Keistimewaan Haiku Sejarah Perkembangan Haiku Menuju Go International Go International Ni Yuku Haiku No Hatten No Rekishi

kata – kata yang berhubungan dengan alam dalam mencitrakan keadaan yang dialami, maka hal ini menjadi suatu kebiasaan untuk menghasilkan syair – syair menurut keadaan musim – musim yang ada di Jepang. Tema alam yang paling umum digunakan dalam haiku yaitu berupa pergantian musim, dimana di Jepang terdapat empat musim. Masing – masing musim ini memiliki keindahan yang berbeda yang dapat dituangkan dalam puisi, salah satunya seperti mekar dan gugurnya bunga sakura dan lain sebagainya. Mulai sejak zaman dahulu, kata – kata khusus dan ungkapan – ungkapan harus mengandung makna – makna tentang empat musim tersebut. Sekarang ini masyarakat Jepang menyebut kata – kata dan ungkapan penggunaan tema empat musim ini disebut juga dengan Kigo. Karenanya makna haiku terkadang diidentikkan dengan puisi yang memerlukan kemampuan penyair dalam memahami alam.

2.2. Keistimewaan Haiku

Haiku sebagai sebuah puisi memiliki pengaruh besar dalam kesusastraan Jepang dan internasional. Selain sebagai sebuah warisan budaya yang bernilai tinggi, juga memiliki keistimewaan tersendiri yang membuatnya digemari banyak penyair dari Jepang maupun non Jepang. Keistimewaan tersebut antara lain sebagai berikut : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1. Merupakan Salah Satu Puisi yang Memiliki Keringkasan dalam Penggunaan Kata – Kata.

Haiku merupakan salah satu puisi tersingkat di dunia dengan 17 suku kata dengan pola 5 – 7 -5 dalam tiga baris. Hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi para penyair dalam menulis haiku. Bagaimana menuangkan ekspresi hanya dalam tiga baris. Keringkasan haiku membuat para penyair harus lebih megadakan pendekatan yang lebih disiplin dalam berbahasa dari pada jenis puisi lain. Keringkasan dengan kata lain membuang sesuatu yang tidak perlu membuat haiku memiliki beberapa keuntungan yang tidak dapat selalu ditemukan di jenis puisi yang lain. Keringkasan mengharuskan seorang penyair membuang tata bahasa yang tidak diinginkan dan kata sambung. Kekurangan dalam penggunaan kata sambung membuat objek yang digambarkan dalam haiku menyatu dengan yang lainnya seperti makna, rasa, dan lain – lain. Pada awalnya haiku adalah renga yang memiliki pola 5 – 7 – 5 – 7 – 7 yang popular pada abad ke 17, renga popular di masyarakat dan banyak diperlombakan pada masa itu. Tapi seiring perkembangan zaman, orang – orang mulai merasa jenuh menulis saja yang panjang dan penuh dengan peraturan. Selain itu haikai no rengayang merupakan variasi dari renga mulai berkembang dan popular di masyarakat, pada awalnya haikai no renga, cara penulisannya mengikuti peraturan yang sudah pakem, tetapi kemudian banyak penyair tertarik untuk menulis hanya sajak pembuka pada renga yang berjumlah tiga baris, tiga baris tersebut disebut dengan hokku, yang pada saat ini kita kenal sebagai haiku, situasi seperti ini disebabkan karena para penyair pantun lebih mudah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menuangkan gagasan dalam tiga baris hokku yang singkat, daripada menulis puisi panjang sesuai dengan peraturan pada masa itu. Dan keadaan ini berlanjut terus sampai pada saat ini dimana haiku telah terkenal di seluruh dunia. 2. Memiliki Kigo yang Merupakan Kata Penanda Musim, Juga Mampu Melukiskan Keindahan Alam, dan Sebagai Analogi dari Imajinasi dan Emosi Penyair Terhadap Suatu Keadaan atau Situasi yang Digambarkan dalam Setiap Baris Haiku. Kigo adalah sebuah kata atau frase yang diasosiasikan dengan musim – musim yang digunakan pada haiku – haiku Jepang. Kigo sering digunakan di dalam haiku, untuk mengindikasikan musim di dalam bait. Kigo sangat berharga dalam mengungkapkan ekspresi pada haiku. Pemakaian kigo dalam haiku Jepang merupakan hal yang sangat penting semenjak pertengahan abad ke – 8. Di dalam buku man’yoshu, terdapat beberapa haiku yang memiliki kigo, lalu di dalam Kokinshu _ _ _ _ _ _ _ _ Pada zaman Heian, renga berkembang dan setelah memasuki abad ke 13, dalam penulisan renga telah ditetapkan peraturan yang mengharuskan di dalam renga harus terdapat kigo. Hal ini terus berlanjut sampai pada zaman populernya hokku, dimana dalam menulis hokku juga harus terdapat kigo. , lebih banyak terdapat haiku yang memiliki kigo. Salah satu variasi dari renga yaitu haikai no rengadiperkenalkan pada akhir abad 15. Haikai adalah puisi yang isinya lebih ringan dan penuh humor dengan Matsuo Basho dan penyair lain mempopulerkannya. Pada awal abad 20, Masaoka UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Shiki memisahkan hokku dari rantai haikai dan memberikana nama haiku pada puisi yang sebelumnya tidak memiliki nama tersebut yang memuat kigo sebagai unsur intern di dalamnya. Ketika berbicara tentang musim, merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menggunakan elemen dari alam untuk membuat suatu gambaran yang dapat mengungkapkan ekspresi dan ide. Cara seperti itu adalah cara khas dalam menggunakan kigo ketika menulis haiku. Kigo merupakan kata – kata yang menunjuk kepada musim. Di Jepang terdapat empat musim, yaitu musim semi, gugur, panas, dan dingin. Semua musim tersebut meemiliki kigo masing – masing yang terdapat di dalam haiku. Kigo di dalam haiku selain memiliki fungsi sebagai penunjuk waktu kapan haiku ditulis, juga mampu melukiskan keindahan alam melalui setiap kata – katanya. Setiap musim memiliki arti tersendiri bagi masyarakat Jepang, sehingga kigo pun disesuaikan dengan keadaan itu. Ada kigo yang merupakan kejadian alami yang muncul pada musim – musim tertentu, misalnya : Kawazu yang berarti katak yang menunjukkan musim semi, saat musim semi merupakan saat dimana katak-katak muncul ke sawah, dan ada kigo yang merupakan kebudayaan yang dilakukan masyarakat Jepang pada musim – musim tertentu, misalnya : Shigure yang berarti mandi hujan, shigure adalah suatu budaya mandi hujan saat akhir musim gugur atau awal musim dingin. Jadi Shigure juga adalah kigo yang menandakan musim dingin.Para penyair haiku kerap memasukkan kigo untuk menunjukkan ekspresinya. Dengan kata lain, kigo menjadi analogi dan symbol dari ekspresi sang penyair dalam haikunya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Di bawah ini terdapat makna dari masing – masing musim bagi masyarakat Jepang beserta contoh kigo dan contoh haiku yang memiliki kigo yang dikutip dari http:www.wikipedia.org sebagai berikut : Musim dingin : Musim dingin diumpakan dengan kesedihan, hubungan yang renggang, kesepian, kemuraman, dingin, suasana tahun baru dan ketenangan. Contoh kigo : ochiba, fuyu, yuki, samusa, yukimi, fugujiru dan lain– lain. Fuyu no hi ya Matahari musim dingin Bajou ni kouru Di punggung kuda Kageboshi Bayanganku membeku Musim panas : musm panas diumpamakan dengan kegembiraan hidup, kehangatan, cinta, kemarahan, dan nafsu. Contoh kigo : natsu, satsuki, atsushi, semi, hototogisu, tsuyu, dan lain – lain. Shizukasa ya Didalamketenangan Iwa ni shimi iru Suarajangkrik Semi no koe Menembus bebatuan Musim gugur : musim gugur diumpamakan dengan kehilangan, rasa curiga, penyesalan, kehilangan, dan sebuah akhir. Hal – hal ini ditunjukkan oleh kata – kata yang menggambarkan sesuatu yang bersifat misteri. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Contoh kigo : aki, hazuki, taifu, kaminari, amanogawa, tsuki, mushi, nashi, momiji, kakashi, akimatsuri, dan lain – lain. Tsuki zo shirube Bulan akan membimbingmu Konata e irase Jalan ini pengembara, datanglah Tabi no yado Ke dalam penginapan disini Musim semi : musim semi diumpamakan dengan jiwa muda, jiwa yang murni, harapan baru, dan semangat yang meluap – luap. Contoh kigo : haru, kisaragi, atatakashi, kasumi, ume, uguisu, sakura, hanamatsuri, kawazu, hibari, hinamatsuri, dan lain – lain. Furuike ya Kolam tua Kawazu tobikomu Katak melompat Mizu no oto Suara air Buku yang paling popular yang berisikan daftar – daftar kigo adalah buku bernama “ Saijiki “, yang dibagi atas empat volume, disesuaikan dengan empat musim. Pada setiap musim, kita dapat menemukan berbagai kategori seperti bumi, langit, binatang, tumbuhan dan kemanusiaan. Setiap kategori terdiri dari daftar kigo yang berkaian dengan subjek tersebut. Saijiki adalah salah satu tipe buku yang membuat penulis dapat menemukan penjelasan mengenai kigo beserta dengan kata – kata yang berkaitan yang dapat digunakan. Buku ini juga memuat contoh haiku yang terdapat kigo. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kigo adalah cara yang efektif untuk menyampaikan ide, pikiran, dan emosi kepada para pembaca. Ketika menulis haiku, sangat direkomendasikan untuk memasukkan kigo untuk mendapatkan efek yang terbaik bagi penyair dan pembacanya. 3. Terdapat Pengaruh dan Konsep Zen yang Membentuk Haiku Menjadi Puisi yang Indah Juga Menjadi Pencerahan Hidup dan Pedoman Untuk Melihat Dunia. Zen merupakan salah satu dari ajaran Budhisme yang berasal dari India, yang menyebar melalui Cina dan Korea. Terdapat beberapa pendapat yang bertentangan apakah Zen itu termasuk agama atau filsafat. Hal ini dikarenakan Zen telah terlebih dahulu bercampur dengan kebudayaan China. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa Zen merupakan filosofi bukan sebuah agama. Karena percampuran yang terjadi pada saat Zen memasuki wilayah Cina terutama di Cina bagian selatan. Di dalam Zen, tidak dikenal adanya simbol, dewa, hari – hari besar, ritual keagamaan, dan kitab khusus, pemikiran Zen selalu diajarkan turun – temurun dari seorang ahli Zen kepada murid – muridnya. Apapun ajaran yang terdapat dalam Zen, ajaran tersebut keluar dari pemikiran seseorang. Dalam arti setiap orang mengajari dirinya sendiri, karena kebutuhan setiap orang itu berbeda dan hanya masing – masing pribadi yang mengetahuinya. Selain itu jika menyangkut apa yang ada di dalam Zen, Suzuki 1934 : 6 menyatakan bahwa pengalaman pribadi adalah segalanya di dalam Zen. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pengalaman merupakan hal yang paling mendasar dalam Zen, pengalaman merupakan jawaban dari segala teka – teki kehidupan. Seperti halnya dalam menjalankan hidup. Seseorang akan paham dengan kehidupan apabila ia telah menjalaninya, dan selama menjalani kehidupan tersebut akan begitu banyak pembelajaran yang didapat. Apabila membahas mengenai hubungan antara haiku dan Zen, maka hal tersebut merupakan hal yang tak dapat dipisahkan. Pada dasarnya haiku dan Zen menekankan pada satu hal atau dapat dikatakan sebagai persamaan, yaitu haiku dan Zen merupakan bagian dari suatu pengalaman. Dalam haiku dan Zen, pengalaman adalah pelajaran yang paling berharga, agar kita dapat mengambil hikmah daripadanya sehingga tidak melakukan hal yang salah dan mengambil intisari terbaik agar dapat melihat hidup lebih baik lagi. Di dalam haiku, terdapat beberapa konsep Zen, seperti : - Satori, adalah sebuah pengalaman akan pencerahan, - Mu – shin, adalah mengurangi atau membatasi segala ego, - Jiyu, adalah kebebasan, - Shokokyaka, adalah melihat ke yang peling dasar yang merupakan sumber dari dirimu sendiri. Apabila Zen dikaitkan dengan dunia seni, terdapat 5 konsep Zen dari seni Zen yang biasa digunakan untuk menggambarkan kualitas dari kesusasteraan Jepang : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Wabi, adalah prinsiip moral yang mengajarkan untuk menikmati kehidupan yang tenang tanpa harus mengkhawatirkan kehidupan duniawi, - Sabi, adalah ketenangan, dan keindahan dari kesunyian. - Mono no aware adalah apresiasi terhadap keindahan yang berlansung sesaat pada alam, kehidupan manusia, dan sebuah hasil karya seni. Dan biasanya ditunjukkan dengan rasa terharu luar biasa, bahkan sampai menangis. - Yugen adalah konsep yang menunjuk kepada keindahan dan kedalaman dari suatu misteri, dan sering dikombinasikan dengan hal – hal lain seperti keanggunan, kemurnian, kegelapan, ketenangan, dan lain – lain. - Makoto secara sederhana dapat diartikan sebagai keikhlasan seperti sifat yang bersemangat, dan reaksi emosional yang terjadi secara spontan. Hal – hal diatas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya nilai Zen dalam sebuah haiku. Keberadaan konsep Zen dalam haiku selain mampu membuat haiku menjadi lebih indah, juga mampu membuat para pembacanya mendapatkan pencerahan hidup dan cara untuk memandang dunia lebih luas. 4. Penggunaan Diksi Pilihan Kata yang Sederhana Sehingga Ekspresi dan Imajinasi dari Penyair Lebih Mudah Disampaikan. Menurut Wikipedia, diksi dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “ diksi ” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata - seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi Segala pembicaraan bahasa dan unsur-unsurnya dalam penulisan haiku hakikatnya terkait dengan diksi. Diksi sebagai satu unsur yang ikut membangun keberadaan haiku berarti pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan yang bergejolak dan menggejala dalam dirinya. Peranan diksi di dalam penulisan haiku memiliki arti penting karena kata-kata adalah segala-galanya dalam haiku. kata-kata tidak sekadar berperan sebagai sarana yang menghubugkan pembaca dengan gagasan penyair. Dalam haiku kata-kata sekaligus sebagai pendukung dan penghubung pembaca dengan dunia intuisi penyair. berarti pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan Dapat dikemukakan bahwa diksi merupakan esensi penulisan haiku. Pilihan kata yang tepat dan cermat dapat mengukuhkan pengalaman penyair di dalam haiku yang ditulisnya. Pilihan kata yang tepat dan cermat memungkinkan kata- kata tidak sekedar merekat dan menempel satu sama lain, tetapi kata-kata itu dinamis dan bergerak serta memberikan kesan yang hidup. Kata-kata seperti itu tidak sekadar menjadi penanda, tetapi sekaligus menjadi dunia puitik itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menulis haiku siapapun tidak boleh meremehkan atau mengabaikan unsur diksi ini. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Meskipun diksi dalam penulisan puisi memiliki arti penting, Sanusi Pane pernah mengingatkan bahwa kata-kata yang dipilih dalam penulisan puisi tak serta merta menggunakan kata-kata indah semata, kata-kata yang pelik hanya mengejar estetika kata-kata yang rumit hanya mengejar keindahan menurut versi penyair dan menjadi asing di mata pembaca, penyair disarankan untuk membuang segala kata yang cuma mempermainkan mata, hanya dibaca sepintas lalu karena kata- kata itu tidak keluar dari sukma jiwa, batin, pikiran dan perasaan penyair. Dalam penulisan haiku, diksi dan gaya bahasa yang digunakan cenderung kepada pemilihan yang sederhana dalam berbagai aspek. Pada haiku jarang ditemukan kata – kata yang tingkat pemahamannya sulit, kata – kata yang sederhana dan umum dalam kehidupan sehari - hari lebih sering kita jumpai, seperti pada haiku yang berjudul “ Furuike ”, yang menggunakan kata – kata seperti “ Kawazu “ yang berarti “ katak “, “ Furuike “ yang berarti “ kolam tua “, dan “ Tobikomu “, yang berarti “ melompat “. Kata – kata seperti ini sangat lazim ditemukan, sangat sederhana, namun di tangan para penyair terkemuka seperti Matsuo basho, kata “ Furuike “ dan lain – lain menjadi sesuatu yang memiliki nilai keindahan yang tinggi. Selain itu kata – kata yang terangkai dalam haiku ini hamper terdengar dalam kehidupan sehari – hari dan tidak memiliki makna ambiguitas, sehingga para penyair terdahulu dan orang yang ingin menulis haiku dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Menggambarkan Keadaan atau Realita yang Nyata dengan Jelas tanpa Hal – Hal yang Bersifat Abstrak, Metafora, Perbandingan, dan Personifikasi sehingga Maksud dan Tujuan Lebih Mudah Dipahami. Haiku adalah puisi yang bersifat mengambil tema berdasarkan realita yang ada. haiku berusaha menangkap momen sesaat yang terekam dalam memori, dirasakan oleh tubuh, seperti pada saat terkena hembusan angin ketika membuka jendela, mendengar suara tetesan air di tempat yang sepi dan erbagai macam kejadian lainnya. Pada saat merasakannya hanya sebentar, tapi efek yang dirasakan luar biasa, seperti berada di dunia lain atau terasa seperti menyatu dengan alam sekitar. Oleh karena itu, ketika seorang penyair menulis haiku, penyair berusaha untuk menulis haiku berdasarkan realita yang dialami. Hal ini untuk menghindari terjadinya ambiguitas yang sering terjadi dalam penulisan puisi. Suatu hal yang menjadi fokus si penyair adalah momen yang dirasakan sebagai sebuah pengalaman, sehingga haiku menjadi puisi yang jujur terhadap realitas karena tidak adanya “ center of interest “ Pusat kepentingan di dalamnya. Dan karena sebab itu, dalam penulisan haiku sangat dihindari penggunaan abstrak, metafora, perbandingan, dan personifikasi. Karena hal tersebut dapat menjauhkan haiku dari realitas yang berupa momen sebagai sebuah pengalaman. Dan juga agar haiku dapat lebih mudah dipahami oleh para pembaca. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6. Haiku adalah Puisi yang Membuat Seorang Penyair Berusaha Menangkap Momen Sesaat dan Menjadikannya Sebagai Sarana untuk Berbagai Pengalaman sehingga Para Pembaca Seolah – Olah Dapat Merasakan Kembali Pengalaman dari Momen Sesaat Tersebut. Membaca haiku membuat kita data menghargai pengalaman dari orang lain terutama penyair. Melalui haiku kita dapat mengetahui sensasi dan kejadian yang terjadi dalam kehidupan manusia. Kita dapat mengerti betapa dalam perasaan manusia pada waktu dan tempat mereka hidup dan berbagai macam jenis kehidupan yang ada dengan mereka pada saat itu. Seorang penyair menulis haiku sebagai pembenaran terhadap apa yang dirasakannya, dan berharap orang lain dapat mengambil hikmah dari membacanya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Blyth dalam Higginson 1985 : 244 yaitu : “ Hampir semua emosi yang kita miliki adalah sesuatu yang singkat. Mereka muncul tiba – tiba dan menghilang. Mereka adalah bagian dari cara berpikir kita yang ringkas….haiku menceritakan semua tanpa melipat kepada hal yang lain. Oleh karena itu, haiku lebih ringan dari puisi panjang dan lebih memiliki kegembiraan…Di dalam haiku…penyair membawa pembaca ke sebuah sisi jurang dan melihat seekor ibu elang membawa sarangnya dan kemudian menjatuhkannya. Pembaca dengan imjinasi yang kuat akan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menikmatinya, dan mendapati diri mereka seperti sedang terbang. Pihak yang lain jatuh ke batu dan terbunuh saat itu juga “ Penyair haiku mengundang para pembaca secara tidak langsung terlibat dalam pengalaman yang disampaikan dalam haiku. Dan berhasil menjadikan haiku menjadi sarana yang tepat untuk berbagi pangalaman sebagai sesuatu yang berharga kepada para pembaca. 2.3. Tokoh – Tokoh yang Mempopulerkan Haiku 2.3.1. Empat Guru Besar Haiku