2.1.1 Cara Penularan
Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
percikan dahak. Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar dalam beberapa jam, sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan di mana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman, percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Orang dapat terinfeksi
jika droplet tersebut terhirup ke dalam saluran pernafasan. Setelah kuman tuberkulosis masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman tersebut
dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem limfa, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya
Depkes RI, 2008.
2.1.2 Patofisiologi 2.1.2.1 Infeksi Primer
Individu yang terinfeksi basil tuberkulosis untuk pertama kalinya, pada mulanya hanya memberikan reaksi seperti jika terdapat benda asing di saluran
pernafasan, hal ini disebabkan karena karena tubuh tidak mempunyai pengalaman dengan basil tuberkulosis. Hanya proses fagositosis oleh makrofag saja yang dihadapi
oleh basil tuberkulosis. Namun, makrofag yang memfagositosis belum diaktifkan. Selama periode tersebut, basil tuberkulosis berkembang biak dengan bebas, baik
ekstraselular maupun intraselular di dalam sel yang memfagositosisnya. Selama tiga
Universitas Sumatera Utara
minggu, tubuh hanya membatasi fokus infeksi primer melalui mekanisme peradangan, tetapi kemudian tubuh juga mengupayakan pertahanan imunitas selular
delayed hypersensitivity. Setelah tiga minggu terinfeksi basil tuberkulosis, tubuh baru mengenal seluk-beluk basil tuberkulosis. Setelah 3-10 minggu, basil
tuberkulosis akan mendapat perlawanan yang berarti dari mekanisme sistem pertahanan tubuh; timbul reaktivitas dan peradangan spesifik. Proses pembentukan
pertahanan imunitas selular akan lengkap setelah 10 minggu Djojodibroto, 2009.
2.1.2.2 Infeksi Pasca Primer
Individu yang pernah mengalami infeksi primer biasanya mempunyai mekanisme daya kekebalan tubuh terhadap basil tuberkulosis. Hal ini dapat terlihat
pada tes tuberkulin yang menimbulkan hasil reaksi positif. Jika orang sehat yang pernah mengalami infeki primer mengalami penurunan daya tahan tubuh, ada
kemungkinan terjadi reaktivasi basil tuberkulosis yang sebelumnya berada dalam keadaan dorman Djojodibroto, 2009.
Menurut Rab 1996, dalam bukunya menyatakan bahwa 10 dari infeksi tuberkulosis pimer akan mengalami reaktivasi, terutama setelah 2 tahun dari infeksi
pimer. Kuman akan disebarkan melalui hematogen ke bagian segmen apical posterior. Reaktivasi dapat juga terjadi melalui metastasis hematogen ke berbagai
jaringan tubuh.
2.1.3 Gejala dan Tanda
Gejala umum penyakit tuberkulosis paru adalah batuk terus-menerus selama leih dari 3 minggu, sedangkan gejala lain yang sering timbul adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Dahak bercampur darah
b. Nyeri dada
c. Hemoptisis
d. Bersin-bersin
e. Demam dan keringat malam hari walaupun tanpa aktivitas berat
f. Berat badan berkurang
g. Anoreksia
h. Malaise
Gejala klinis yang tampak tergantung dari tipe infeksinya. Pada infeksi primer dapat tanpa gejala dan sembuh sendiri atau dapat berupa gejala pneumonia, yakni
batuk dan panas ringan. Sedangkan pada infeksi pasca primer, gejala dapat berupa penurunan berat badan, keringat dingin malam hari, batuk berdahak lebih dari dua
minggu, sesak nafas dan batuk darah Rab, 1996.
2.1.4 Penegakan Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis history taking dan pemeriksaan fisik, foto toraks, serta hasil pemeriksaan bakteriologi. Diagnosis pasti
ditegakkan jika pada pemeriksaan bakteriologi ditemukan adanya kuman tuberkulosis yaitu M. tuberculosis di dalam dahak atau jaringan. Karena usaha untuk menemukan
basil tuberkulosis tidak selalu mudah, maka diupayakan cara untuk dapat membuktikan bahwa terdapat basil tuberkulosis di dalam tubuh. Cara pembuktiannya
adalah melalui pemeriksaan serologi Djojodibroto, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Tipe Penderita