Penghapusan Piutang PBB-P2 PengelOlAAn PIutAng PBB-P2

93 PerenCanaan dan monItorIng realIsasI PenerImaan PBB-P2 fasilitator dalam suatu jalannya program. DPPKADDispenda membuat analisis potensi beberapa sektor penerimaan pajak.

2. Penentuan target Penerimaan Pajak berdasarkan teori Perencanaan

Dalam perencanaan penerimaan pajak terdapat tiga pendekatan, yaitu 1 makro, 2 mikro, dan 3 inkremental. Pendekatan inkremental lebih praktis dan pragmatis untuk diterapkan pada perencanaan penerimaan pajak daerah. Metode yang digunakan dalam pendekatan inkremental ini dilakukan melalui perhitungan realisasi penerimaan tahun sebelumnya dengan penyesuaian terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat inlasi. Penyesuaian dapat juga dilakukan terhadap variabel lain seperti bunga, harga dan produksi migas, PDRB, kurs rupiah terhadap dolar, dan faktor lain. Sementara pola variabel tax base dapat dijadikan sebagai pilihan dalam melakukan proyeksi penerimaan pajak dengan memperhatikan faktor yang mempengaruhinya antara lain: a. Kondisi ekonomi makro; b. Daya beli masyarakat; c. Penyediaan jasa; d. Kebijakan publik; dan e. Mobilisasi penduduk. Dalam melakukan penetapan proyeksi penerimaan pajak daerah, perlu ditentukan klasiikasi potensi penerimaan untuk setiap jenis pajak daerah. Klasiikasi potensi penerimaan pajak dapat digolongkan menjadi: a. Penerimaan Prima Pajak daerah yang termasuk klasiikasi penerimaan prima jika rasio tambahan pertumbuhan lebih besar atau sama dengan satu. b. Penerimaan Potensial Pajak daerah yang termasuk klasiikasi penerimaan potensial jika rasio tambahan pertumbuhan lebih kecil atau sama dengan satu dan rasio proporsi atau sumbangannya terhadap rata-rata total penerimaan pajak atau retribusi daerah lebih besar atau sama dengan satu. c. Berkembang Pajak daerah yang termasuk klasiikasi berkembang jika rasio tambahan pertumbuhan lebih besar atau sama dengan satu dan rasio proporsi atau 94 Pedoman UmUm Pengelol aan pbb-p2 sumbangannya terhadap rata-rata total penerimaan pajak daerah lebih besar atau sama dengan satu. d. Terbelakang Pajak daerah yang termasuk klasiikasi terbelakang jika rasio tambahan pertumbuhan atau sumbangannya terhadap rata-rata total penerimaan pajak daerah keduanya lebih kecil atau sama dengan satu. Untuk menentukan potensi penerimaan pajak daerah ke dalam klasiikasi tersebut di atas diperlukan 2 indikator pokok, yaitu: a. Rasio Proporsi Penentuan rasio proporsi dilakukan dengan membandingkan antara realisasi penerimaan jenis pajak daerah tertentu dengan rata-rata penerimaan pajak daerah. Rata-rata pajak daerah diperoleh dari perhitungan jumlah seluruh penerimaan pajak daerah dibagi dengan jumlah jenis pajak daerah. b. Ratio Tambahan Penentuan rasio tambahan dilakukan dengan membandingkan pertumbuhan jenis pajak tertentu dengan pertumbuhan total pajak dan retribusi. Selama ini penentuan target penerimaan pajak daerah lebih didasarkan pada kaidah inkremental dinaikkan persentase tertentu dari tahun lalu seperti yang dilakukan oleh Ditjen Pajak, bukan didasarkan pada potensi penerimaan. Potensi penerimaan daerah untuk masing-masing jenis pajak daerah belum dihitung secara menyeluruh. Pengukuran prestasi kerja dalam penerimaan pajak daerah masih didasarkan pada rasio pengumpulan collection ratio, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur persentase realisasi penerimaan pajak daerah dari target penerimaan pajak daerah bukan ukuran rasio cakupan coverage ratio, yang meliputi rasio proporsi dan rasio pertumbuhannya. Sedangkan rencana tindakan action plan peningkatan pendapatan daerah lebih dianggap sebagai kegiatan rutin instansi pemungut.

3. menaksir Pertumbuhan dengan teknik ekstrapolasi

Merupakan salah satu teknik sederhana untuk melakukan penaksiran pertumbuhan, yaitu melakukan penaksiran dengan menggunakan dua data terpilih untuk mewakili sebaran data yang akan disusun penaksirnya. Dengan demikian, teknik ekstrapolasi mengasumsikan bahwa pertambahan nilai variabel terikat untuk setiap satuan perubahan nilai variabel bebas, bersifat tetap linear. Mengingat bahwa teknik dimaksud sangat sederhana, teknik ini dapat menghasilkan nilai taksiran yang rendah akurasinya. Namun