Hasil Analisis SWOT Hasil Analisis

61 Ini menunjukkan terjadi ketimpangan pembangunan yang besar antara Kecamatan Sidikalang sebagai ibukota dengan kecamatan lainnya. Seluruh kecamatan sangat membutuhkan Kecamatan Sidikalang dan seakan tidak membutuhkan kecamatan lainnya. Padahal jika interaksi lebih merata, tentu akan berarti lebih positif bagi pembangunan Kabupaten Dairi.

4.2.4 Hasil Analisis SWOT

Analisis SWOT bertujuan untuk merumuskan suatu rekomendasi strategi pembangunan Kabupaten Dairi yang dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah. Dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal dan eksternal Kabupaten Dairi. Faktor internal tersebut yaitu Kekuatan Strenght dan Kelemahan Weakness, sedangkan faktor eksternal yaitu Peluang Opportunity dan Ancaman Threat. Analisis ini kita lakukan dengan menggunakan Matriks SWOT dimana dengan matriks ini akan kita lakukan pencocokan tiap faktor internal dan eksternal sehingga akan didapat empat macam strategi. Keempat macam strategi tersebut yaitu strategi kekuatan-peluang S-O, strategi kelemahan-peluang W-O, strategi kelemahan-ancaman W-T dan stategi kekuatan-ancaman S-T. Dari keempat macam strategi ini akan dipilih satu strategi yang paling cocok untuk diterapkan di Kabupaten Dairi. Pemilihan ini berdasarkan hasil-hasil analisis yang sudah dilakukan dalam skripsi ini Location Quotient, Skalogram dan Gravitasi. Strategi yang dipilih ini yang akan ditetapkan sebagai rekomendasi bagi pemerintah untuk mempertajam perencanaan pembangunan yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara 62 Untuk menganalisisnya, telah disiapkan faktor-faktor baik internal maupun eksternal Kabupaten Dairi yang akan siap disusun dalam Matriks SWOT. Faktor- faktor ini diperoleh dari publikasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJP Dairi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA Kabupaten Dairi. Berikut adalah faktor internal dan eksternal Kabupaten Dairi. Kekuatan strength 1. Tersedianya potensi sumber daya alam daerah; 2. Tersedianya potensi sumber daya manusia sebagai tenaga kerja pembangunan; 3. Kondisi agroklimat yang mendukung dan kesesuaian lahan bagi pengembangan agribisnis; 4. Adanya tanah yang sumbur dengan struktur tanah yang cocok untuk pengembangan pertanian; 5. Tersedianya dasar hukum perundang-undangan. Dengan berlakunya Undang- Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka derah dapat mengurus, mengatur dan mengelola daerahnya sendiri; 6. Adanya komitmen dari pimpinan Pemerintah Kabupaten Dairi; 7. Adanya kewenangan daerah; 8. Adanya kelembagaan daerah; 9. Jumlah aparatur yang memadai; 10. Adanya nilai tatanan sosial budaya yang harmonis; 11. Kondisi keamanan dan ketertiban Kabupaten Dairi yang relatif stabil; Universitas Sumatera Utara 63 12. Adanya tanaman unggulan yang mampu bersaing didalam maupun diluar daerah. Kelemahan weakness 1. Kualitas, disiplin serta kinerja aparatur pemerintah dan masyarakat masih kurang memadai; 2. Sistem Informasi Manajemen kegiatan antar instansi belum memadai; 3. Belum lengkapnya sarana dan prasarana dan jumlahnya masih terbatas sehingga berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dalam mendukung tugastugas penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan; 4. Pemanfaatan teknologi dan informasi masih rendah; 5. Rendahnya PAD dan Pendapatan Perkapita; 6. Rendahnya peran serta masyarakat dalam pembangunan; 7. Rendahnya minat investasi masyarakat; 8. Belum dimanfaatkannya hasil penelitianstudi; 9. Manajemen usaha tani yang masih rendah; 10. Alas hak tanah belum tertib; Peluang opportunity 1. Adanya Otonomi Daerah dan Desentralisasi; 2. Adanya minat investor untuk berinvestasi didaerah; 3. Adanya potensi pasar; Universitas Sumatera Utara 64 4. Adanya kebijakan pemerintah di sektor pertanian berupa komitmen pengembangan Kawasan Agropolitan di Dataran Tinggi Bukit Barisan; 5. Adanya era perdagangan bebas; 6. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologisistem informasi; 7. Jumlah petani cukup banyak dan keinginan petani cukup inovatif terhadap teknologi baru di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan. Ancaman threat 1. Kondisi ekonomi nasional yang belum mantap; 2. Harga komoditi pertanian yang fluktuatif; 3. Komoditas hasil bumipertanian sejenis dari daerah lain kompetitor; 4. Budaya luar yang masuk; 5. Kebijakan pemerintah yang lebih tinggi yang kurang mendukung terhadap kebijakan daerah; 6. Wilayah yang rentan terhadap bencana alam longsor; 7. Masih adanya masyarakat yang acuh tak acuh terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada. Itulah berbagai faktor internal dan eksternal Kabupaten Dairi. Selanjutnya berbagai faktor internal dan eksternal ini disusun untuk dianalisis dengan teknik pencocokan dalam Matriks SWOT. Teknik pencocokan yaitu dengan mengombinasikan setiap faktor internal dan eksternal per butir satu sama Universitas Sumatera Utara 65 lain untuk memperoleh kumpulan strategi. Analisisnya ditunjukkan dalam Matriks SWOT oleh Tabel 4.8. Tabel 4.9 Matriks SWOT Kabupaten Dairi. Faktor Internal Kabupaten Dairi. Faktor Eksternal Kabupaten Dairi. Kekuatan S 1. Tersedianya potensi sumber daya alam daerah; 2. Tersedianya potensi sumber daya manusia sebagai tenaga kerja pembangunan; 3. Kondisi agroklimat yang men- dukung dan kesesuaian lahan bagi pengembangan agribisnis; 4. Tanah subur dengan struktur tanah yang cocok untuk pengembangan pertanian; 5. Tersedianya dasar hukum UU sehingga derah dapat mengurus, mengatur dan mengelola daerahnya sendiri; 6. Komitmen dari pimpinan Pemerintah Kabupaten Dairi; 7. Adanya kewenangan daerah; 8. Adanya kelembagaan daerah; 9. Jumlah aparatur yang memadai; 10. Adanya nilai tatanan sosial budaya yang harmonis; 11. Kondisi keamanan dan ketertiban Kabupaten Dairi yang relatif stabil; 12. Adanya tanaman unggulan yang mampu bersaing didalam maupun diluar daerah. Kelemahan W 1. Kualitas, disiplin dan kinerja aparatur pemerintah masya- rakat masih kurang memadai; 2. Sistem Informasi Manajemen kegiatan antar instansi belum memadai; 3. Belum lengkap dan terbatasnya sarana dan pra- sarana yang mempengaruhi penyelenggaraan pemerinta- han dan pelaksanaan pembangunan; 4. Pemanfaatan teknologi dan informasi masih rendah; 5. Rendahnya PAD dan Pendapatan Perkapita; 6. Rendahnya peran serta masyarakat dalam pembangunan; 7. Rendahnya minat investasi masyarakat; 8. Belum dimanfaatkannya hasil penelitianstudi; 9. Manajemen usaha tani yang masih rendah; 10. Alas hak tanah belum tertib. Peluang O 1. Adanya Otonomi Daerah dan Desentralisasi; 2. Adanya minat investor untuk berinvestasi didaerah; 3. Adanya potensi pasar; 4. Adanya komitmen pemerintah dalam pengembangan Kawasan Agropolitan di Dataran Tinggi Bukit Barisan; 5. Adanya era perdagangan bebas; 6. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; 7. Jumlah petani cukup banyak dan keinginan petani cukup inovatif terhadap teknologi baru di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan. Strategi S-O 1. Menggali potensi daerah secara mendalam khususnya di Kawasan Agropolitan di Dataran Tinggi Bukit Barisan S1,O4; 2. Menarik investor untuk berinvestasi khusus di bidang agribisnis O2,S3; 3. Menerapkan pengembangan agribisnis berbasis teknologi S3,O6; 4. Menerapkan pengembangan pertanian berbasis teknologi S4,O7; 5. Meningkatkan minat investor menanamkan modalnya di Kabupaten Dairi S5,O1,O2; 6. Memanfaatkan teknologi untuk promosi produk unggulan daerah S12,O5,O6. Strategi W-O 1. Meningkatkan kualitas teknologi Sistem Informasi Manajemen antar instansi pemerintah W2,O6; 2. Mengundang investor untuk mengembangkan sarana dan prasarana pembangunan di Kabupaten Dairi W3,O2; 3. Mengembangkan pertanian berbasis teknologi W4,07; 4. Menciptakan iklim investasi yang kondusif agar tercipta banyak investasi di semua sektor sehingga mampu meningkatkan PAD dan Pendapatan Per Kapita W5,O2; 5. Memanfaatkan hasil penelitian yang sesuai untuk diterapkan di Kabupaten Dairi W8,O1. Universitas Sumatera Utara 66 Ancaman T 1. Kondisi ekonomi nasional yang belum mantap; 2. Harga komoditi pertanian yang fluktuatif; 3. Komoditas hasil bumipertanian sejenis dari daerah lain kompetitor; 4. Budaya luar yang masuk; 5. Kebijakan pemerintah yang lebih tinggi yang kurang mendukung kebijakan daerah; 6. Wilayah yang rentan terhadap bencana alam longsor; 7. Masih adanya masyarakat yang acuh tak acuh terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada. Strategi S-T 1. Melakukan penyuluhan peningkatan kualitas hasil bumi kepada masyarakat S1,S4,T2,T3; 2. Membangun penahan longsor di daerah-daerah yang rawan longsor S3,S4,T6; 3. Membuat kebijakan-kebijakan daerah yang pro rakyat dan pro kearifan lokal untuk menjawab kebutuhan daerah S5,S6,S7,T1,T5; 4. Menggalakkan perekonomian dengan tetap mengedepankan budaya lokal Kabupaten DairiS10, T4. Strategi W-T 1. Melakukan pengawasan dan pemeliharaan rutin terhadap sarana dan prasarana kabupaten untuk mendukung kelangsungan pembangunan W3,T7; 2. Memanfaatkan hasil penelitianstudi khususnya dalam peningkatan kualitas hasil bumi agar layak bersaing dengan daerah lain W8,T3. Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Dairi 2005-2025.

4.3 Interpretasi Hasil