Masaoka Shiki 1867 – 1902 membebaskan sajak hokku dari rantai haikai menjadi sajak tersendiri dan dia memberikan nama haiku pada hokku
Ueda, 1992 : 1 . Pada masa ini, haiku telah menyebar ke seluruh dunia dan banyak orang
menulis buku tentang haiku. Faktor yang membuatnya berkembang antara lain ciri khas unik yang dimilikinya, seperti penggunaan kata – kata musim yang identik
dengan alam, dan polanya yang berbentuk 5 – 7 – 5 dalam 17 suku kata secara berurutan, faktor yang lain adalah kesederhanaan dan keindahan kata – katanya
yang walaupun singkat namun penuh dengan realitas dan mengandung makna yang mendalam yang menyentuh hati sanubari telah banyak mempengaruhi orang
di seluruh dunia untuk membacanya dan memberikan inspirasi pada mereka untuk membuat haiku gayanya sendiri, bahkan perkumpulan haiku di luar negeri telah
banyak didirikan, dapat dikatakan haiku telah go international sekarang ini dengan diadakannya berbagai perlombaan mengarang haiku yang diadakan oleh
komunitas haiku yang ada di berbagai dunia. Berdasarkan keterangan di atas penulis tertarik untuk membahas tema ini
melalui skripsi yang berjudul “ Sejarah Perkembangan Haiku Menuju Go International “.
1.2. Perumusan Masalah
Haiku sebagai salah satu puisi yang paling singkat dari semua jenis puisi yang ada, telah memberikan perkembangan yang besar pada dunia sastra melalui
ciri khas yang dimilikinya bagi puisi Jepang. Hal ini dikarenakan haiku telah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dapat membuktikan betapa besarnya pengaruh yang dihasilkan dengan penggunaan kata – kata yang minimum.
Haiku lahir pada abad ke – 17 di zaman Edo, dan pada permulannya haiku adalah sajak pembuka pada renga, yang pada saat itu sangat terkenal di dalam
kehidupan masyarakat. Pada abad ke – 17, kebanyakan penyair lebih memilih untuk menulis 3 baris awal pada haiku sampai abad ke – 20 ketika Masaoka Shiki
1867 – 1902 memperkenalkan nama haiku bagi jenis puisi singkat ini yang belum memiliki nama pribadi tapi terkenal di kalangan masyarakat.
Tiga penyair hebat haiku, Basho, Buson, dan Issa, yang hidup pada zaman Edo 1600 – 1868 dan haiku yang mereka ciptakan meninggalkan warisan yang
mendalam pada bagaimana cara menulis haiku sekarang. Mereka semua lahir di desa pertanian dan menghabiskan waktu bertahun – tahun lamanya untuk berlatih
dan memperhalus seni haiku mereka dengan mengelilingi setiap sudut negara Jepang, mengamati alam dan keadaan manusia pada zaman itu. Mereka mengikuti
tradisi kuno Jepang sebagai penyair pengembara, yang mencari pengalaman melalui kontak langsung dengan kehidupan manusia dan alam.
Kehidupan sebagai pengembara yang telah mereka pilih telah memberikan inspirasi pada haiku mereka yang merupakan cerminan atau gambaran dari
kehidupan yang dilalui selama pengembaraan, yaitu kehidupan yang dilalui secara sederhana namun penuh dengan ketenangan. Bagaimana mereka dapat menuliskan
kembali momen – momen sesaat menjadi keindahan yang abadi. Bagaimana mereka menjadikan kesederhanaan menjadi karya yang sangat istimewa dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menyentuh hati setiap orang. Sebagian besar dari haiku yang mereka ciptakan berasal dari pengalaman – pengalaman selama perjalanan panjang yang telah
mereka lalui. Sehingga haiku – haiku yang diciptakannya sangat dekat dengan alam. Bahkan banyak penyair yang terpengaruh dengan gaya mereka dalam
menciptakan haikunya sendiri. Perkembangan haiku pada awal kemunculannya mendapatkan respon yang
baik dari masyarakat. Ada berbagai hal yang mendorong perkembangan haiku pada saat itu hingga menjadi populer, seperti puisinya yang pendek sehingga para
penyair tidak perlu menulis puisi panjang seperti yang ada dalam peraturan lama yang dianggap membosankan bagi mereka, kata – katanya yang jelas menujukkan
realitas yang ada, kata – kata yang menunjukkan alam yang membuat kita serasa dekat dengan alam sekitarnya, dan haikai yang merupakan cikal – bakal dari haiku
memiliki ekspresi yang lebih bebas, humor yang lebih banyak, dan menceritakan keadaan masyakat pada masa itu jauh lebih diterima oleh masyarakat daripada
renga yang hanya boleh dibuat oleh para kalangan bangsawan. Pada abad ke – 19, melalui usaha keras Masaoka Shiki 1867 – 1902, ia berhasil memperkenalkan
teori dalam menulis haiku yaitu “ Shasei “ sketsa dari alam yang lebih mengarah kepada realitas dalam menulis haiku, yang membuat gabungan antara
prinsip kehidupan dengan momen sesaat dalam kehidupan manusia yang diapresiasikan dalam tiga baris haiku. Hal ini mampu membuat haiku lebih jujur
dalam realitas dan mampu untuk menunjukkan keindahan sesaat menjadi keindahan abadi. Hal ini banyak diadopsi oleh para penyair haiku sesudahnya
dalam membuat haiku gayanya sendiri.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Perkembangan haiku di Mancanegara dimulai pada awal abad ke-19, orang asing pertama yang diketahui menulis haiku adalah Hendrik Doeff 1764–1837,
orang Belanda yang menetap di Dejima, Nagasaki. Dengan kata lain, haiku menyebar ke Mancanegara melalui orang asing yang menetap di Jepang,
kemudian membawanya ke negara asalnya dan mempopulerkannya disana dengan menulis esai di majalah yang diterbitkan di negara asalnya. Tetapi, Walaupun
sudah banyak usaha untuk menulis haiku di Mancanegara, tapi masih banyak yang salah persepsi mengenai prinsipnya. Oleh karena itu salah seorang penyair Jepang,
Yone Noguchi menulis Esai tentang haiku dan prinsipnya di majalah asing untuk membantu perkembangan haiku di Mancanegara. Kemudian pada awal abad ke-
20, muncullah seniman haiku dari barat seperti, R. H. Blyth, James Joyce, D.H. Lawrence, Amy Lowell, Marianne Moore, Ezra Pound, and Carl Sandburg. Buku
haiku karangan R . H . Blyth menjadi terkenal pada tahun 1940-an dan menjadi pedoman bagi penyair haiku di seluruh dunia.
Sekarang haiku sudah menyebar ke seluruh dunia dan telah ada berbagai perkumpulan haiku di luar negeri, yang telah mengadakan berbagai kontes
menulis haiku. Permasalahan dalam bentuk pertanyaan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah perkembangan haiku dari awal dimulainya sampai
sekarang ? 2.
Bagaimana haiku bisa go international dan banyak digemari oleh banyak penyair non - Jepang ?
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan