92
Pedoman UmUm Pengelol aan pbb-p2
BAB VIII PERENCANAAN DAN mONITORING
REALISASI PENERImAAN PBB-P2
PBB-P2 seharusnya dapat menjadi primadona penerimaan daerah, mengingat karakteristik objeknya yang relatif banyak dan bersifat tetap dengan nilai yang selalu
naik dari tahun ke tahun. Namun potensi yang besar tersebut membutuhkan sistem pengelolaan yang baik dan dapat diandalkan. Pengelolaan yang baik dimulai dari
perencanaan yang baik. Manfaat dari suatu perencanaan adalah adanya arah dan sasaran yang harus dicapai dari waktu ke waktu dan sebagai acuan dalam operasional
instansi yang bersangkutan.
Bagi instansi yang diberikan tugas dan fungsi mengelola penerimaan daerah, perencanaan penerimaan merupakan target yang biasanya disajikan secara kuantitatif
dan dinyatakan dalam satuan uang yang disusun untuk jangka waktu tertentu. Selain itu, perencanaan target dan pencapaian target realisasi berkaitan erat dengan kinerja
performance suatu instansi. Perencanaan penerimaan PBB-P2 dimulai dari penentuan model peramalan penerimaan PBB-P2, perhitungan dan penetapan target penerimaan
PBB-P2, sampai dengan penyusunan program kerja untuk mencapai target yang telah ditetapkan serta langkah-langkah antisipatif apabila dalam periode berjalan, target
tertentu tidak dapat dicapai.
A. PerenCAnAAn reAlISASI PenerImAAn
1. Penentuan target Penerimaan Pajak
a. Metode Top Down Target penerimaan PBB bersifat top down tersebut ditentukan dari target daerah
terlebih dahulu kemudian di break down menjadi target penerimaan per kecamatan. Baru di level kecamatan dibahas penerimaan untuk setiap kelurahandesa, dengan
memperhatikan besarnya potensi penerimaan untuk setiap wilayah kelurahandesa yang diantaranya NJOP. Dalam menentukan besarnya jumlah rencana penerimaan
daerah sektor PBB-P2, kecamatan berpatokan pada banyaknya SPPT.
b. Metode Bottom Up
Pemda lebih berperan dalam hal pemberian gagasan awal sampai dengan mengevaluasi program yang telah dilaksanakan sedangkan DPRD sebagai
93
PerenCanaan dan monItorIng realIsasI PenerImaan PBB-P2
fasilitator dalam suatu jalannya program. DPPKADDispenda membuat analisis potensi beberapa sektor penerimaan pajak.
2. Penentuan target Penerimaan Pajak berdasarkan teori Perencanaan
Dalam perencanaan penerimaan pajak terdapat tiga pendekatan, yaitu 1 makro, 2 mikro, dan 3 inkremental. Pendekatan inkremental lebih praktis dan pragmatis untuk
diterapkan pada perencanaan penerimaan pajak daerah. Metode yang digunakan dalam pendekatan inkremental ini dilakukan melalui perhitungan realisasi penerimaan
tahun sebelumnya dengan penyesuaian terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat inlasi. Penyesuaian dapat juga dilakukan terhadap variabel lain seperti bunga, harga
dan produksi migas, PDRB, kurs rupiah terhadap dolar, dan faktor lain. Sementara pola variabel tax base
dapat dijadikan sebagai pilihan dalam melakukan proyeksi penerimaan pajak dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhinya antara lain:
a. Kondisi ekonomi makro; b. Daya beli masyarakat;
c. Penyediaan jasa; d. Kebijakan publik; dan
e. Mobilisasi penduduk. Dalam melakukan penetapan proyeksi penerimaan pajak daerah, perlu ditentukan
klasiikasi potensi penerimaan untuk setiap jenis pajak daerah. Klasiikasi potensi penerimaan pajak dapat digolongkan menjadi:
a. Penerimaan Prima Pajak daerah yang termasuk klasiikasi penerimaan prima jika rasio tambahan
pertumbuhan lebih besar atau sama dengan satu. b. Penerimaan Potensial
Pajak daerah yang termasuk klasiikasi penerimaan potensial jika rasio tambahan pertumbuhan lebih kecil atau sama dengan satu dan rasio proporsi atau
sumbangannya terhadap rata-rata total penerimaan pajak atau retribusi daerah lebih besar atau sama dengan satu.
c. Berkembang Pajak daerah yang termasuk klasiikasi berkembang jika rasio tambahan
pertumbuhan lebih besar atau sama dengan satu dan rasio proporsi atau