7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sirosis hati
Sirosis hati adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan terbentuknya jaringan parut pada hati sebagai akibat dari kerusakan hati yang terus menerus dan
berkepanjangan. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan, nekrosis sel hati yang luas dan usaha regenerasi nodul. Apabila Sirosis hati sudah parah,
sebagian besar struktur hati yang normal mengalami perubahan bentuk atau menjadi
hancur. Hal
ini dapat
menimbulkan masalah penting misalnya pendarahan usus, pembekuan darah yang tidak normal, penumpukan cairan dalam
perut dan kaki dan kekacauan pikiran karena hati tidak dapat lagi menyaring zat racun dalam tubuh Sievert, 2010.
2.2 Anatomi dan Fungsi Hati
Menurut Longo Fauci 2013, hati liver adalah organ vital yang bertanggung jawab untuk banyak proses yang penting dalam hidup kita. Hati
liver merupakan salah satu organ tambahan pada sistem pencernaan dalam tubuh manusia. Hati melakukan banyak fungsi penting yang berbeda-beda dan
bergantung pada sistem aliran darahnya yang unik dan sel-selnya yang sangat khusus. Ketika hati mengalami masalah atau kerusakan, maka semua sistem tubuh
akan terpengaruh. Berikut ini adalah anatomi dan fungsi hati :
2.2.1 Anatomi Hati
Hati adalah organ terbesar di tubuh, memiliki berat 1-1,5 Kg. Hati terletak di kuadran kanan atas abdomen di bawah sangkar iga bawah kanan, bersebelahan
dengan diafragma, dan menonjol dengan tingkat bervariasi ke kuadran kiri atas. Hati secara luas dilindungi iga-iga.
Sebagian besar sel di hati adalah hepatosit, yang membentuk dua pertiga dari massa hati. Tipe sel sisanya adalah sel Kupffer atau sel fagositik anggota dari
sistem retikoloendotel, sel bentuk bintang ito atau penyimpanan lemak sel endotel
dan pembuluh darah, sel duktus empedu dan struktur-struktur penunjang. Dilihat dengan mikroskop cahaya, hati tampak tersusun dalam lobulus-lobulus,
dengan daerah porta perifer dan vena sentral di bagian tengah masing-masing lobulus Longo Fauci, 2013.
Menurut Pearce 2008, hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri. Permukaan atas berbentuk cembung dan terletak dibawah diafragma;
permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan, fisura transversus. Permukaannya dilintasi oleh berbagai pembuluh darah yang masuk-keluar hati.
Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah, sedangkan ligamen falsiformis melakukan hal yang sama di permukaan atas hati.
Selanjutnya hati dibagi lagi dalam empat belahan kanan, kiri ,kaudata dan kuadrata. Setiap belahan atau lobus terdiri atsa lobulus. Lobulus ini berbentuk
polihedral segi banyak dan terdiri atas sel hati berbentuk kubus, dan cabang- cabang pembuluh darah diikat bersama oleh jaringan hati. Hati mempunyai dua
jenis persediaan darah, yaitu yang datang melalui arteri hepatika dan yang melalui vena porta.
Pembuluh darah pada hati ialah : arteri hepatika, yang keluar dari aorta dan memberikan seperlima darahnya kepada hati; darah ini mempunyai kejenuhan
oksigen 95-100. Vena porta yang terbentuk dari vena lienalis dan vena mesenterika superior, mengantarkan empat perlima darahnya ke hati; darah ini
mempunyai kejenuhan oksigen hanya 70 sebab beberapa O
2
telah diambil oleh limpa dan usus. Darah vena porta ini membawa kepada hati zat makanan yang
telah diabsorbsi oleh mukosa usus halus. Vena hepatika mengembalikan darah dari hati ke vena kava inferior. Di dalam vena hepatika tidak terdapat
katup.Saluran empedu terbentuk dari penyatuan kapiler-kapiler empedu yang mengumpulkan empedu dari sel hati, maka terdapat empat pembuluh utama yang
menjelajahi seluruh hati dua yang masuk yaitu arteri hepatika dan vena porta, dan dua yang keluar yaitu vena hepatika dan saluran empedu Pearce, 2008.
2.2.2 Fungsi hati
Fungsi hati bersangkutan dengan metabolisme tubuh, khususnya mengenai pengaruhnya atas makanan dan darah. Hati merupakan pabrik kimia terbesar
dalam tubuh dalam hal bahwa hati menjadi pengantara metabolisme, yang artinya hati mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan yang disimpan di suatu
tempat di dalam tubuh, dan nantinya zat-zat tersebut akan dipakai oleh jaringan- jaringan tubuh Pearce, 2008.
Menurut Setiadi 2007, ada pun fungsi hati yang bersangkutan dalam hal metabolisme yaitu hati berperan serta dalam mempertahankan homeostatik gula
darah. Hati berperan mengubah glikogen menjadi glukosa jika diperlukan oleh tubuh. Hati memiliki peran dalam penguraian protein dari sel-sel tubuh dan sel
darah merah yang rusak dan hasil penguraian protein menghasilkan urea dari asam
amino berlebih dan sisa nitrogen. Hati menerima asam amino dan mengubahnya menjadi ureum yang akan dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin.
Sebagai tempat penyimpanan dan penyebaran berbagai zat, seperti glikogen, lemak, vitamin yang larut dalam lemak A, D, E, dan K dan zat besi dalam
bentuk feritin, yaitu suatu protein yang mengandung zat besi dan dapat dilepaskan bila zat besi diperlukan oleh tubuh. Dalam hal detoksifikasi, hati melakukan
inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat-obatan, serta memfagositosis zat asing yang tersintegrasi dalam darah. Hati juga mengubah zat buangan dan
bahan racun untuk dibuat mudah untuk ekskresi ke dalam empedu dan urin. Hati juga berperan dalam membentuk dan menghancurkan sel-sel darah merah selama
6 bulan masa kehidupan janin yang kemudian diambil alih oleh sumsum tulang belakang.
2.3 Klasifikasi Sirosis hati