Keadaan Sewaktu Pulang Analisa Statistik .1 Umur Berdasarkan Jenis Komplikasi

5.8 Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.11 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 5.11 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan keadaan sewaktu pulang adalah pulang atas permintaan sendiri sebesar 73,5 sedangkan proporsi terendah adalah meninggal dunia sebesar 10,6. CFR Sirosis hati di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 adalah 10,6. Hal ini kemungkinan disebabkan pasien datang dengan kondisi buruk dan disertai komplikasi sehingga penanganan dan pengobatan yang diberikan kepada pasien sudah terlambat. Proporsi penderita Sirosis hati yang pulang atas permintaan sendiri adalah proporsi yang paling tinggi. Hal ini terjadi kemungkinan keluarga sudah pasrah dengan kondisi pasien karena penyakit Sirosis hati adalah penyakit yang sulit ditangani, sehingga keluarga memilih untuk merawat pasien di rumah saja. 73,5 15,9 10,6 Keadaan Sewaktu Pulang Pulang atas permintaan sendiri Pulang Berobat Jalan Meninggal 5.9 Analisa Statistik 5.9.1 Umur Berdasarkan Jenis Komplikasi Distribusi proporsi umur penderita Sirosis hati di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan jenis komplikasi tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.12 Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 5.12 dapat dilihat bahwa dengan komplikasi Varises Esofagus, proporsi penderita yang berumur 40 tahun adalah 12,9 dan yang berumur ≥40 tahun adalah 87,1. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Hepatoma, proporsi yang berumur 40 tahun adalah 50 dan yang berumur ≥40 tahun adalah 50. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Ensefalopati Hepatikum, proporsi yang berumur 40 tahun adalah 50 dan yang berumur ≥40 tahun adalah 50. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites, proporsi yang berumur 40 tahun adalah 4,1 dan yang berumur ≥40 tahun adalah 95,9. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji uji Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai p 12,9 50 50 4,1 87,1 50 50 95,9 20 40 60 80 100 120 Varises Esofagus Hepatoma Ensefalopati Hepatikum Asites 40 ≥40 = 0,176, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi umur berdasarkan jenis komplikasi.

5.9.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu

Ada 76 kartu status yang tidak tercatat riwayat penyakit terdahulunya Distribusi proporsi jenis kelamin penderita Sirosis hati di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan riwayat penyakit terdahulu tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.13 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 5.13 dapat dilihat bahwa penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis B, proporsi yang berjenis kelamin laki-laki adalah 75 dan yang perempuan adalah 25. Penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis C, proporsi yang berjenis kelamin laki-laki adalah 57,1 dan yang perempuan adalah 42,9. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji uji Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai p = 0,978, 75 57.10 60 25 42.90 40 10 20 30 40 50 60 70 80 Hepatitis B Hepatitis C Penyakit lainnya Laki-laki Perempuan artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan riwayat penyakit terdahulu

5.9.3 Jenis Kelamin Berdasarkan Jenis Komplikasi

Distribusi proporsi jenis kelamin penderita Sirosis hati di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan jenis komplikasi tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.14 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 5.14 dapat dilihat bahwa penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Varises Esofagus, proporsi penderita dengan jenis kelamin laki-laki adalah 48,4 dan perempuan adalah 51,6. Penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Hepatoma, proporsi penderita dengan jenis kelamin laki-laki adalah 75 dan perempuan adalah 25. Penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Ensefalopati Hepatikum, proporsi penderita dengan jenis kelamin laki-laki adalah 50 dan perempuan 1 adalah 50. Penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Asites, proporsi penderita dengan jenis kelamin laki-laki adalah 67,3 dan perempuan adalah 32,7. Hasil uji statistik dengan 48.40 75 50 67.30 51.60 25 50 32.70 10 20 30 40 50 60 70 80 Varises Esofagus Hepatoma Ensefalopati Hepatikum Asites Laki-laki Perempuan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai p = 0,503, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan jenis komplikasi.

5.9.4 Jenis Komplikasi Berdasarkan Penyakit Terdahulu

Ada 57 kartu status yang tidak tercatat riwayat penyakit terdahulunya. Distribusi proporsi jenis komplikasi penderita Sirosis hati di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan riwayat penyakit terdahulu tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.15 Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Komplikasi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 5.15 dapat dilihat bahwa Penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis B, proporsi yang mengalami komplikasi Varises Esofagus adalah 13,3, yang mengalami komplikasi Hepatoma adalah 6,7, yang mengalami komplikasi Asites adalah 80. Penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis C, proporsi 13.30 50 25 6.70 80 50 62.50 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Hepatitis B Hepatitis C Penyakit Lainnya Varises Esofagus Hepatoma Ensefalopati Hepatikum Asites yang mengalami komplikasi Varises Esofagus adalah 50, yang mengalami komplikasi Asites adalah 50. Penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu adalah penyakit lainnya, proporsi yang mengalami komplikasi Varises Esofagus adalah 25, yang mengalami komplikasi Ensefalopati Hepatikum adalah 12,5, yang mengalami komplikasi Asites adalah 62,5. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai p = 0,329, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis komplikasi berdasarkan riwayat penyakit terdahulu.

5.9.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Komplikasi

Distribusi proporsi jenis lama rawatan rata-rata penderita Sirosis hati di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan jenis komplikasi tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.16 Diagram Bar Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014 4.75 5.74 6.5 9.49 2 4 6 8 10 Hepatoma Varises Esofagus Ensefalopati Hapatikum Asites Berdasarkan gambar 5.16 dapat dilihat bahwa penderita yang mengalami komplikasi Varises Esofagus, lama rawatan rata-ratanya 5,74 6 hari. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Hepatoma, lama rawatan rata-ratanya 4,75 5 hari. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Ensefalopati Hapatikum, lama rawatan rata-ratanya 6,50 7 hari. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites, lama rawatan rata-ratanya 9,49 9 hari. Hasil analisis statistik dengan uji Anova diperoleh nilai p0,05 yang artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan jenis komplikasi.

5.9.6 Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi jenis komplikasi penderita Sirosis hati di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan keadaan sewaktu pulang tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.17 Diagram Bar Proporsi Jenis Komplikasi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 5.17 dapat dilihat bahwa penderita Sirosis hati dengan 29 10.20 67.70 75 50 75.50 3.20 25 50 14.30 10 20 30 40 50 60 70 80 Varises Esofagus Hepatoma Ensefalopati Hepatikum Asites Pulang Berobat Jalan Pulang Atas Permintaan Sendiri Meninggal komplikasi Varises Esofagus, proporsi penderita yang pulang berobat jalan adalah 29, yang pulang atas permintaan sendiri adalah 67,7 dan yang meninggal dunia adalah 3,2. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Hepatoma, tidak ada yang pulang berobat jalan, proporsi penderita yang pulang atas permintaan sendiri adalah 75, dan yang meninggal dunia adalah 25. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Ensefalopati Hepatikum, tidak yang pulang berobat jalan, proporsi penderita yang pulang atas permintaan sendiri adalah 50 dan yang meninggal dunia adalah 50. Penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites, proporsi penderita yang berobat jalan adalah 10,2, yang pulang atas permintaan sendiri adalah 75,5 dan yang meninggal dunia adalah 14,3. Komplikasi yang biasa muncul pada Sirosis hati adalah Asites dan Varises Esofagus. Asites adalah akumulasi cairan di rongga peritoneum. Mekanisme terjadinya Asites pada pasien Sirosis hati karena adanya Hipertensi portal yang mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik, kemudian terjadi penurunan produksi albumin yang menyebabkan penurunan tekanan osmotik koloid. Tahap tekahir terjadi penurunan volume sirkulasi yang menyebabkan hiperaldosteronism yang mengakibatkan retensi natrium dan air. Infeksi pada cairan Asites akan memperberat kondisi pasien, maka Asites harus dikelola dengan baik Saratun Lusianah, 2010. Menurut Saratun Lusianah 2010, Ensefalopati Hepatik salah satu komplikasi pada Sirosis hati yang penyebabnya karena ketidakmampuan hati untuk memetabolisme amonia menjadi ureum, amonia bersifat toksik pada susunan saraf pusat. Ensefalopati Hepatik dapat mengakibatkan kemunduran fungsi intelektual, tidak adanya respon terhadap ransangan nyeri, perubahan pola tidur dan kurang konsentrasi. Pasien Sirosis hati dalam keaadan berbahaya apabila terjadi perdarahan dan pecahnya Varises Esofagus. Bila terjadi perdarahan, maka pasien memerlukan tranfusi darah, vasopressin dan pemasangan NGT untuk lavage lambung. Apabila perdarahan belum juga berhenti, maka dapat dilakukan pemasangan balon untuk tamponade. Apabila tidak berhasil dapat dilakukan ligasi varises. Menurut Unggul Budihusodo 2009, Hepatoma memiliki beberapa faktor risiko yaitu Virus Hepatitis B, Virus Hepatitis C, Sirosis hati, dan konsumsi alkohol terus-menerus. Sekitar 3-5 dari pasien Sirosis hati akan mengalami Hepatoma dan Hepatoma merupakan penyebab utama kematian Sirosis hati. Pasien Sirosis hati dengan komplikasi apapun dianjurkan mengurangi kegiatan yang berat misalnya olahraga sepakbola karena dapat memberatkan kerja hati. Olahraga yang disarankan hanya sebatas jalan santai. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai p = 0,072, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan jenis komplikasi. 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan