StAnDArD OPerAtIng PrOCeDure SOP

11 organIsasI dan sdm Pengelol a PBB-P2 BAB III ORGANISASI DAN SumBER DAyA mANuSIA PENGELOLA PBB-P2

A. FungSI DAn StruKtur OrgAnISASI

Sebelum Direktorat Jenderal Pajak Ditjen Pajak menjalankan administrasi perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, PBB-P2 dikelola oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan KPPBB yang merupakan kantor vertikal Ditjen Pajak yang berada dan di bawah kepala kantor wilayah. Dalam melaksanakan tugas KPPBB menyelenggarakan fungsi: 1. pendataan objek dan subjek pajak dan penilaian objek PBB; 2. pengolahan dan penyajian data PBB dan BPHTB; 3. penetapan PBB dan BPHTB; 4. penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, serta penyelesaian restitusi PBB dan BPHTB; 5. penyelesaian keberatan, pengurangan, dan penatausahaan banding; 6. pembetulan Surat Ketetapan Pajak; 7. pengurangan sanksi pajak; 8. pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi PBB dan BPHTB; 9. pelaksanaan administrasi KPPBB. Namun demikian, setelah Ditjen Pajak menjalankan konsep administrasi perpajakan modern, maka administrasi pengelolaan PBB-P2 yang sebelumnya dilakukan KPPBB dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama KPP Pratama. Dengan telah dialihkannya pengelolaan PBB-P2 ke daerah, struktur organisasi pengelola PBB-P2 tentunya akan mengalami perubahan menyesuaikan dengan struktur organisasi yang ada pada pemda. Namun demikian, struktur organisasi tersebut harus tetap menyelenggarakan fungsi-fungsi pengelolaan PBB-P2. Organisasi perangkat daerah ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Dalam 12 Pedoman UmUm Pengelol aan pbb-p2 PP tersebut disebutkan bahwa jumlah besaran organisasi perangkat daerah dibuat berdasarkan variabel yang telah ditetapkan, yaitu: 1. jumlah penduduk; 2. luas wilayah; dan 3. jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. PBB-P2 di daerah pengelolaannya merupakan bagian dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD. Selanjutnya khusus bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset dapat dikembangkan sesuai prinsip- prinsip organisasi fungsi lini dan fungsi staf yaitu fungsi pendapatan menjadi dinas pendapatan dan fungsi pengelola keuangan dan asset menjadi bagian keuangan dan bagian perlengkapan. Dalam PP No. 41 Tahun 2007 juga disebutkan bahwa susunan organisasi dinas kabupatenkota paling banyak memiliki 4 bidang dan masing-masing bidang paling banyak terdiri dari 3 seksi. Penentuan besaran susunan organisasi dilakukan melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 57 Tahun 2007. Dengan adanya pengalihan PBB-P2 menjadi pajak daerah, maka DispendaDPPKAD melakukan penataan struktur organisasi dengan menambah fungsi pengelolaan PBB-P2 pada bidang yang telah ada. Penambahan fungsi tersebut merupakan pengalihan fungsi yang mengadopsi fungsi pelayanan, pendataan dan penilaian, penerimaan, manajemen IT, penagihan, dan pengawasan yang dijalankan oleh KPPBB Ditjen Pajak. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah, disebutkan bahwa pada satuan kerja perangkat daerah kabupatenkota yang menangani fungsi pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah ditambahkan fungsi yaitu: 1. penyusunan kebijakan pelaksanaan pemungutan PBB-P2 dan BPHTB; 2. pendataan, penilaian dan penetapan PBB-P2; 3. pengolahan data dan informasi PBB-P2 dan BPHTB; 4. pelayanan PBB-P2 dan BPHTB; 5. penagihan PBB-P2 dan BPHTB; 6. pengawasan dan penyelesaian sengketa pemungutan PBB-P2 dan BPHTB; dan 7. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi. 13 organIsasI dan sdm Pengelol a PBB-P2 Dengan penambahan fungsi sebagaimana tersebut di atas, pemda dapat membentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan danatau mengoptimalkan struktur yang ada.

B. SumBer DAyA mAnuSIA SDm PengelOlA PBB-P2

Dalam rangka pengelolaan PBB-P2, SDM yang dibutuhkan dalam pengelolaan PBB-P2 dikelompokkan ke dalam 6 enam fungsi yaitu:

1. Fungsi Pelayanan

SDM yang mempunyai fungsi pelayanan antara lain adalah mampu bertanggung jawab melayani setiap wajib pajak dari awal hingga selesai, responsif, komunikatif, ramah.

2. Fungsi Pendataan dan Penilaian

Spesiikasi yang dibutuhkan antara lain pegawai harus dapat melakukan pendataan dan penatausahaan hasil pendataan pembentukan danatau pemeliharaan basis data objek dan subjek pajak, membuat laporan analisis indikasi nilai pasar properti untuk pembentukan bank data nilai pasar properti serta laporan analisis upah pekerja dan harga bahan bangunan untuk penyusunan Daftar Biaya Komponen Bangunan DBKB.

3. Fungsi Penerimaan

Spesiikasi SDM yang dibutuhkan antara lain pegawai harus dapat menatausahakan penerimaan, restitusi, dan pengalokasian penerimaan, melakukan estimasi penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak.

4. Fungsi manajemen It

Spesiikasi yang diperlukan antara lain pegawai harus dapat melakukan pengumpulan dan pengolahan data, perekaman, dan validasi dokumen perpajakan.

5. Fungsi Penagihan.

Spesiikasi yang dibutuhkan antara lain pegawai harus dapat melakukan urusan tata usaha piutang pajak, penagihan, melakukan penatausahaan surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan, surat keputusan pengurangan, surat keputusan peninjauan kembali, surat keputusan pelaksanaan putusan banding beserta surat putusan banding.