Perbaikan malnutrisi dengan memberikan makanan yang adekuat dan tinggi protein akan menghentikan proses depletion dan perbaikan sel, mukosa jaringan serta
integritas sel dan sistem imunitas sehingga daya tahan meningkat dan menguntungkan pengobatan Tuberkulosis Almatsier, et al., 2011. Sehingga pada
penderita Tuberkulosis paru asupan makanannya penting untuk diperhatikan.
2.5 Kerangka Konsep Penelitian
Penyakit infeksi, termasuk penyakit tuberkulosis dapat menyebabkan perubahan status gizi yang selanjutnya bermanifestasi ke status gizi buruk. Perbaikan
gizi buruk dapat dilakukan dengan memberikan makanan tinggi kalori dan protein. Hal ini diduga dapat menyebabkan status gizi penderita tuberkulosis menjadi lebih
baik dan berdampak pada waktu kesembuhannya. Kejadian dan kesembuhan penyakit tuberkulosis paru dipengaruhi oleh pengetahuan penderita berdasarkan
tingkat konsumsi energi dan protein, status gizi, kepatuhan minum obat, pengawas minum obat, dan perilaku merokok. Secara lebih jelas dapat dilihat pada skema
berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
-Pengetahuan -Pengobatan
-Kepatuhan Minum Obat -Fase Pengobatan
-Pengawas Minum Obat - Merokok
Penyakit Tuberkulosis
Paru Status Gizi
Tingkat Konsumsi Energi dan Protein
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode penelitian cross sectional penelitian sesaat, yaitu dengan menggambarkan hubungan
status gizi dan tingkat konsumsi energi protein serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan pada penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Medan
Johor.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di ruang tuberkulosis paru Puskesmas Medan Johor. Alasan pemilihan tempat penelitian adalah dari hasil observasi awal, diketahui bahwa
pada tahun 2013 Puskesmas Medan Johor memiliki kunjungan penderita tuberkulosis paru BTA positif sebanyak 58 orang dan berdasarkan hasil laporannya menunjukkan
angka kesembuhan yang tinggi sebab pada tahun 2012 jumlah penderita tuberkulosis paru paru BTA positif sebanyak 106 orang.
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Januari 2014.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita tuberkulosis paru, baik yang baru berobat, berobat ulang maupun yang gagal berobat yang berkunjung ke
Universitas Sumatera Utara