d. Meningkatkan prefensi bagi pembeli dan bebas menentukan harga.
2.3 Image Citra
Image citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan dan produknya Kotler, 2002;338. Dalam membentuk citra sebuah merek, berarti
konsumen akan memasuki dunia persepsi. Tidak mudah membentuk citra sebuah merek, tetapi sekali terbentuk tidak mudah pula mengubahnya. Citra yang
dibentuk sebuah perusahaan bukanlah sekedar citra, tetapi harus citra yang jelas, berbeda dan secara relatif lebih unggul dibandingkan pesaing. Menurut Willian J.
Stanton Setiadi, 2003;160, Persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu serta stimuli rangsangan yang kita
terima melalui lima indera. Sedangkan menurut Webster Setiadi 2003;160 bahwa persepsi adalah
proses bagaimana stimuli – stimuli tersebut diseleksi, diorganisir, dan diinterpretasikan. Dengan adanya persepsi, maka seseorang akan mempunyai
gambaran tersendiri terhadap produk yang berbeda dengan orang lain. Motif seseorang untuk berprilaku seringkali didasarkan dari persepsi yang mereka
rasakan, bukan berdasarkan fakta atau realitas yang mereka lihat.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Brand Image Citra Merek
Para pembeli mungkin mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor diluar kontrol
perusahaan. Citra yang efektif melakukan tiga hal yaitu : 1. Memantapkan karakter produk dan usulan nilai.
2. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing.
3. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental. Agar bisa berfungsi citra itu harus disampaikan melalui setiap sasaran
komunikasi yang tersedia dan kontak merek. Pesan ini harus diekspresikan melalui lambang – lambang media tertulis dan audivisual, suasana, serta perilaku
karyawan.
2.4.1 Pengertian Brand Image Citra Merek
Brand image citra merek pada dasarnya merupakan suatu hasil pandang atau persepsi konsumen terhadap suatu merek tertentu, yang didasarkan atas
pertimbangan dan perbandingan dengan beberapa merek – merek lainnya, pada jenis produk yang sama. Brand image tercipta bisa dengan waktu yang sangat
lama bisa juga dengan waktu yang singkat. Hal ini tergantung dengan perusahaan itu sendiri bagaimana cara membangun Brand Image dan memeliharanya.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian brand image menurut Keller, Kotler 2003;166 bahwa : 1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang
pada ingatan konsumen. 2. Cara orang berfikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran
mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa brand image merupakan pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan, yang mudah
dimengerti tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya abstrak. Citra merek berarti kepercayaan konsumen terhadap suatu merek. Selanjutnya apabila
konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus – menerus sehingga dapat
membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu yang disebut dengan loyalitas merek.
2.4.2 Manfaat Brand Image Citra Merek
Brand Image atau persepsi konsumen mengenai suatu produk atau merek sangat penting untuk strategi pemasaran dalam sejumlah cara yaitu :
1. Brand image dapat dibuat sebagai tujuan dalam strategi pemasaran. 2. Brand image dapat dibuat sebagai dasar untuk bersaing dengan merek –
merek lain yang dihasilkan pesaing. 3. Brand image juga dapat membantu memperbaiki penjualan suatu produk.
Universitas Sumatera Utara
4. Brand image dipergunakan untuk mengevaluasi efek kualitas dari strategi pemasaran.
5. Brand image dapat dihasilkan dari faktor – faktor lain diluar usaha pemasaran.
Image yang positif yang melekat pada konsumen tentu dapat menjadi kekuatan bagi brand yang digunakan oleh produk tersebut untuk menyesuaikan
dengan lingkungannya dan bertahan dalam situasi persaingan yang semakin tajam. Jadi Brand Image merupakan elemen yang sangat penting bagi perusahaan
didalam menjalankan aktivitas pemasarannya. Brand Image suatu produk yang baik akan menarik konsumen untuk membeli produk tersebut dibandingkan
membeli produk yang sejenis dari perusahaan lain, oleh karena itu perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan Brand Image yang sudah positif
dibenak konsumen.
2.5 Perilaku Konsumen
Menganalisa perilaku konsumen berarti memahami sebagian kebiasaan dari kehidupan menusia. Perilaku konsumen dalam melakukan pembelian sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Produsen menyadari bahwa perilaku konsumen memiliki kepentingan tersendiri
bagi mereka, karena jika perusahaan dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan makan mereka akan loyal terhadap produk yang perusahaan
tawarkan.
Universitas Sumatera Utara
Pemahaman atas perilaku konsumen menjadi sangat penting bagi keberhasilan strategi pemasaran suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan
bukan hanya harus dapat memenuhi dan memuaskan keinginan ekonomi saja, melainkan juga kebutuhan sosial dan motivasi lain yang diharapkan konsumen.
2.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen terpusat pada ciri individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang sudah tersedia seperti waktu, uang, dan
usaha guna memperoleh barang – barang yang berhubungan dengan konsumen. Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan seperti psikologi,
sosiologi, sosial, antropologi, dan juga ekonomi, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen merupakan gabungan dari semua bidang ilmu.
Menurut Lamb Jr. Et all diterjemahkan oleh Octaveria 2001;188 menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan – keputusan
pembelian barang dan jasa. Sedangkan menurut Kotler diterjemahkan oleh Molan 2005;201 perilaku
konsumen adalah mempelajari cara individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai serta memanfaatkan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman
dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
adalah suatu proses pengambilan keputusan seseorang untuk melakukan pembelian dan menggunakan barang dan jasa dengan melakukan tindakan yang
Universitas Sumatera Utara
langsung terlibat untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
2.6 Keputusan Pembelian
Para pemasar harus mendalami berbagai pengaruh mengenai pembelian konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana sebenarnya
para konsumen membuat keputusan pembelian mereka. Konsumen tidak langsung memutuskan membeli suatu produk, akan tetapi konsumen memiliki banyak
pertimbangan – pertimbangan yang pada akhirnya akan memutuskan membeli atau tidak produk tersebut.
2.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Kotler 2002;204 adalah suatu tindakan konsumen untuk membentuk referensi diantara merek – merek dalam kelompok
pilihan dan membeli produk yang paling disukai. Sedangkan menurut Saladin 2003;13, ada tiga faktor penyebab
timbulnya keputusan pembelian, yaitu : 1. Sikap orang lain : Keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman
– teman, tetangga atau siapa yang ia percaya. 2. Faktor – faktor situasi yang tidak terduga : Seperti faktor harga,
pendapatan keluarga, dan manfaat yang diharapkan dari produk tersebut. 3. Faktor – faktor yang dapat diduga : Faktor situasional yang dapat
diantisipasi konsumen.
Universitas Sumatera Utara
Jadi dapat disimpulkan, keputusan pembelian itu sendiri adalah hasil evaluasi alternatif dari berbagai merek yang ada untuk dijadikan referensi dalam
proses pengambilan keputusan.
2.6.2 Tahapan – tahapan Proses Keputusan Pembelian
Tahapan – tahapan dari suatu pembelian menurut Kotler dalam bukunya “Manajemen Pemasaran“ 2004;204 adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan – kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.
Contoh : rangsangan internal seperti lapar dan haus. Sedangkan rangsangan eksternal seperti seseorang melewati toko kue yang
merangsang rasa lapar. 2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua
tingkat, situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat. Pada tingkat itu seseorang hanya menjadi lebih peka
terhadap informasi tentang produk. Pada tingkat selanjutnya, orang tersebut memasuki pencarian aktif informasi, yang menjadi perhatian
utama pemasar adalah sumber – sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen terhadap keputusan pembelian.
Universitas Sumatera Utara
3. Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif merupakan proses keputusan pembelian dimana
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif didalam sejumlah pilihan. Tahap ini konsumen akan
memperhatikan ciri – ciri atau sifat yang berkaitan langsung dengan kebutuhan mereka dan juga akan menggali kembali ingatannya pada suatu
brand, mereka mencoba menyeleksi persepsinya sendiri mengenai image suatu brand tersebut akan menciptakan minta untuk membeli.
4. Keputusan Pembelian Konsumen membentuk preferensi atas merek – merek dalam kumpulan
pilihan konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda,
atau menghindari suatu keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang dirasakan. Besarnya resiko yang dirasakan berbeda – beda
menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidak pastian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen.
5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah membeli produk konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidak puasan mereka terhadap suatu produk tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode
pasca pembelian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
2.6.3 Jenis – jenis Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong 2008;177 ada empat jenis – jenis perilaku keputusan pembelian, yaitu :
1. Perilaku pembelian kompleks Konsumen melakukan perilaku pembelian kompleks ketika mereka sangat
terlibat dalam pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antar merek. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal,
beresiko, jarang dibeli dan sangat memperhatikan ekspresi diri. Umumnya, konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk ini.
2. Perilaku pembelian pengurangan disonansi Perilaku ini terjadi ketika konsumen sangat terlibat dalam pembelian yang
mahal, jarang dilakukan, atau beresiko, tetapi hanya melihat sedikit perbedaan antar merek.
3. Perilaku pembelian kebiasaan Perilaku pembelian kebiasaan terjadi dalam keadaan keterlibatan
konsumen yang rendah dan sedikit perbedaan merek. 4. Perilaku pembelian mencari keseragaman
Konsumen melakukan perilaku pembelian mencari keseragaman dalam situasi ini yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah tetapi
anggapan perbedaan merek yang signifikan. Dalam kasus semacam ini, konsumen sering melakukan pertukaran merek.
Universitas Sumatera Utara
2.6.4 Pihak – pihak yang Berperan Dalam Proses Pembelian
Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis – jenis keputusan pembelian, dan langkah – langkah
dalam proses pembelian. Peran pembelian adalah sesuatu yang mudah mengidentifikasi dari banyak produk. Lima peran yang dimainkan orang dalam
keputusan pembelian menurut Kotler 2005;220 adalah sebagai berikut : 1. Pencetus, yaitu orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk
membeli produk atau jasa. 2. Pemberi pengaruh, yaitu orang dengan pandangan atau sarannya
mempengaruhi keputusan. 3. Pengambilan keputusan, yaitu orang yang mengambil keputusan mengenai
setiap komponen keputusan pembelian, apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.
4. Pembeli, yaitu orang yang melakukan pembelian sesungguhnya. 5. Pemakai, yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk
atau jasa tertentu.
2.7 Pengaruh Brand Image citra merek Terhadap Keputusan Pembelian
Brand image citra merek merupakan salah satu pertimbangan yang ada dibenak konsumen sebelum membeli suatu produk. Image yang diyakini oleh
konsumen mengenai suatu merek sangat bervariasi, tergantung pada persepsi masing – masing individu.
Universitas Sumatera Utara
Pada masyarakat yang semakin terbuka wawasannya mengenai kualitas dan performance suatu produk, brand image ini akan menjadi sangat penting.
Suatu produk dengan brand image yang positif dan diyakini konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka dengan sendirinya akan
menumbuhkan keputusan pembelian konsumen akan barang dan jasa yang ditawarkan tersebut. Sebaliknya, apabila brand image suatu produk negatif dalam
pandangan konsumen, maka keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut akan rendah.
Menurut Sutisna dalam bukunya : “ Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran “ 2003;83 menyatakan bahwa :
“Konsumen dengan citra merek yang positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian, oleh karena itu
kegunaan utama dari iklan adalah untuk membangun citra positif terhadap merek”.
Salah satu alat promosi yang dilakukan oleh perusahaan yaitu iklan, iklan merupakan image yang positif secara tidak langsung akan membantu kegiatan
perusahaan dalam mempromosikan produk yang dipasarkannya dan hal tersebut juga akan menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan.
Semakin baik image suatu merek maka akan semakin tinggi tingkat pembelian konsumen dan semakin besar peluang produk tersebut dibeli oleh konsumen. Hal
yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan citra merek yang sudah positif sehingga konsumen akan loyal terhadap merek
tersebut dimana konsumen tersebut akan melakukan pembelian secara terus – menerus setelah melakukan pembelian pertama.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan
memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode ini dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh antara dua variabel, yaitu antara Brand Image citra merek terhadap Keputusan Pembelian.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Kedai Mamak yang terletak di Cikal Universitas Sumatera Utara.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono, 2012;115. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen pada “Kedai
Mamak”. Dimana jumlah konsumen adalah 80 orang setiap harinya, sehingga
Universitas Sumatera Utara