Pengendalian Kegiatan Usaha Kegiatan Usaha

PT. BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk. 131 pembiayaan perumahan. Perseroan juga sudah melakukan penyaluran kredit yang dialokasikan pada sektor usaha kecil menengah dan sektor konsumsi yaitu dengan ditunjuknya Perseroan oleh pemerintah sebagai penyalur program pemberian kredit yaitu Kredit Usaha Rakyat KUR dan KPR Fasilitas Likuiditas Program Perumahan FLPP disamping juga pemberian kredit di sektor retail dan korporasi. Kebijakan perkreditan akan lebih diarahkan agar dapat memberikan solusi kebutuhan usaha nasabah. Berbagai strategi terus diupayakan dengan melakukan langkah-langkah yang menyiasati persaingan bisnis dengan tetap berpedoman pada asas prudential banking seperti penyederhanakan proses kredit, meningkatkan mutu layanan melalui dukungan teknologi sistem informasi, mengadakan program pelatihan bagi sumber daya manusia yang berkaitan dengan perkreditan untuk meningkatkan kemampuan dan keahkian ataupun menyelenggarakan program promosi guna menunjang pemasaran produk. Dari segi pricing, Perseroan memberikan rate yang kompetitif agar penetrasi pasar dapat lebih maksimal. Setiap kantor cabang turut memantau dan memberikan informasi mengenai suku bunga yang berlaku di wilayah setempat. Program kerja yang dijalankan selama tahun 2016 terkait kegiatan pemasaran adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan customer centric terutama di segmen konsumer ritel sehingga dapat melayani kebutuhan para nasabah sepanjang siklus kehidupannya. 2. Pemenuhan kebutuhan jumlah marketing. 3. Struktur organisasi yang berfokus pada percepatan dalam proses pemasaran produk lending maupun funding. 4. Pelatihan untuk meningkatkan kualitas tenaga marketing. 5. Menginisiasi kegiatan motivasi melalui Marketing Reward. 6. Memperbanyak kerja sama pihak ke 3 seperti: developer, agen property, perusahaan, komunitas, asosiasi, koperasi dan lain-lain. 7. Memperbanyak melakukan promosi baik media cetak, elektronik dan mainstream. 8. Memperbanyak event dan mini booth. 9. Proses kredit cepat dan mudah. 10. Peningkatan kantor layanan.

5. Pengendalian Kegiatan Usaha

Kegiatan usaha Perseroan senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Manajemen risiko merupakan elemen yang sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan, pengelolaan risiko sebagai hal penting untuk mencapai pengembalian atas modal yang optimal dengan mengoptimalkan risiko dan keuntungan Perseroan. Secara berkesinambungan manajemen risiko pada Perseroan dilakukan melalui pengawasan secara aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi serta penerapan strategi manajemen risiko secara strategis. Sebagai salah satu bentuk pengawasan aktif dari Dewan Komisaris dan Direksi, telah dibentuk Komite Pemantau Risiko, dimana komite ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan kebijakan dan strategi manajemen risikoyang disusun oleh manajemen. Direksi juga membentuk Komite Manajemen Risiko, dimana komite ini beranggotakan Direksi dan Pejabat Eksekutif Perseroan yang memiliki tugas membantu Direksi dalam menjalankan tugas menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko. Komite Manajemen Risiko secara berkala mengadakan rapat, hasil rapat komite tersebut oleh Direksi dilaporkan kepada Dewan Komisaris untuk dievaluasi lebih lanjut. PT. BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL, Tbk. 132 Untuk memastikan bahwa risiko dapat dikendalikan Perseroan secara memadai, maka beberapa langkah-langkah strategis dalam mengembangkan sistem manajemen risiko, dilakukan dengan, antara lain: 1. Membentuk komite-komite yang secara aktif melakukan pemantauan atas pengelolaan risiko Perseroan, seperti Komite Pemantau Risiko, Komite Manajemen Risiko, Komite Kredit dan Asset and Liability Committee ALCO; 2. Penyusunan kebijakan dan prosedur manajemen risiko berdasarkan Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum dan dengan memperhatikan rekomendasi dari Bassel Committee on Banking Supervision; 3. Penerapan parameter dan limit risiko; 4. Meningkatkan kompetensi dan keahlian manajemen risiko yang lebih memadai sesuai dengan Peraturan BI Nomor : 1119PBI2009tentang Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum serta mengikutsertakan pengurus dan pejabat bank dalam sertifikasi manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko Perseroan juga meliputi pengawasan aktif manajemen, penerapan kebijakan dan prosedur, penetapan limit risiko, proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko, penerapan sistem informasi dan pengendalian risiko. Perseroan menyadari pentingnya pengelolaan risiko sebagai pertimbangan utama untuk mencapai tujuan Perseroan. Sejalan dengan pedoman Bank Indonesia dan OJK, Perseroan mengimplementasikan pemantauan dan sistem pengawasan untuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional dan risiko kepatuhan.

6. Tingkat Kesehatan Bank