Klasifikasi Sirosis hati Karakteristik Penderita Sirosis Hati yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabet Medan Tahun 2012-2014

amino berlebih dan sisa nitrogen. Hati menerima asam amino dan mengubahnya menjadi ureum yang akan dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin. Sebagai tempat penyimpanan dan penyebaran berbagai zat, seperti glikogen, lemak, vitamin yang larut dalam lemak A, D, E, dan K dan zat besi dalam bentuk feritin, yaitu suatu protein yang mengandung zat besi dan dapat dilepaskan bila zat besi diperlukan oleh tubuh. Dalam hal detoksifikasi, hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat-obatan, serta memfagositosis zat asing yang tersintegrasi dalam darah. Hati juga mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dibuat mudah untuk ekskresi ke dalam empedu dan urin. Hati juga berperan dalam membentuk dan menghancurkan sel-sel darah merah selama 6 bulan masa kehidupan janin yang kemudian diambil alih oleh sumsum tulang belakang.

2.3 Klasifikasi Sirosis hati

2.3.1 Berdasarkan Morfologi Sirosis hati

Menurut Nurdjanah 2009, berdasarkan morfologinya Sirosis hati dapat dibagi menjadi : 1. Sirosis Makronodular, ditandai dengan menebalnya septa dan ketebalan bervariasi dengan ketebalan nodulnya 3mm, irreguler dan multilobuler. 2. Sirosis Mikronodular, ditandai dengan terbentuknya septa tebal, teratur, mengandung nodul halus, kecil dan merata di seluruh lobus serta besar nodulnya 3 mm, reguler dan monolobuler. 3. Sirosis Campuran, kombinasi antara bentuk makronoduler dan mikronoduler.

2.3.2 Berdasarkan Etiologis Sirosis hati

Menurut Setiadi 2007, Berdasarkan etiologisnya Sirosis hati dapat sibagi menjadi : 1. Sirosis hati karena infeksi Virus Hepatitis. Hepatitis B ,C, dan D dapat berkembang menjadi Sirosis hati. Bertahannya virus adalah penyebab utama berkembangnya Sirosis hati. Untuk berkembang dari Hepatitis menjadi Sirosis hati, mungkin hanya membutuhkan beberapa bulan hingga 20-30 tahun. 2. Sirosis Alkoholik, pasien terkena Sirosis hati diakibatkan karena mengkonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama. 3. Sirosis hati akibat perlemakan hati non alkoholik, dengan epidemi obesitas yang berlanjut di negara-negara barat, semakin banyak pasien yang teridentifikasi mengidap penyakit perlemakan hati non alkoholik. Dari pasien-pasien tersebut,sebagian mengidap steatohepatitis non-alkoholik yang dapat berkembang kearah fibrosis dan Sirosis hati. 4. Sirosis hati akibat Hepatitis autoimun, pada keadaan ini ditandai dengan adanya antibodi antinukleus antinuclear antibody atau antibodi anti-otot polos anti-smooth-muscle antibody pada tubuh pasien. Karena adanya antibodi-antibodi itu dalam tubuh pasien akan mengakibatkan terjadinya radang hati dan akhirnya dapat berkembang menjadi Sirosis hati. 5. Sirosis hati karena toksik dan obat. Mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang atau kontak berulang dengan racun kimia seperti fosfor, arsenikum, karbon tetraklorida dan lainnya, dapat menimbulkan peradangan hati karena racun sehingga akhirnya berkembang menjadi Sirosis hati. 6. Sirosis Kriptogenik. Sirosis Kriptogenik bukanlah jenis Sirosis hati yang spesifik melainkan karena riwayat penyakit yang tidak jelas, gejala penyakit yang tidak spesifik sehingga sulit untuk didiagnosa. Sirosis hati yang tidak bisa diketahui penyebabnya mencapai 5-10 dari kasus yang ada. Kemungkinan penyebab lainnya adalah malnutrisi, Schistosomiasis , granoluma hepatik, infeksi dan lainnya. Penderita Sirosis hati kemungkinan akan menderita Kanker hati. Penderita seharusnya melakukan pemeriksaan sejak awal. Melakukan deteksi dini dan pengobatan dini, sehingga tidak berkembang menjadi Sirosis hati atau Kanker Hati.

2.3.3 Berdasarkan Gejala klinis Sirosis hati

Menurut Setiadi 2007, Berdasarkan gejala klinis Sirosis hati dapat dibagi menjadi : 1. Sirosis hati kompensata yang berarti belum adanya gejala klinis yang nyata. Sirosis hati ini sering ditemukan terjadi pada pemeriksaan test rutin atau ketika terjadi pemeriksaan karena masalah lain atau ketika pembedahan. 2. Sirosis hati dekompensata yang ditandai dengan gejala-gejala dan tanda klinis terutama pasien mengeluh karena adanya asites.

2.4 Gejala Klinis dan Diagnosis Sirosis hati