buah pertanaman dibanding media tanam serbuk serabut kelapa dan media campuran. b. Dosis pupuk NPK yang paling baik dalam meningkatkan jumlah produksi tanaman cabai adalah 0.6 g NPKtanamanhari. Hal ini juga dibuktikan karena dosis pupuk 0.6 g NPKtanamanhari mampu mengurangi jumlah bunga gugur dan jumlah buah gugur. c. Penyemprotan hormon gibberellin sampai konsentrasi 150 ppm dapat meningkatkan pembentukan jumlah bunga, mengurangi gugur bunga dan buah yang pada akhirnya mampu meningkatkan jumlah produksi tanaman cabai. d. Interaksi perlakuan media tanam pasir kali dan dosis pupuk 0.6 g NPKtanaman memberikan bobot buah pertanaman yang paling besar yaitu 25.47 g. e. Interaksi tiga faktor perlakuan media tanam, dosis pupuk dan Gibberellin nyata hanya pada peubah Luas Daun Total pengamatan kedua, dan jumlah bunga gugur. Luas daun ternesar akibat interaksi ketiga faktor ini terjadi pada level M3P3G1 yaitu media tanam campuran serbuk serabut kelapa pada dosis pupuk 0.6 g NPKtanamanhari dan konsentrasi Gibberellin 50 ppm. Universitas Sumatera Utara