Teratur 13
65 Tidak Teratur
7 35
Berdasarkan tabel 4.2 dilihat durasi menderita DM Tipe-2 dengan frekuensi yang paling banyak yaitu sebanyak 12 sampel 60 adalah
penderita dengan durasi penyakit 5 tahun, sebaliknya yang paling sedikit adalah penderita DM Tipe-2 dengan durasi
≥ 5 tahun yaitu sebanyak 8 orang 40. Tabel diatas juga memperlihatkan bahwa dari 20 orang
penderita DM Tipe-2 terdapat frekuensi terbanyak dalam hal keteraturan berobat sebanyak 13 orang 65 dan frekuensi terendah sebanyak 7
orang 35.
4.3 Karakteristik Penderita DM Tipe-2 yang mengalami Tuli Sensorineural
Distribusi responden penderita DM Tipe-2 yang mengalami tuli sensorineural tersaji dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Distribusi Penderita DM Tipe-2 yang Mengalami Tuli Sensorineural
Karakteristik DM Tipe-2
Jenis Gangguan Pendengaran dengan Tuli Sensorineural
Jumlah n= 9 Persentase
Jenis Kelamin
Laki-laki 4
44,4 Perempuan
5 55,6
Umur
35 – 40 tahun
1 11,12
41 – 45 tahun
3 33,33
46 – 50 tahun
3 33,33
51 – 55 tahun
2 22,22
Durasi Penyakit
5 tahun
3 33,33
≥ 5 tahun
6 66,67
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada penderita DM Tipe- 2 yang memiliki gangguan pendengaran berjenis sensorineural berjumlah
9 orang dengan jenis kelamin laki – laki sebanyak 4 orang dan berjenis kelamin perempuan 5 orang.
Berdasarkan tabel diatas juga dapat dilihat bahwa pada penderita DM Tipe-2 dengan gangguan pendengaran sensorineural yang berjumlah
9 orang berdasarkan kelompok umur yang terbanyak adalah pada kelompok umur 41-45 tahun dan 46-50 tahun masing – masing sebanyak
3 orang dan yang paling sedikit sebanyak 1 orang pada kelompok umur 35-40 tahun.
Berdasarkan tabel diatas juga dapat diperoleh bahwa pada penderita DM Tipe-2 yang sudah menderita DM Tipe-2 selama 5 tahun
memiliki gangguan pendengaran sensorineural sebanyak 3 orang 33,33 dan sebanyak 6 orang yang memiliki gangguan pendengaran
sensorineural dimana penderita DM Tipe-2 tersebut sudah menderita DM Tipe-2 selama
≥ 5 tahun tahun.
4.4 Distribusi Responden berdasarkan Gangguan Pendengaran Menurut Usia
Distribusi responden penderita DM Tipe-2 dan Non DM berdasarkan derajat gangguan pendengarannya menurut usia disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 4.4 Distribusi Penderita DM Tipe-2 dan Non DM Berdasarkan Derajat Gangguan Pendengaran Menurut Usia
Derajat Ambang Dengar
Usia 35-40
41-45 46-50
51-55 Jmlh
Jmlh Jmlh
Jmlh
Universitas Sumatera Utara
Penderita DM Tipe-2
Normal 7
87,5 3
50 1
20 Ringan
1 12,5
1 16,7
1 20
Sedang 1
16,7 1
20 Berat
1 16,7
1 20
1 50
Sangat Berat 1
50
Non DM
Normal 5
100 5
100 5
100 5
100
Pada tabel 4.4 terlihat derajat ambang dengar penderita DM Tipe-2 dan Non DM menurut kategori usia responden. Terdapat kecenderungan
meningkatnya gangguan pendengaran pada penderita DM Tipe-2 seiring dengan pertambahan umur. Pada pasien DM Tipe-2 berusia 35-40 tahun
memiliki ambang dengar normal sebanyak 87,5 sedangkan yang menderita gangguan pendengaran sebanyak 12,5 ringan sebagaimana
juga pasien yang berusia 41-45 tahun dengan 50 pendengaran yang normal dan 16,7 pada masing-masing gangguan pendengaran
ringan,sedang dan berat. Pada usia 46-50 tahun, Pada kelompok usia 46- 50 tahun masing-masing 20 pada pendengaran yang normal, ringan,
sedang dan berat. Pada kelompok usia 51-55 tahun pada kedua sampel memiliki gangguan pendengaran yaitu berat dan sangat berat. Pada Non
DM, semuanya berada pada ambang dengar normal untuk semua kelompok umur.
4.5 Rata-rata Ambang Dengar Telinga Kanan dan Kiri pada Setiap Frekuensi pada Penderita DM Tipe-2 dibandingkan dengan Non DM
Rata-rata ambang dengar telinga kanan dan kiri pada setiap frekuensi untuk responden penderita DM Tipe-2 yang dibandingkan
dengan Non DM tersaji pada diagram berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Diagram 4.1 Rata – rata ambang dengar telinga kanan dan kiri pada
Penderita DM Tipe-2 dan Non DM di tiap frekuensi
Diagram 4.1 merupakan tampilan rata-rata ambang dengar telinga kanan dan kiri pada tiap frekuensi untuk penderita DM Tipe-2
dibandingkan dengan Non DM. Pada penderita DM Tipe-2 rata-rata nilai ambang dengar berada pada range di sekitar 30 – 60 dB, khususnya pada
telinga kanan terjadi sedikit peningkatan pada frekuensi 2000Hz lalu kemudian meningkat lagi pada frekuensi 4000Hz, sementara pada telinga
kiri cenderung meningkatkan secara konsisten tanpa ada lonjakan yang signifikan.
Pada penderita Non DM rata-rata ambang dengar berada pada range sekitar 15 – 30 dB, dimana pada telinga kanan dan kiri cenderung
mengalami peningkatan yang konsisten pada frekuensi 250 – 8000 Hz.
4.6. Perbedaan Antara Penderita DM Tipe-2 dan Non DM