PenggOlOngAn KuAlItAS PIutAng Pedoman Umum Pengelolaan PBB P2

90 Pedoman UmUm Pengelol aan pbb-p2

1. Penatausahan Piutang PBB-P2

Penatausahaan piutang pajak adalah proses pencatatan dan pelaporan jumlah uang yang menjadi hak pemerintah atau kewajiban pihak lain kepada pemerintah sebagai akibat penyerahan uang, barang dan jasa oleh pemerintah atau akibat lain berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Daftar piutang PBB-P2 dilakukan setiap akhir bulan dengan melakukan identiikasi piutang yang diperkirakan tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi yang bersumber dari Daftar Himpunan Pokok Pembayaran DHPPBuku IndukDaftar Himpunan Ketetapan dan Pembayaran PBB-P2 DHKP dan daftar piutang PBB-P2 hasil keluaran komputer SISMIOP.

2. Penagihan Piutang PBB-P2

Penagihan piutang pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita. Dasar hukum penagihan pajak adalah UU No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah dengan UU No. 19 Tahun 2000. Tujuan penagihan piutang pajak adalah agar wajib pajak atau Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak. Agar tujuan penagihan pajak tersebut tercapai, maka diperlukan serangkaian tindakan yang dapat diambil oleh Juru Sita Pajak mulai dari tindakan penerbitan Surat Teguran atau sejenisnya, kemudian penyampaian Surat Paksa, penyampaian Surat Perintah Melakukan Penyitaan, pelaksanaan penyitaan, pengajuanpermintaan jadual waktu dan tempat pelelangan, pengumuman lelang, dan pelaksanaan lelang. Tindakan penagihan pajak berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tidaklah harus tuntas dilakukan seluruhnya, namun urutan-urutan tindakan hanya dilanjutkan apabila wajib pajak tidak melunasi utang pajaknya. Misalnya, apabila iskus menyampaikan Surat Teguran, wajib pajak segera melunasi piutangnya, maka iskus tidak perlu lagi menyampaikan Surat Paksa dan seterusnya. Dalam melakukan penagihan piutang PBB-P2, ada hak dan kewajiban wajib pajak yang perlu diperhatikan oleh iskus maupun wajib pajak sendiri. Hak wajib pajak dalam kegiatan penagihan piutang pajak adalah meminta Juru Sita memperlihatkan tanda pengenal Juru Sita Pajak, menerima salinan Surat Paksa dan Salinan Berita Acara Penyitaan, menentukan urutan barang yang akan dilelang, dan mendapat kesempatan 91 Pengelol aan PIUtang PBB-P2 terakhir untuk melunasi utang pajak beserta denda termasuk biaya penyitaan, iklan, dan biaya pembatalan lelang serta melaporkan pelunasan tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan sebelum pelaksanaan lelang. Sedangkan kewajiban wajib pajak adalah membantu Juru Sita Pajak dalam melaksanakan tugasnya dengan memperbolehkan memasuki ruangan, tempat usaha, tempat tinggal dan memberikan keterangan lisan atau pun tertulis yang diperlukan dan tidak memindahtangankan, menghipotikkan, atau menyewakan barang yang disita.

3. Penghapusan Piutang PBB-P2

Tujuan penghapusan piutang PBB-P2 adalah untuk mendapatkan data piutang PBB-P2 yang mencerminkan jumlah piutang pajak yang benar dan dapat ditagih atau dicairkan secara efektif. Dengan demikian, piutang PBB-P2 yang sudah tidak dapat ditagih atau tidak mungkin ditagih lagi dapat dihapuskan dari tata usaha piutang PBB-P2, sehingga diharapkan data tunggakan yang ada adalah daftar tunggakan riil yang masih dapat ditagih. Sesuai dengan ketentuan perpajakan yang mengatur penghapusan piutang pajak, piutang PBB-P2 yang dapat dihapuskan adalah piutang PBB-P2 yang tercantum dalam SPPT, SKP, dan STP. Tata cara penghapusan piutang pajak dan penetapan besaran penghapusan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 68PMK.032012. Untuk mengetahui piutang pajak yang telah memenuhi persyaratan penghapusan, maka iskus wajib melakukan penelitian administrasi dan penelitian setempat. Ketiga kelompok tahapan pengelolaan piutang sebagaimana telah dijelaskan diatas, merupakan tahapan pengelolaan piutang yang dilaksanakan oleh Ditjen Pajak. Sedangkan pengelolaan piutang PBB-P2 pada pemda mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.