Analisa Statistik Karakteristik Penderita Sirosis Hati yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014

sedangkan proporsi terendah yaitu meninggal dunia sebanyak 12 orang 10,6. Case Fatality Rate CFR penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 adalah 10,6.

4.3 Analisa Statistik

4.3.1 Umur Berdasarkan Jenis Komplikasi

Distribusi proporsi umur penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat : Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Umur Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012- 2014 Jenis Komplikasi Umur tahun Total 40 ≥40 f f f Varises Esofagus 4 12,9 27 87,1 31 100 Hepatoma 2 50,0 2 50,0 4 100 Ensefalopati Hepatikum 1 50,0 1 50,0 2 100 Asites 2 4,1 47 95,9 49 100 p=0,176 Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa proporsi penderita Sirosis hati dengan komplikasi Varises Esofagus pada kelompok umur 40 tahun adalah 4 orang 12,9 sedangkan pada kelompok umur ≥40 tahun adalah 27 orang 87,1. Proporsi penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Hepatoma pada kelompok umur 40 tahun adalah 2 orang 50,0 dan pada kelom pok umur ≥40 tahun adalah 2 orang 50,0. Proporsi penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Ensefalopati Hepatikum pada kelompok umur 40 tahun adalah 1 orang 50 dan pada kelompok umur ≥40 tahun adalah 1 orang 50,0. Proporsi penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites pada kelompok umur 40 tahun adalah 2 orang 4,1 sedangkan pada kelompok umur ≥40 tahun adalah 47 orang 95,9.Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai p = 0,176, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi umur berdasarkan jenis komplikasi pasien.

4.3.2 Jenis Kelamin Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu

Ada 76 kartu status yang tidak tercatat riwayat penyakit terdahulunya. Distribusi proporsi jenis kelamin penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan riwayat penyakit terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Sirosis Hati Berdasarkan RiwayatPenyakitTerdahuludi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012- 2014 Riwayat Penyakit Terdahulu JenisKelamin Total Laki-laki Perempuan f f f Hepatitis B Hepatitis C Penyakit Lainnya 15 4 6 75,0 57,1 60,0 5 3 4 25,0 42,9 40,0 20 7 10 100 100 100 p=0,978 Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa proporsi penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis B lebih banyak pada laki-laki yaitu 15 orang 75. Proporsi penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis C pada laki-laki adalah 4 orang 57,1 sedangkan pada perempuan adalah 3 orang 42,9. Proporsi penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu penyakit lainnya pada laki-laki adalah 6 orang 60 sedangkan pada perempuan adalah 4 orang 40. Proporsi penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu tidak tercatat pada laki-laki adalah 46 orang 60,5 sedangkan pada perempuan adalah 30 orang 39,5.Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov Z diperoleh nilai p = 0,978, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan riwayat penyakit terdahulu.

4.3.3 Jenis Kelamin Berdasarkan Jenis Komplikasi

Distribusi proporsi riwayat jenis kelamin penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.11Distribusi ProporsiJenis Kelamin Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012- 2014 JenisKomplikasi JenisKelamin Total Laki-laki Perempuan f f f Varises Esofagus Hepatoma Ensefalopati Hepatikum Asites 15 3 1 33 48,4 75 50 67,3 16 1 1 16 51,6 25 50 32,7 31 4 2 49 100 100 100 100 p=0,503 Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa dari 31 orang penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Varises Esofagus, penderita dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang 48,4 dan perempuan sebanyak 16 orang 51,6. Dari 4 orang penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Hepatoma, penderita dengan jenis kelamin laki-laki 3 orang 75 dan perempuan 1 orang 25. Dari 2 orang penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Ensefalopati Hepatikum, penderita dengan jenis kelamin laki-laki 1 orang 50 dan perempuan 1 orang 50. Dari 49 orang penderita Sirosis hati dengan jenis komplikasi Asites, penderita dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 33 orang 67,3 dan perempuan sebanyak 16 orang 32,7. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh nilai p = 0,503, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kelamin berdasarkan jenis komplikasi.

4.3.4 Jenis Komplikasi Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu

Ada 57 kartu status yang tidak tercatat riwayat penyakit terdahulunya.Distribusi proporsi jenis komplikasipenderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan riwayat penyakit terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Jenis KomplikasiPenderita Sirosis Hati Berdasarkan RiwayatPenyakitTerdahuludi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012- 2014 Jenis Penyakit Terdahulu Jenis komplikasi Total Varises Esofagus Hepatoma Ensefalopati Hepatikum Asites f f f f f Hepatitis B 2 13,3 1 6,7 12 80 15 100 Hepatitis C 3 50 3 50 6 100 Penyakit lainnya 2 25 1 12,5 5 62,5 8 100 p=0,329 Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dari 15 penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis B, yang mengalami komplikasi Varises Esofagus 2 orang 13,3, yang mengalami komplikasi Hepatoma 1 orang 6,7, yang mengalami komplikasi Asites 12 orang 80. Dari 6 orang penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu Hepatitis C, yang mengalami komplikasi Varises Esofagus 3 orang 50, yang mengalami komplikasi Asites 3 orang 50. Dari 8 penderita Sirosis hati dengan riwayat penyakit terdahulu adalah penyakit lainnya, yang mengalami komplikasi Varises Esofagus 2 orang 25, yang mengalami komplikasi Ensefalopati Hepatikum 1 orang 12,5, yang mengalami komplikasi Asites 5 orang 62,5. Dari 57 penderita Sirosis hati yang tidak tercatat riwayat penyakit terdahulunya, yang mengalami komplikasi Varises Esofagus 24 orang 42,1, yang mengalami komplikasi Hepatoma 3 orang 5,3, yang mengalami komplikasi Ensefalopati Hepatikum 1 orang 1,8, yang mengalami komplikasi Asites 29 orang 50,9.Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai p = 0,329, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis komplikasiberdasarkan riwayat penyakit terdahulu.

4.3.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Komplikasi

Lama rawatan rata-rata penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.13 Lama Rawatan Rata-rataPenderita Sirosis Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012- 2014 Jenis Komplikasi Lama Rawatan Rata-Rata n Mean Standar Deviasi SD Varises Esofagus Hepatoma Ensefalopati Hepatikum Asites 31 4 2 49 5,74 4,75 6,50 9,49 2,607 0,5 6,364 8,317 Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa dari 31 orang penderita Sirosis hati dengan komplikasi Varises Esofagus, lama rawatan rata-ratanya 5,74 6 hari, dengan Standar Deviasi SD 2,607. Dari 4 orang penderita Sirosis hati dengan komplikasi Hepatoma, lama rawatan rata-ratanya 4,75 5 hari, dengan standar deviasi 0,5. Dari 2 orang penderita Sirosis hati dengan komplikasi Ensefalopati Hapatikum, lama rawatan rata-ratanya 6,50 7 hari, dengan standar deviasi 6,364. Dari 49 orang penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites, lama rawatan rata- ratanya 9,49 9 hari, dengan standar deviasi 8,317.

4.3.6 Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi jenis komplikasi penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.14 Distribusi Proporsi Jenis KomplikasiPenderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulangdi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012- 2014 Keadaan Sewaktu Pulang Jenis Komplikasi Varises Esofagus Hepatoma Ensefalopati Hepatikum Asites f f f f Pulang Berobat Jalan Pulang Atas Permintaan Sendiri Meninggal 9 21 1 29 67,7 3,2 3 1 75 25 1 1 50 50 5 37 7 10,2 75,5 14,3 Total 31 100 4 100 2 100 49 100 p=0,072 Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa dari 31 penderita Sirosis hati dengan komplikasi Varises Esofagus, yang pulang berobat jalan 9 orang 29, yang pulang atas permintaan sendiri 21 orang 67,7 dan yang meninggal dunia sebanyak 1 orang 3,2. Dari 4 orang penderita Sirosis hati dengan komplikasi Hepatoma, tidak ada yang pulang berobat jalan, yang pulang atas permintaan sendiri 3 orang 75, dan yang meninggal dunia 1 orang 25. Dari 2 penderita Sirosis hati dengan komplikasi Ensefalopati Hepatikum, tidak yang pulang berobat jalan, yang pulang atas permintaan sendiri 1 orang 50 dan yang meninggal dunia 1 orang 50. Dari 49 penderita Sirosis hati dengan komplikasi Asites, yang berobat jalan 5 orang 10,2, yang pulang atas permintaan sendiri 37 orang 75,5 dan yang meninggal dunia 7 orang 14,3.Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Kruskal Wallis diperoleh nilai p = 0,072, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang. 48

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Sosiodemografi 5.1.1 Umur dan Jenis Kelamin Distribusi proporsi umur dan jenis kelamin penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.1 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 5.1 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati terdapat pada kelompok umur 50-59 tahun, proporsi laki-laki yaitu sebesar 16,81 dan proporsi perempuan yaitu 15,04. Proporsi terendah penderita Sirosis hati terdapat pada kelompok umur 80-89 tahun, proporsi laki- laki yaitu 0,88 dan perempuan yaitu 0,88. Terdapat 1 orang pasien Sirosis hati yang berumur 21 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, suku Batak Toba, agama Kristen Protestan, mahasiswa, berasal dari Medan, keluhannya nyeri perut kanan atas, riwayat penyakit terdahulu tidak tercatat, tidak ada komplikasi, sumber biaya 4,42 6,19 15,92 16,81 10,61 7,96 0,88 4,42 4.42 15.04 8.85 3.54 0.88 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 perempuan laki-laki asuransi Prudential, lama rawatan 8 hari dan pulang atas permintaan sendiri. Hal ini berbeda dengan hasil penjelasan WHO yang menjelaskan bahwa umur terendah penderita Sirosis hati adalah 30 tahun. Hal ini mungkin terjadi karena orang tersebut sudah terinfeksi Hepatitis B atau Hepatitis C saat bayi, sehingga orang tersebut mengalami Hepatitis B atau C kronik kemudian mengakibatkan dia menderita Sirosis hati pada usia muda. Pada gambar di atas dapat dilihat pada kelompok umur 70-79 tahun penderita Sirosis hati cenderung menurun, kemungkinan diakibatkan penderita Sirosis hati pada umur tersebut sudah ada yang meninggal. Proporsi penderita Sirosis hati lebih tinggi pada usia produktif, hal ini kemungkinan karena perilaku mengkonsumsi alkohol dalam jangka waktu yang lama dan perilaku beresiko terkena Sirosis hati. Penderita Sirosis hati lebih banyak dialami laki-laki kemungkinan karena laki-laki lebih cenderung berperilaku beresiko untuk terkena Hepatitis B dan jika Hepatitis B itu telah menjadi kronis akan menyebabkan Sirosis hati dan juga kebiasaan laki-laki sering mengkomsumsi alkohol dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan Sirosis hati. Hasil penelitian Stephany Marpaung di RSUD dr. Pringadi Medan tahun 2010-2011 menemukan bahwa penderita Sirosis hati lebih banyak diderita oleh laki-laki sebesar 68,9 sedangkan perempuan sebesar 31,1.

5.1.2 Suku

Ada 2 kartu status yang tidak tercatat suku penderitanya. Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan suku di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Suku di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 5.2 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan suku adalah suku Batak sebesar 79,6 dan proporsi terendah adalah suku Melayu. Hal tersebut disebabkan karena penderita yang datang berobat ke RS Santa Elisabet Medan lebih banyak suku Batak. Pada penelitian ini suku Batak adalah penggabungan dari Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak dan Batak Mandailing. Suku lainnya meliputi Jawa, Cina, India, Nias, dan Minang. Kemungkinan juga karena kebiasaan orang Batak minum tuak dan mengkonsumsi alkohol. Hal ini sejalan dengan penelitian Nerry Armis Sibuea di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Haji Medan menemukan bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati adalah suku Batak sebesar 56,9. 79,6 13,2 4,4 0,9 Suku Batak Lainnya Jawa Aceh

5.1.3 Agama

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan agama di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Agama di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 5.3 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 berdasarkan agama adalah agama Kristen Protestan sebesar 69,9 sedangkan proporsi terendah adalah Hindu sebesar 0,9. Menurut penelitian Nur Aisyah Siregar 2008 di Rumah Sakit Umum RSU Pringadi tahun 2002-2006 proporsi tertinggi penderita Sirosis hati adalah penderita yang beragama Islam sebesar 68,1. Hal ini tidak berarti agama mempengaruhi kejadian Sirosis hati, tetapi karena yang datang ke RS Santa Elisabet Medan lebih banyak yang beragama Kristen Protestan. 69,9 13,3 11,5 4,4 0,9 Agama Kristen Protestan Katolik Islam Budha Hindu

5.1.4 Pekerjaan

Ada 6 kartu status yang tidak tercatat pekerjaan si penderita Sirosis hati. Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan pekerjaan di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.4 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 5.4 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan pekerjaan adalah pegawai negeripensiunan sebesar 23 sedangkan proporsi terendah adalah lainnya sebesar 2,7. Pada penelitian ini pekerjaan lainnya meliputi pendeta, supir dan mahasiswa. Hal ini kemungkinan karena mayoritas penderita yang berobat ke RS Santa Elisabet Medan adalah yang memiliki pekerjaan PNSpensiunan. Hasil penelitian Stephany marpaung di RSUD dr. Pringadi Medan tahun 2010-2011 menyatakan bahwa proporsi tertinggi pekerjaan penderita Sirosis hati adalah wiraswasta sebesar 40,8. 23 22,1 20,4 15,9 10,6 8 5 10 15 20 25

5.1.5 Daerah Asal

Distribusi proporsi penderita Sirosis hati rawat inap berdasarkan daerah asal di RS Santa Elisabet Medan tahun 2012-2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Daerah Asal di RS Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014 Berdasarkan gambar 5.5 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita Sirosis hati rawat inap di RS Santa Elisabet Medan berdasarkan daerah asal adalah luar kota Medan sebesar 71,7 sedangkan proporsi terendah adalah dari kota Medan sebesar 28,3. Hal ini dikarenakan RS Santa Elisabet Medan merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang menerima pasien dari rumah sakit lain di kota Medan dan di luar kota Medan. Penderita yang dari luar kota Medan berasal dari Kisaran, Kabupaten Karo, Deli Serdang, Tobasa, Kabupaten Dairi, Langkat, Nias, Tapanuli Utara, Simalungun, Humbahas, Batam, dan Aceh. 71,7 28,3 Daerah Asal Luar Kota Medan Kota Medan

5.2 Keluhan Utama Sewaktu Datang