Sejarah Puisi Jepang pada Zaman Ch

- Jensoho : kata – kata yang menggambarkan puncak suatu keadaan, misalnya : miskin, melarat, merana, dan hina-dina, - Doon : mempunyai persamaan bunyi, - Doogo : penggunaan kata – kata yang sama - Doku : memiliki kalimati yang sama, ada yang diulang

2.3.2. Sejarah Puisi Jepang pada Zaman Ch

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ uk Zaman C _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ o h _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ uk _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ - Zaman Kofun 250 – 538 o terbagi atas : - Zaman Asuka 538 – 710 - Zaman Nara 710 – 794 - Zaman Heian 794 – 1185 Pada zaman Kofun, kayou menjadi semakin jelas dalam pengutaraan dan isi, dan mulai merambah ke kalangan bangsawan dari kalangan rakyat biasa yang seirng melantunkannnya, dan kayou pada saat itu lebih dikenal dengan waka. Waka tertua yang ditulis pertama kali terdapat dalam buku Nihonshoki dan Kojiki. Waka sama seperti kayou mengutarakan berbagai hal dalam kehidupan manusia, seperti cinta, kesedihan,rasa senang, dan lain – lain. Waka dilihat dari bentuknya terbagi atas : - Tanka sajak pendek , merupakan syair dengan pola 5 - 7 – 5 – 7 – 7, - Choka sajak panjang , merupakan syair dengan pola 5 – 7 – 5 – 7 – 5 – 7 – 5 – 7 – 5 – 7 -7 – 5 – 7 -7 …….. terus diulang , UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Sedoka sajak gabungan , merupakan syair gabungan antara choka dan tanka. Buku kumpulan waka tertua bernama Man’y o _ _ _ _ _ _ _ sh _ _ _ _ _ _ _ u yang berjumlah 20 volume, kemungkinan diselesaikan pada awal periode zaman Heian. Man’yo _ _ _ _ _ _ _ sh _ _ _ _ _ _ _ u pada umumnya berisi Choka dan Tanka. Tiga volume pertama Man’yoshu berisi karya – karya penyair dari abad pertengahan abad ke – 7 ke bagian awal abad ke – 8. Waka yang ada dalam Man’yo _ _ _ _ _ _ _ sh _ _ _ _ _ _ _ u adalah hasil gubahan yang mengambil waktu yang panjang dan kompleks. Puisi – puisi yang ada dalam Man’yo _ _ _ _ _ _ _ sh _ _ _ _ _ _ _ Semuanya dibagi atas dua golongan besar yaitu : u dibagi berdasarkan gaya puisi dan keaktifan penyair – penyair. 1. Golongan awal 629 – 710 , yang terbagi atas : a. Golongan awal pertama 629 – 672 b. Golongan awal kedua 673 – 710 1. Golongan akhir 711 – 733 , yang terbagi atas : a. Golongan akhir pertama 711 – 733 b. Golongan akhir kedua 734 – 759 Yang dimaksud dengan golongan awal bagian pertama adalah merupakan masa lahirnya waka. Waka yang lahir pada tahun 629 banyak dipengaruhi oleh kayou, tetapi waka tidak mengambang seperti kayou karena telah memiliki aturan. Waka mengandung makna yang dalam, terarah dan lugas. Waka di zaman ini penuh dengan nilai estetika keindahan kuno. Penyair – penyair pada zaman ini umumnya berasal dari keluarga istana yang mencetuskan wawasan yang membangun. Puisi – puisi pada zaman ini ditekankan pada suasana kondusif UNIVERSITAS SUMATERA UTARA untuk memakmurkan keistanaan. Penyair yang paling terkenal di antara mereka adalah Jomei Tenno, Tenchi Tenno, Nakatsu Sumeramikoto, Yamato Okisaki, Arima Namiko, Nukata no Ōkimi dan. Contoh tanka yang dikarang oleh Nukata no Ōkimi yang penulis kutip dalam Isoji Asoo 1983 : adalah : Nikitatsu ni Di Nikitatsu Funanori senito Ingin berlayar naik perahu Tsuki mateba Sambil menunggu bulan keluar Shio mo kanainu Angin laut bertiup kencang Ima wa kagi idena Sekarang waktunya berlayar Golongan awal bagian kedua, wakanya lebih mendalam. Pada zaman ini, ekspresi dalam Waka lebih diutamakan, sehingga terkadang mampu menghasilkan Mono no Aware bagi para pembacanya. Penyair yang terkenal pada saat itu adalah Kakinomoto no Hitomaro. Karya – karyanya mendominasi penggubahan puisi pada zaman itu. Ia menggubah tanka dan juga choka, Ia merupakan sastrawan pertama yang mencoba menciptakan keharmonisan antara ekspresi yang indah dan melankolis yang bersifat klasik. Ciri khas lainnya adalah puisi tentang pemandangan alam yang digubah oleh Jito Tenno. Pengarang terkenal lainnya adalah Takechi no Kurohito pejabat istana , sama seperti Jito Tenno, puisnya berisi tentang pemandangan alam. Pengarang lainnya seperti Yamabe Akahito, Shiki no Niko, dll. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Contoh tanka karangan Kakinomoto no Hitomaro yang penulis kutip dalam Isoji Asoo 1983 : adalah : Omi no mi ni Di danau Biwa Yunami chidori de Senja di atas ombak Naganokeba Bila burung camar mencicit Kokoro mo shinoni Hatiku pun pilu Inishie omohaya Mengenang masa lalu Golongan akhir bagian pertama memiliki ciri khas pada kebudayaan yang berkembang dengan pesat, didukung oleh kondisi yang damai pada saat itu. Kesusastraan China masuk ke Jepang pada zaman ini melalui semenanjung Korea. Kesusastraan China, tulisan – tulisan sejarah, kitab suci agama, dan puisi mulai menyatu dengan kesusatraan Jepang dengan baik. Hal ini dapat dilihat di istana kaisar Temmu, beberapa bangsawan mencoba untuk membacakan puisi China. China pada saat itu dianggap memiliki tingkat pendidikan yang sangat baik, sehinnga orang Jepang pada saat itu berusaha menyerap pengetahuan mengenai berbagai hal yang mereka peroleh dari bangsa China untuk diterapkan dalam kehidupan, khususnya pengaruh kesusastraan China. Karya – karya puisi yang dipengaruhi oleh Kesusastraan China kemudian dikumpulkan dalam buku bernama Kaifuso, salah satu buku kumpulan puisi tertua di Jepang. Bentuk – bentuk puisi pada zaman ini menjadi lebih panjang. Keindahan tetap melekat pada puisi pada zaman ini. Ide – ide gagasan – gagasan pribadi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA masing – masing penyair semakin kuat dan mengakibatkan munculnya gaya puisi yang bervariasi pada saat itu. Pada tahun 710 ibukota pindah ke Nara, sehingga dimulai pada tahun tersebut zaman Nara 710 – 794 dimulai. Pada masa ini pengaruh dari China mencapai puncaknya, dapat dilihat dengan didirikannya Kuil Todaiji, dan patung The Great Buddha dibuat atas perintah kaisar Shomu. Penyair waka yang terkenal pada masa ini adalah Yamabe no Akihito, seorang sastrawan yang mengembangkan tentang puisi pemandangan alam. Kemudian Yamanoue no Okura yang mahir mebuat pantun yang menggambarkan kesusahan kesedihan manusia. Penyair lainnya Utomo no Tabito, mahir dalam menggubah pantun yang dibacakan dalam pesta dan upacara. Takashi Mushimaro yang ahli dalam pantun yang bersumber dari hikayat dan penyair – penyair lainnya. Jenis puisi yang paling populer pada periode ini adalah puisi pemandangan alam dan puisi untuk pesta. Contoh puisi karangan Yamabe no Akihito yang penulis kutip dalam Isoji Asoo 1983 : adalah : Nubatama no Di malam gelap Yonotuke yokeba Dan semakin larut pula Hisaki oruro Pada pohon Hisaki Kiwoki kawarani Di pinggir sungai yang jernih Chidori shibanaku Burung Chidori berkicau sedih UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Man’yo _ _ _ _ _ _ _ sh _ _ _ _ _ _ _ u pada saat periode ini banyak diisi oleh puisi dari para penyair wanita yang menulis puisi cinta, dan para bangsawan yang terkadang mengekspresikan perasaan mereka mengenai kesan perjalananan hidup yang terekam dan mengungkapan perasaan kepada anak dan istri mereka. Kadang – kadang puisi – puisi mereka mengkritik kegagalan politik pemerintah atau tirani pejabat lokal. Salah satu contoh puisi yang terkenal pada saat ini adalah choka yang ditulis oleh Yamanoue no Okura berjudul “ Dialog Antara Dua Orang Miskin ” yang penulis kutip dari http:www.wikipedia.org adalah : Yononaka o Aku merasakan hidup ini Ushi to yasashi to Sedih dan tak tertahankan Omoedemo Walaupun Tobitachi kanetsu Aku tidak bisa lari menjauh Tori ni shiarane ba Karena aku bukan burung Dalam buku Man’yo _ _ _ _ _ _ _ sh _ _ _ _ _ _ _ u, selain puisi karangan bangsawan, tetapi ada juga puisi dari pengarang yang tidak diketahui namanya. Puisi ini disebut dengan Yomibito Shirazu. Dari semua Waka yang ditulis dalam Man’yo _ _ _ _ _ _ _ sh _ _ _ _ _ _ _ u, ada waka khusus yang dinamakan dengan Azuma Uta, yang ditulis dalam dialek timur. Puisi ini dipenuhi rasa pedesaan. Ada sebuah gaya tertentu di antara Azuma Uta, yang disebut dengan Sakimori Uta. Waka ini ditulis oleh para prajurit yang dipindahkan ke daerah timur dan dipekerjakan sebagai penjaga di Kyushu selama beberapa UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tahun. Kadang – kadang puisi yang mereka tulis mengungkapkan kerinduan terhadap tanah air mereka. Golongan akhir bagian kedua merupakan periode terakhir perkembangan waka yang seakan – akan mengambang tidak jelas. Hal ini karena terjadi kegoncangan politik, dan juga karena puisi China Kanshi menjadi jenis puisi yang popular pada masa itu, sehingga mengakibatkan para penyair kehilangan daya inspirasi untuk membuat waka. Zaman ini merupakan zaman kemunduran waka. Pada zaman Heian, diperkirakan bahwa Man’y o _ _ _ _ _ _ _ sh _ _ _ _ _ _ _ u mencapai bentuk akhirnya seperti yang kita kenal sekarang. Banyak orang mengenggap bahwa Otomo no Yakamochi adalah editor terakhir, tetapi beberapa pernyataan lain mendukung bahwa Sugawara no Michizane adalah editor terakhirnya. Pada awal zaman Heian, Kanshi Puisi China , menjadi gaya berpuisi yang popular di kalangan para bangsawan. Beberapa penyair seperti Kukai belajar di China dan fasih berbahasa China. Penyair lain seperti Sugawara no Michizane dibesarkan di Jepang tetapi mengerti bahasa China dengan baik.Ketika mereka menjamu duta asing, mereka tidak berkomunikasi secara lisan melainkan secara tulisan menggunakan huruf Kanji Huruf China . Pada masa ini, bidang perpuisian China mengalami masa keemasan, penyair China ternama pada saat itu adalah Li Po, yang karyanya telah dikenal sampai ke Jepang. Gaya yang paling terkenal dari Puisi China pada saat itu adalah lima atau tujuh silabel dalam empat atau delapan baris, dengan peraturan sajak yang tegas. Penyair Jepang banyak yang menjadi terampil dalam menulis puisi dengan peraturan – peraturan ini dengan baik. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Beberapa puisi panjang 5 sampai 7 silabel juga dibuat. kaisar Saga sendiri pandai berpuisi China, Ia memerintahkan penyusunan tiga buku kumpulan puisi China, ini adalah buku kumpulan puisi pertama yang dibuat oleh kekaisaran, dan tradisi ini berlanjut sampai zaman Muromachi. Pada zaman Heian, waka kembali popular berkat utaawase lomba syair . Ada lomba toosa dan tooge yaitu lomba mencari rerumputan di hutan tooso dan bunga tooge dan akan dinilai mana yang terbaik. Terinspirasi dari lomba tersebut. Tujuan utaawase adalah kembali mempopulerkan waka yang sempat tenggelam pada akhir zaman Nara. Pada pertengahan zaman Heian, waka benar – benar dihidupkan kembali oleh penyusunan Kokin Wakashu _ _ _ _ _ _ _ . Ciri – ciri Kokin Wakash _ _ _ _ _ _ _ - Puisinya memiliki pola 5 - 7 - 5 – 7 – 5, u adalah : - Jika puisi pada masa lampau memiliki intonasi pada pola 5 – 7 lamban , dan 5 – 7 – 5 berat , sedangkan puisi – puisi pada Kokin Wakashu - memiliki intonasi pada pola 5 – 7 ringan , dan 5 – 7 – 5 lancar , _ _ _ _ _ _ _ - Puisinya lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Man’yo _ _ _ _ _ _ _ sh - Memiliki gaya baru dalam mengekspresikan puisi, _ _ _ _ _ _ _ u - Kokin Wakash u _ _ _ _ _ _ _ lebih halus, lebih elegan dari Man’y _ _ _ _ _ _ _ o sh u _ _ _ _ _ _ _ - Kokin Wakash bersifat sederhana, mudah, lancar dan mudah dipahami, u _ _ _ _ _ _ _ - Pemakaian engo dan kakekotoba lebih banyak dibandingkan Man’y bersifat rasional, o _ _ _ _ _ _ _ sh _ _ _ _ _ _ _ u. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kumpulan – kumpulan syair pada zaman Heian terdapat dalam Kokin Wakashu _ _ _ _ _ _ _ atau disngkat Kokinsh _ _ _ _ _ _ _ _ u yang berarti kumpulan syair – syair sejak dahulu termasuk waka dari zaman Jodai yang belum tercatat dalam Man’yo _ _ _ _ _ _ _ sh _ _ _ _ _ _ _ u sampai zaman Kokin Wakashu _ _ _ _ _ _ _ dibuat zaman heian . Dalam Kokin Wakash _ _ _ _ _ _ _ u terdapat ± 1.100 syair puisi dan dibagi dalam dua puluh jilid. Didominasi oleh karya para bangsawan. Penyusun dari kokinwakashu adalah kino tusrayuki dan para penyair lain pada masa pemerintahan kaisar Go – Daigo. Dalam kokinwakashu ada penyair yang disebutkan dan ada yang tidak. Sekitar 40 tidak diketahui penulisnya. Pada zaman tersebut, kebiasan bertukar puisi menjadi kebiasaan di antara para muda – mudi, kebiasaan itu disebut Kinuginu, sehingga lima dari dua puluh jilid Kokin Wakashu _ _ _ _ _ _ _ berisi puisi cinta. Kokin Wakash _ _ _ _ _ _ _ u sendiri dibagi atas dua puluh bagian, yang mencerminkan model lama seperti Man’y o _ _ _ _ _ _ _ sh _ _ _ _ _ _ _ Dari 1100 syair yang ada, yang mendominasi adalah karya Kino Tsurayuki yang tergabung dalam empat penyair penyunting. u dan berbagai kumpulan puisi China. Bagian 1 – 6 berisi khusus mengenai empat musim, diikuti dengan Puisi yang berisi ucapan selamat, puisi perpisahan, dan puisi perjalanan. 10 bagian yang terakhir berisi mengenai nama – nama benda, cinta, ratapan, aneka puisi, dan akhirnya puisi yang sering digunakan dalam upacara – upacara. Penyair – penyair yang terkenal pada saat itu disebut empat penyair penyunting dan satu kelompok lagi disebut rokkasen enam penyair. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Anggota 4 orang penyair penyunting adalah : 1. Kino tsurayuki 2. Oshikochi no Netsune 3. Tomonon 4. Todamine Anggota rokkasen enam orang penyair adalah sebagai berikut : 1. Ariwara no narihara 2. Soojo Henjo 3. Ono Komachi 4. Otomo no Kuronushi 5. Funyano Yasuhiae 6. Kisen Hooshi Anggota 4 orang penyair, Kino Tsurayuki mendominasi karya – karya di Kokin Wakashu _ _ _ _ _ _ _ Anggota lainnya, Oshikochi no Mistune dikenal sebagai penyair yang polos, jujur, dan apa adanya. Ia tidak banyak menggunakan teknik dan karyanya terkesan lebih ringkas. Puisinya dinilai lebih hidup. Dua penyair lainnya dalam ± 220 puisi . Kino Tsurayuki memiliki ekspresi yang tegas dan pandai menggunakan kakekotoba satu kata memiliki dua arti banyak makna dan engo kata yangberfungsi menghubungkan antara bait yang satu dengan yang lain. Ia dikatakan sebagai penyair yang rasional dibanding sentimental. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kelompok tersebut dianggap biasa – biasa saja dibandingkan dengan dua anggota lainnya. Sementara mengenai anggota rokkasen, pantun karangan Ariwara no Narihira dinilai memiliki sifat sentimental oleh para pengarang lain pada zaman itu. Ariwara dikatakan sebgai pria tampan dan senang bergaul dengan wanita. Soojo Henjo adalah seorang biksu, karya gubahannya bersifat halus dan humoris. Anggota lainnya, Ono Komachi adalah seorang wanita yang menurut Kino Tsurayuki adalah seorang wanita yang cantik. Puisinya bersifat elegan dan feminim. Ketiga pengarang lainnya dalam rokkasen dinilai biasa – biasa saja dan karyanya bersifat campuran antara humoris dan sentimentil. Kokin Wakashu _ _ _ _ _ _ _ adalah buku kumpulan puisi pertama dari 21 koleksi buku yang dibuat atas permintaan kerajaan. Keadaannya sangat berpengaruh bagi perkembangan puisi Jepang sampai abad ke – 19. Keunggulan puisi tentang musim yang dipelopori oleh Kokin Wakashu terus berlanjut sampai hari ini dalam tradisi menulis haiku. Kata pengantar dari Kino Tsurayuki merupakan kririk pertama terhadap puisi China yang terlalu memiliki pengaruh dalam kesusastraan puisi Jepang. Puisi – puisi dalam Kokin Wakash _ _ _ _ _ _ _ Selain Kokin Wakash u kelak merupakan cikal bakal dari tradisi menulis renga dan haikai. u _ _ _ _ _ _ _ ,ada juga buku kumpulan puisi berjudul Gosen Wakash _ _ _ _ _ _ _ u kumpulan pantun ini diinstruksikan oleh kaisar bernama Murakami. Kaisar Murakami lebih berkonsentrasi pada sastra dibandingkan kaisar Go - UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Daigo. Selain mengarang pantun, Ia juga membangun lembaga pantun nasional yang disebut Noshitsubu. Penyair yang dipilih untuk menyusun Gosen Wakashu _ _ _ _ _ _ _ Ciri – ciri Gosen Wakash adalah Kiyohara Motosuke, Ki no Tokibumi, Oonokatomi no Yoshinobu, Minamoto no Shitagoru, Ue Mochiki. Kino Tsurayuki juga menyumbangkan karyanya dalam gosenwakashu dan juga pengarang – pengarang lainnya. u _ _ _ _ _ _ _ - Banyak memiliki zootoka dan tidak ada engo, zootoka adalah puisi bersahut – sahutan, adalah : - Puisinya bersifat riang dan tidak sedih, - Puisi – puisi Gosen Wakashu _ _ _ _ _ _ _ - Dalam Gosen Wakash menunjukkan gejala membuat puisi menjadi cerita, u _ _ _ _ _ _ _ - Dalam Gosen Wakash , muncul kembali Kanshi puisi China , sehingga memakai kosakata kanji, u _ _ _ _ _ _ _ Setelah kaisar Murakami tidak berkuasa lagi, muncul kumpulan buku puisi bernama Shuis banyak diceritakan tentang realita yang ada di dalam masyarakat. u _ _ _ _ _ _ _ _ yang diperintahkan untuk disusun oleh kaisar Ichijo. Pengarang yang terkenal adalah Fujiwara Kinto yang sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai peneliti puisi daripada penyair karena ia dikenal sebagai pengarang buku Shinsenzuinoo Teori membuat pantun , Fujiwara Kinto juga dikenal sebagai orang yang memperkenalkan gaya Roei dalam pembacaan puisi. Gaya ini adalah UNIVERSITAS SUMATERA UTARA cara membaca dalam suara dengan relatif lambat dan nada panjang. Buku yang membahsa gaya Roei ini ditulis sendiri oleh Fujiwara No Kinto berjudul Wakan Roeishu _ _ _ _ _ _ _ _ Pada waktu penyusunan Shuis . u _ _ _ _ _ _ _ _ , muncul pengarang bernama Murasaki Shikibu dan Seishonagon, keduanya adalah wanita, mereka lebih fkus pada cerita daripada Puisi, hal ini menyebabkan penjualan Shuis _ _ _ _ _ _ _ _ Pada saat pemerintahan Kaisar Go - Shirakawa, atas perintah darinya, buku kumpulan puisi bernama Goshuis u terhenti, karena masyarakat lebih terfokus pada cerita. Tetapi dalam keadaan seperti ini tetap muncul penyair yang bagus seperti Izumi Shikibu dan Yoshitada yang mendapat julukan Sotan yang artinya penyair rendahan, julukan ini diberikan karena Yoshitada bukan bangsawan. u _ _ _ _ _ _ _ disusun oleh Fujiwara Michitoshi dan para penyair lain. Penyair ternama pada saat itu adalah Minamoto no Tsunenobu yang merupakan seorang pengikut Yoshitada dan karyanya sangat dominan dalam Goshuis _ _ _ _ _ _ _ u. Ciri – ciri dari Goshuisu _ _ _ _ _ _ _ Pada saat penyusunan Goshuis . adalah puisinya banyak mengungkapkan tentang keindahan alam Jepang yang subur, menyegarkan, dan menyejukkan. u _ _ _ _ _ _ _ , sebenranya banyak pengarang yang menerbitkan karyanya sendiri dan tidak bercampur dengan Goshuis _ _ _ _ _ _ _ u , seperti Minamoto no Toshiyori yang membuat buku puisi bernama Kinyo Wakashu _ _ _ _ _ _ _ _ yang terbit pada tahun 1127, karyanya yang lain adalah Sanboku Kikash _ _ _ _ _ _ _ u yang terbit pada tahun 1129. Perbedaan antara keduanya adalah dalam Kinyo Wakashu _ _ _ _ _ _ _ _ , karya Tsunenobu yang merupakan ayah Toshiyori dimasukkan, sementara dalam UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sanboku Kikash u _ _ _ _ _ _ _ tidak. Pengarang lain yang menyusun buku sendiri adalah Fujiwara Akisuke, bukunya berjudul Shika Wakash _ _ _ _ _ _ _ u 1151 . Akisuke meadukan gaya lama dan baru dalam berpantun. Dalam Shika Wakashu _ _ _ _ _ _ _ Setelah itu, muncul buku kumpulan puisi bernama Senzaish banyak terdapat karya Izumi Shikibu dan Yoshitada. u _ _ _ _ _ _ _ yang di dalamnya berisi puisi dari Yoshitada yang selanjutnya dikembangkan oleh Minamoto no Tsunenobu dan anaknya Minamoto no Toshiyori. Penyusunnya adalah Fujiwara no Shunzei atas perintah Kaisar Go - Shirakawa. Ini adalah buku kumpulan puisi terakhir pada zaman Heian, kaisar berikutnya kaisar Sutoku tidak berkonsentrasi pada sastra karena pada saat itu tengah terjadi transisi dari zaman Heian ke zaman Kamakura. Fujiwara no Shunzei menginginkan supaya puisi pada saat itu bergaya Y _ _ _ _ _ _ _ ugentai, yaitu keindahan yang bersifat abstrak. Yu _ _ _ _ _ _ _ Selain penyusunan buku kumpulan puisi yang banyak dibuat pada zaman Heian, juga berkembang Uta – ai, yaitu kontes pembacaan waka yang dikembangkan di tengah – tengah periode Heian. Hal ini dimulai pada masa pemerintahan kaisar Uda, ayah dari kaisar Daigo yang memerintahkan penyusunan Kokin Wakash gentai lalu masuk ke dalam cerita dan drama Jepang, misalnya drama Noh. u _ _ _ _ _ _ _ . Kontes ini adalah pertempuran antara dua tim yang bertarung dengan membacakan puisi sesuai dengan tema yang diperlombakan. Tim dengan skor tertinggi akan memenangkan kontes dan menerima hadiah tertentu, dan puisi karya pemenang akan dimasukkan ke dalam koleksi kekaisaran. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada zaman ini terdapat sekolah untuk menulis waka yang dipimpin oleh Fujiwara no Shunzei dan setelah itu anaknya Fujiwara no Teika. Karya puisi mereka sangat terkenal dan terdapat dalam Shinkokin Wakashu _ _ _ _ _ _ _ _ Haru no you no Suatu pagi di musim semi , buku kumpulan puisi yang muncul pada zaman Kamakura. Contoh puisi Fujiwara no Teika yang penulis kutip dari Isoji Asoo 1983 : adalah : Yume no ukihashi Ketika aku menengadah ke langit Todae shire Setelah terbangun dari mimpi hampa Mine ni Wakaruru Gumpalan awan memanjang Yokobumo no sora Menjauhi gunung terbang melayang Pada zaman ini beberapa gerakan baru puisi muncul. Yang pertama adalah Imayo Gaya baru . Imayo terdiri dari empat baris dalam 8 – 5 atau 7 – 5 silebel, biasanya diikuti dengan musik dan tarian. Penari perempuan yang dikenal sebagai Shirabyoshi berdansa diiringi oleh Imayo. Karya – karya Imayo dikumpulkan dalam buku kumpulan puisi, Ryojin Hisho. Walaupun sebenarnya bahwa perempuan dan rakyat jelata dianggap menjadi pendukung genre ini, tetapi kaisar Go Shirakawa terkenal karena penguasaan Imayonya. Mengenai perkembangan kayou yang merupakan cikal bakal puisi Jepang, pada zaman Heian, kayou tetap eksis di permukaan. Namun memiliki perbedaan dibandingkan kayou pada zaman sebelumnya. Pada zaman ini, kayou mengalami perkembangan dan juga dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Kagura Uta, kayou untuk pemujaan kepada dewa, digunakan oleh kaum bangsawan, - Saibara, kayou yang bertujuan untuk hiburan kepada masyarakat, lambat laun menjadi hiburan untuk bangsawan, - Azuma Asobi no Uta, kayou untuk pemujaan kepada dewa, dipakai oleh kaum sosial kelas bawah, - Fuzoku Uta, kayou yang bertujuan untuk hiburan, dan ditujukan untuk masyarakat kelas bawah. Kayou pada zaman Heian berbeda dengan kayou pada zaman Jodai, kayou pada zaman ini memakai iringan musik dan tarian.

2.3.3 Sejarah Puisi Jepang pada Zaman Chu