Diagram 4.1 Rata – rata ambang dengar telinga kanan dan kiri pada
Penderita DM Tipe-2 dan Non DM di tiap frekuensi
Diagram 4.1 merupakan tampilan rata-rata ambang dengar telinga kanan dan kiri pada tiap frekuensi untuk penderita DM Tipe-2
dibandingkan dengan Non DM. Pada penderita DM Tipe-2 rata-rata nilai ambang dengar berada pada range di sekitar 30 – 60 dB, khususnya pada
telinga kanan terjadi sedikit peningkatan pada frekuensi 2000Hz lalu kemudian meningkat lagi pada frekuensi 4000Hz, sementara pada telinga
kiri cenderung meningkatkan secara konsisten tanpa ada lonjakan yang signifikan.
Pada penderita Non DM rata-rata ambang dengar berada pada range sekitar 15 – 30 dB, dimana pada telinga kanan dan kiri cenderung
mengalami peningkatan yang konsisten pada frekuensi 250 – 8000 Hz.
4.6. Perbedaan Antara Penderita DM Tipe-2 dan Non DM
Secara umum, gambaran perbedaan gangguan pendengaran antara penderita DM Tipe-2 dan Non DM dapat dilihat pada Diagram di
bawah ini.
500 1000
2000 4000
8000 250
Hz dB
Universitas Sumatera Utara
dB Diagram 4.2. Distribusi Nilai Pengukuran Gangguan Pendengaran
Penderita DM Tipe-2 dan Non DM Untuk Kedua Telinga
Diagram 4.2 di atas memperlihatkan pola yang menarik yaitu bahwa nilai pengukuran gangguan pendengaran Penderita DM Tipe-2 dan
Non DM untuk kedua telinga memiliki pola yang tidak berbeda jauh, ditandai dengan arah titik yang tidak saling berbeda. Nilai-nilai yang lebih
tinggi terlihat lebih jelas pada penderita DM Tipe-2, dibandingkan dengan yang Non DM. Perbedaan distribusi yang lebih jelas digambarkan pada
Diagram 4.3 berikut ini.
Diagram 4.3. Distribusi Pengukuran Pada Penderita DM Tipe-2 dan Non DM untuk kedua telinga
a Telinga Kanan dB
dB
DM Tipe-2 Non DM
Telinga Kiri Telinga Kanan
Universitas Sumatera Utara
b Telinga Kiri
Pada diagram 4.3 a memperlihatkan distribusi pengukuran audiometri telinga kanan pada penderita DM Tipe-2 dibandingkan dengan
Non DM. Terlihat dengan jelas bahwa hasil audiometri pada penderita DM Tipe-2 lebih bervariasi dibandingkan dengan Non DM, pada penderita DM
Tipe-2 hasil pengukuran cenderung menjauhi nilai median bahkan ditemukan adanya data yang berada pada posisi diluar range. Hal ini
menunjukkan adanya variasi data yang lebih tinggi pada penderita DM Tipe-2 dibandingkan dengan Non DM yang variasi datanya cenderung
lebih rendah. Pola yang tidak jauh berbeda terlihat juga pada hasil pengukuran audiometri untuk telinga kiri sebagaimana yang terlihat pada
diagram 4.3 b. Pada penderita DM Tipe-2 hasil pengukurannya juga cenderung berada diatas nilai median sehingga menghasilkan variasi
pengukuran yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pengukuran pada Non DM.
DM Tipe-2 Non DM
DM Tipe-2 Non DM
dB
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan perbedaan antara Penderita DM Tipe-2 dan Non DM, maka dilakukan uji statistik dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5.Uji Statistik Perbedaan Gangguan Pendengaran Antara Penderita DM Tipe-2 dan Non DM Confidence Interval 95
p0,05 Tabel 4.5 di atas memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara mereka yang menderita DM Tipe-2 dengan yang Non DM, pada tabel tersebut menyebutkan bahwa perbedaan gangguan
pendengaran antara penderita DM Tipe-2 dan Non DM berada pada tingkat signifikan 0,002 dengan Confidance Interval antara 5,682 – 22,492.
Dengan demikian hipotesis yang ada ditolak sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara DM Tipe-2 dengan
gangguan pendengaran. Kategori
Mean SD
Sig CI95
DM Tipe-2 36,2875
18.32912 0,002
5,682-22,492 Non DM
21,812 2.96012
Universitas Sumatera Utara
FrekuensiHz Group
Telinga Kelompok Umur Tahun
Significance ANOVA
35-40 41-45
46-50 51-55
dBMean±SD
250 Penderita
DM Tipe-2 Kanan
15,62±4,49 25±15,11
30±17,79 55±21,21
0,012 Kiri
16,25±4,43 28,33±15,70
32,5±17,55 60±14,14
0,003 Non DM
Kanan 18±6,70
20±3,53 14±2,23
16±5,47 0,266
Kiri 20±3,53
18±2,73 16±2,23
16±4,18 0,153
500 Penderita
DM Tipe-2 Kanan
20±5,34 29,16±16,55
32,5±15,54 60±28,28
0,018 Kiri
19,37±3,20 33,16±20,30
36,25±18,87 62,5±17,67
0,014 Non DM
Kanan 21±6,51
21±4,18 18±4,47
18±4,47 0,609
Kiri 20±500
20±3,53 19±4,18
16±2,23 0,471
1000 Penderita
DM Tipe-2 Kanan
24,37±3,20 33,33±16,93
36,25±17,01 65±28,28
0,018 Kiri
22,5±4,62 35,83±16,55
40±17,32 67,5±17,67
0,004 Non DM
Kanan 22±2,73
23±6,70 21±4,18
25±3,53 0,379
Kiri 22±2,73
21±4,18 20±6,12
21±2,23 0,630
2000 Penderita
DM Tipe-2 Kanan
27,5±4,62 38,33±18,07
42,5±17,07 67,5±38,89
0,042 Kiri
26,25±4,43 39,16±17,44
42,5±17,55 67,5±17,67
0,009 Non DM
Kanan 27±4,47
18±2,73 22±4,47
23±2,73 0,014
Kiri 24±2,72
22±2,73 24±5,47
20±2,23 0,296
4000 Penderita
DM Tipe-2 Kanan
32,5±7,07 44,16±20,35
52,5±19,36 77,5±24,74
0,017 Kiri
31,25±7,90 43,33±16,93
46,25±16,00 72,5±17,67
0,011 Non DM
Kanan 23±2,73
22±2,73 24±5,47
25±7,07 0,798
Kiri 25±3,53
24±2,23 25±5,00
23±2,73 0,365
8000 Penderita
DM Tipe-2 Kanan
35,62±8,21 45±18,16
55±16,83 80±21,21
0,009 Kiri
33,75±9,16 44,16±17,44
51,25±15,47 72,5±17,67
0,017 Non DM
Kanan 20±5,00
17±2,73 22±4,47
19±6,51 0,426
Universitas Sumatera Utara
Kiri 24±4,18
25±3,53 25±7,07
23±8,38 0,481
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 diatas memperlihatkan uji Anova dengan
menggabungkan variabel umur pada frekuensi yang berbeda- beda.Terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara telinga
kanan dan kiri dari penderita DM Tipe-2 pada frekuensi 250 Hz jika dilihat berdasarkan umurnya p0,05. Pola yang sama terlihat pada frekuensi
500 dimana pada telinga kanan terdapat perbedaan yang signifikan antara setiap kelompok umur. Pada frekuensi 1000 Hz, pada penderita DM Tipe-
2 terdapat perbedaan yang nyata p0,05 pada kedua telinga untuk setiap kelompok umur. Pola yang serupa juga dijumpai pada frekuensi
2000, 4000 dan 8000 Hz dimana terjadi perbedaan yang signifikan antara kelompok umur, untuk kedua telinga penderita DM Tipe-2. Pada Non DM,
hal tersebut tidak ditemukan. Ini menunjukkan bahwa gangguan pendengaran tidak ditentukan oleh umur dari mereka yang menderita DM
Tipe-2. Tabel 4.7 Hubungan Antara Lama Menderita DM Tipe-2 dengan
Gangguan Pendengaran
Lama Menderita DM
Gangguan Pendengaran Jumlah
Tidak ada Ada
5 tahun 8 72,8
3 27,2 11 100
≥ 5 tahun 3 33,33
6 66,67 9 100
Jumlah 11 55
9 45 20 100
p Fisher 0,022
Tabel di atas memperlihatkan hubungan antara lama menderita DM Tipe-2 dengan gangguan pendengaran. Penderita DM Tipe-2, yang
diketahui telah menderita penyakit DM Tipe-2 dalam kurun waktu 5 tahun
Signifikan
Universitas Sumatera Utara
yang lalu, hanya sebanyak 3 orang 27,2 yang ketika diperiksa ternyata mengalami gangguan pendengaran. Sebaliknya, penderita DM yang
menderita ≥ 5 tahun, sebagian besar mengalami gangguan pendengaran.
Hasil uji chi-square terhadap hubungan antara lama menderita DM dengan gangguan pendengaran menunjukkan hubungan yang bermakna
p0,05 dengan nilai p=0,022. Tabel 4.8 Hubungan Antara Keteraturan Berobat dengan Gangguan
Pendengaran
Keteraturan Berobat
Gangguan Pendengaran Jumlah
Tidak ada Ada
Teratur 11 84,6
2 15,4 13 100
Tidak Teratur 0 0 7 100
7 100 Jumlah
11 9
20 100 p Fisher
0,000
Sementara itu, tabel di atas memperlihatkan bahwa dari sebanyak 13 orang yang memiliki keteraturan berobat, hanya 2 orang saja 15,4
yang mengalami gangguan pendengaran. Sebaliknya, dari 7 orang yang pengobatannya tidak teratur, semuanya mengalami gangguan
pendengaran dengan derajat yang berbeda-beda. Hasil uji chi-square terhadap hubungan antara keteraturan berobat dengan gangguan
pendengaran menunjukkan hubungan yang bermakna p0,05 dengan nilai p=0,000.
Sangat Signifikan
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN