2.1.5 Tipe Penderita
Tipe penderita penyakit tuberkulosis ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipe pederita Depkes RI, 2002, yaitu :
a. Kasus baru
Merupakan penderita yang beum pernah diobati dengan OAT Obat Anti Tuberkulosis atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan 30
dosis harian. b.
Kambuh Relaps Merupakan penderita tuberkulosis paru yang sebelumnya pernah
mendapat pengobatan tuberkulosis paru dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA
positif. c.
Pindahan Tranfer In Merupakan penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu
kabupaten lain, kemudian pindah berobat ke kabupaten yang lain lagi. d.
Pengobatan setelah lalai Drop-out Merupakan penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan dan
berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya penderita tersebut kembali dengan pemeriksaan dahak BTA positif.
e. Gagal
Universitas Sumatera Utara
- Penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke 5 satu bulan setelah pengobatan atau lebih.
- Penderita dengn hasil BTA negatif rontgen positif menjadi BTA
positif pada akhir bulan ke 2 pengobatan. f.
Kasus kronis Penderita dengan hasil pemerksaan sputum masih BTA positif setelah
selesai pengobatn ulang kategori 2.
2.1.6 Pencegahan
Pencegahan tuberkulosis meliputi Rab, 1996 : a.
Terhadap infeksi tuberkulosis Dapat dilakukan dengan mencegah agar sputum yang infeksius tidak
menyebar ke orang lain dengan upaya mengisolasi dan mengobati penderita.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh
1. Memperbaiki standar hidup yang bersih dan sehat. Hal ini meliputi
status gizi dan lingkungan tempat tinggal penderita. 2.
Usahakan peningkatan kekebalan tubuh dengan vaksinasi BCG. c.
Pencegahan dengan mengobati penderita yang sakit dengan obat tuberkulosis.
Menurut Depkes RI dalam Ruswanto 2010, menyebutkan bahwa tanpa pengobatan, setelah 5 tahun, 50 dari penderita tuberkulosis paru akan meninggal,
Universitas Sumatera Utara
25 akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi, dan 25 sebagai kasus kronik yang tetap menular.
2.1.7 Pengobatan