4 Earphone harus diletakkan secara tepat diatas liang telinga luar,warna merah di sebelah kanan dan warna biru di sebelah kiri.
5 Penyajian nada tes tidak boleh dengan irama yang konstan dan lamanya interval antara dua bunyi harus selalu diubah-ubah. Tidak
boleh memutar tombol dial pengatur selama penyaji masih ditekan.
6 Pemeriksaan pertama dimulai pada frekuensi 1000 Hz karena nada ini dapat memberi hasil akurat yang konsisten. Kemudian periksa
nada-nada lebih tinggi 2000 Hz, 3000Hz, 4000 Hz, 6000 Hz, dan 8000 Hz.
Untuk menentukan nilai ambang dengar pada tiap-tiap frekuensi dilakukan sebagai berikut :
1 Putar tombol dial pada kedudukan 0 dB dan sajikan bunyi selama 1-2 detik. Bila tidak ada respon, intensitas dinaikkan 5 dB, demikian
seterusnya sampai ada respon. Jika sudah ada respon, turunkan intensitasnya 5 dB sebagai cross check dan bila tidak mendengar
maka inilah nilai ambang frekuensi tersebut. Untuk telinga kanan diberikan kode O dan telinga kiri diberi kode X pada audiogram.
2 Cara yang sama dilakukan untuk frekuensi-frekuensi yang lain.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Data diambil dari hasil pemeriksaan di Departemen Ilmu Penyakit Dalam dan Departemen Ilmu Kesehatan THT-KL FK USURSUP H.
Adam Malik Medan.
3.8 Analisa Data
Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis secara statistik. Analisis univariat dilakukan dengan menampilkan data pada dua kelompok
Penderita DM Tipe-2 dan Non DM sesuai dengan variabel yang diteliti. Masing-masing data tersebut dianalisis menggunakan statistik
deskriptif.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendapatkan hasil uji bivariat, peneliti menentukan hipotesis statistik sebagai berikut:
H01: tidak ada hubungan antara lama menderita DM Tipe-2 dengan gangguan pendengaran
H02: tidak ada hubungan antara umur menderita DM Tipe-2 dengan gangguan pendengaran
H03: tidak ada hubungan antara keteraturan berobat dari penderita DM Tipe-2 dengan gangguan pendengaran
Untuk menerima menolak H0, maka akan dilakukan pengujian dengan uji statistik, uji anova dan uji chi-square pada Confidence Interval 95.
3.9 Masalah Etika
Semua sampel akan diberikan penjelasan mengenai penelitian ini dan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan setelah
penjelasan informed consent bahwa segala informasi tentang penelitian ini hanya ditujukan untuk kepentingan ilmu pengetahuan THT-KL dan
tidak untuk kepentingan lainnya. Untuk itu maka peneliti akan mengurus ethical clearence dari Komite Etik FK USU.
Universitas Sumatera Utara
1.10 Kerangka Kerja
Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 yang memenuhi kriteria inklusi n=20
Kelompok Non DM yang memenuhi kriteria inklusi n=20
Jenis Kelamin, Umur,
Lama menderita
Pemeriksaan THT Rutin
Normal Tidak Normal
Pemeriksaan Audiometri Ekslusikan
Normal
Tidak Normal
Tuli Sensorineural
P e
n g
o l
a h
a n
D a
t a
Analisa Data Keterangan :
= diperiksa = data yang dikumpulkan
= Menganalisa data Ringan
Sedang Berat
Sangat Berat
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan:
Semua pasien yang datang berobat ke Unit Penyakit Dalam di Sub- Departemen Endrokrinologi Ilmu Kesehatan Penyakit Dalam dan
pemeriksaan THT-KL di Departemen THT-KL FK USURSUP H. Adam Malik Medan.
Pasien yang datang berobat ke Unit Penyakit Dalam di Sub- Departemen Endrokrinologi Ilmu Kesehatan Penyakit Dalam dengan DM-
Tipe 2 dan pasien Non DM diwawancarai untuk memperoleh informasi mengenai aspek demografi umur, jenis kelamin dan lama menderita.
Kemudian anamnese dan pemeriksaan THT rutin terhadap kedua kelompok ini juga akan dilakukan, yang meliputi pemeriksaan THT untuk
mencari adanya kelainan yang dapat mempengaruhi fungsi pendengaran, mempunyai riwayat sakit telinga terdahulu, gangguan pendengaran yang
dibawa sejak lahir, infeksi telinga, trauma kepala atau telinga, trauma akustik, dan penggunaan obat ototoksik yang mempengaruhi fungsi
pendengaran, dan atau menderita penyakit sistemik lain seperti: hipertensi, malaria, dll. Jika ada, maka pasien Non DM tersebut akan
dikeluarkan dari penelitian. Setelah memenuhi syarat, maka dilaksanakan pemeriksaan
audiometri nada murni 250 Hz, 500 Hz, 1000Hz, 2000Hz, 4000Hz dan 8000Hz baik kepada pasien DM Tipe-2 maupun kepada Non DM.
3.11 Jadwal Penelitian