1. Antropometri
Secara umum memiliki arti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Penggunaan antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air
dalam tubuh. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit Supariasa,2002. Status gizi dengan menggunakan berat badan dibagi tinggi badan kuadrat merupakan perhitungan Indeks
Massa Tubuh IMT. IMT merupakan indikator overweight dan obesitas yang direkomendasikan
secara internasional karena memiliki korelasi yang kuat dengan lemak tubuh. IMT adalah alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang
berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup
lebih panjang Supariasa, 2002. Rumus perhitungan IMT = IMT
=
Berat Badan Kg Tinggi Badan m
²
Universitas Sumatera Utara
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAOWHO. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defisiensi energi ataupun tingkat kegemukan,
lebih lanjut FAO atau WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang
batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan batas ambang pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat Supariasa, 2002
.
Tabel 1. Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia Kategori
IMT kgm2 Kurus
Kekurangan berat badan tingkat berat 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5
Normal 18,5-25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan
25,0-27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat
27,0 Sumber : Depkes, 1994
2. Klinis