Kurangnya kesadarankepatuhan wajib pajak

87 Pengelol aan PIUtang PBB-P2 dikeluarkan Ditjen Pajak untuk melakukan seluruh tahap-tahap penagihan. Masalah ini yang menyebabkan kurang optimalnya tindakan penagihan piutang kepada wajib pajak.

5. Permasalahan administrasi pembayaran PBB-P2

Dalam hal pembayaran, wajib pajak dapat membayar sendiri ke bank atau kantor pos dan giro yang ditunjuk atau membayar melalui aparat pemungut PBB-P2 kelurahan desa yang resmi. Masalah sering timbul saat wajib pajak melakukan pembayaran melalui aparat pemungut PBB-P2 kelurahandesa, terutama apabila pembayaran tersebut ternyata tidak disetor oleh aparat pemungut PBB-P2 ke bankkantor pos tempat pembayaran. Permasalahan lainnya adalah pembayaran gelondongan yang dilakukan oleh lurahkepala desa. Pembayaran gelondongan adalah pembayaran PBB-P2 atas lebih dari satu objek pajak dengan satu bukti pembayaran. Dari beberapa kasus yang terjadi, lurahkepala desa sering membayar di muka secara gelondongan sejumlah SPPT sesuai dengan sejumlah target penerimaan PBB-P2 yang dibebankan kepadanya. Pembayaran secara gelondongan ini dilakukan dalam rangka pencapaian target penerimaan PBB-P2 untuk mendapatkan insentif pemungutan dari Pemerintah. Masalah terjadi saat akan dilakukannya pembayaran di bank, untuk pembayaran gelondongan tersebut pihak bank tidak mencocokkan pembayaran tersebut dengan NOP masing-masing objek pajak. Akibatnya, sistem yang ada di Ditjen Pajak tidak mencatatnya sebagai pembayaranpelunasan karena tidak diketahui wajib pajak mana saja yang melakukan pembayaran.

6. tidak lancarnya eksekusi penghapusan piutang PBB-P2

Sebelum piutang PBB-P2 dihapuskan, maka piutang tersebut harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam ketentuan perpajakan. Untuk memastikan keadaan wajib pajak atau piutang pajak yang tidak dapat ditagih lagi dan memenuhi persyaratan, maka Ditjen Pajak wajib melakukan penelitian administrasi atau penelitian setempat. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan proses penelitian tersebut, sering terjadi permasalahan yang pada akhirnya akan menghambat keseluruhan proses eksekusi penghapusan piutang PBB-P2. Permasalahan yang sering terjadi dalam proses eksekusi penghapusan piutang PBB-P2, antara lain: a. Belum dilaksanakannya tindakan penagihan secara optimal, sebagai syarat suatu piutang PBB-P2 bisa diusulkan untuk dihapus. b. Tidak lengkapnya data piutang PBB-P2 yang telah kedaluwarsa pada sistem informasi di Ditjen Pajak. Ketidaklengkapan data ini termasuk tidak tercatatnya