66
Ancaman T
1. Kondisi ekonomi nasional
yang belum mantap; 2.
Harga komoditi pertanian yang fluktuatif;
3. Komoditas hasil
bumipertanian sejenis dari daerah lain kompetitor;
4. Budaya luar yang masuk;
5. Kebijakan pemerintah yang
lebih tinggi yang kurang mendukung kebijakan
daerah; 6.
Wilayah yang rentan terhadap bencana alam
longsor; 7.
Masih adanya masyarakat yang acuh tak acuh
terhadap pemeliharaan sarana dan prasarana yang
ada.
Strategi S-T
1. Melakukan penyuluhan
peningkatan kualitas hasil bumi kepada masyarakat
S1,S4,T2,T3; 2.
Membangun penahan longsor di daerah-daerah yang rawan
longsor S3,S4,T6; 3.
Membuat kebijakan-kebijakan daerah yang pro rakyat dan pro
kearifan lokal untuk menjawab kebutuhan daerah
S5,S6,S7,T1,T5;
4. Menggalakkan perekonomian
dengan tetap mengedepankan budaya lokal Kabupaten
DairiS10, T4.
Strategi W-T
1. Melakukan pengawasan dan
pemeliharaan rutin terhadap sarana dan prasarana
kabupaten untuk mendukung kelangsungan pembangunan
W3,T7;
2. Memanfaatkan hasil
penelitianstudi khususnya dalam peningkatan kualitas
hasil bumi agar layak bersaing dengan daerah lain
W8,T3.
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Dairi 2005-2025.
4.3 Interpretasi Hasil
4.3.1 Sektor Potensial Wilayah Kabupaten Dairi
Hasil Analisis LQ menunjukkan, terdapat tiga sektor unggulan yang memimpin perekonomian Kabupaten Dairi. Hal ini berdasarkan dari nilai LQ
semua sektor yang diteliti, hanya tiga sektor ini yang mampu konsisten menunjukkan angga diatas satu selama 2010-2014 yang merupakan kriteria sektor
basis. Ketiga sektor tersebut yaitu sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan;
sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; dan sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial. Hal ini berarti ketiga sektor ini
telah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Dairi dan sekaligus juga mampu mengekspor ke daerah lain. Potensi ini yang harus tetap dijaga
bahkan harus dikembangkan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Dairi.
Universitas Sumatera Utara
67
4.3.2 Penetapan Wilayah Pembangunan
Berdasarkan hasil Analisis Skalogram telah disusun klasifikasi kecamatan berdasarkan kemampuannya melayani masyarakat yang diukur dari
ketersediaan fasilitas umum. Hasilnya menunjukkan terdapat lima hirarki orde daerah yang mampu melayani masyarakatnya. Kecamatan Sidikalang masih
memimpin. Analisis Gravitasi juga telah dilakukan dan ditemukan jurang
ketimpangan interaksi antara Kecamatan Sidikalang dengan kecamatan lain dibandingkan kecamatan-kecamatan lainnya di Kabupaten Dairi. Bahkan dari
klasifikasi interaksi ditemukan bahwa mayoritas interaksi antar kecamatan si Kabupaten Dairi adalah kategori sangat amat lemah.
Untuk menjawab masalah ini, dikombinasikan hasil kedua analisis ini dan disusun suatu metode pembangunan dengan membagi kecamatan dalam
kelompok satuan wilayah pembangunan. Satuan wilayah pembangunan ditetapkan berdasarkan perhitungan jarak, letak, interaksi dan aksesibilitas antar kecamatan
Gultom, 2014. Selain itu juga ditentukan kecamatan yang menjadi pusat pertumbuhan satuan wilayah pembangunan. Penentuan kecamatan pusat
pertumbuhan ini didasari Analisis Skalogram yang memperhitungkan banyaknya jumlah penduduk dan fasilitas umum yang dimiliki kecamatan.
Kabupaten Dairi yang terdiri dari 15 kecamatan, berdasar hasil Analisis Skalogram dan Analisis Gravitasi dibagi kedalam empat wilayah pembangunan.
Pusat pertumbuhan dalam masing-masing wilayah pembangunan yaitu Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
68 Sidikalang, Kecamatan Sumbul, Kecamatan Tanah Pinem dan Kecamatan
Siempat Nempu. Dengan disusunnya pembagian wilayah ini diharapkan akan membuat
pembangunan terfokus dan terarah. Satuan Wilayah Pembangunan I terdiri dari empat kecamatan yakni Kecamatan Sidikalang, Kecamatan Berampu, Kecamatan
Parbuluan dan Kecamatan Siempat Nempu Hulu. Dan Kecamatan Sidikalang ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah pembangunan I. Satuan Wilayan
Pembangunan II meliputi Kecamatan Sumbul, Kecamatan Silahisabungan dan Kecamatan Pegagan Hilir. Kecamatan Sumbul sebagai pusat pertumbuhan
wilayah pembangunan II.
Tabel 4.10 Pembagian Satuan Wilayah Pembangunan, Tahun 2016.
No Kecamatan
Jumlah Penduduk
Jumlah Fasilitas Wilayah
Pembangunan
1
Sidikalang I
49.869 247
I 2
Berampu II
8.232 62
3
Sitinjo III
12.246 66
4
Parbuluan IV
21.373 79
5
Siempat Nempu Hulu X
18.026 131
6
Sumbul V
40.393 251
II 7
Silahisabungan VI
4.582 46
8
Pegagan Hilir XIV
15.054 153
9
Tanah Pinem XV
20.865 172
III 10
Gunung Sitember XIII
9.310 84
11
Tigalingga XII
21.837 134
12
Siempat Nempu IX
18.335 114
IV 13
Silima Pungga-pungga VII
12.948 146
14
Lae Parira VIII
13.856 99
15
Siempat Nempu Hilir XI
10.649 105
Kabupaten Dairi 277.575
1.889 Sumber: Badan Pusat Statistik diolah.
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 4.2 Peta Satuan Wilayah Pembangunan Kabupaten Dairi.
Satuan Wilayah Pembangunan III dipusatkan di Kecamatan Tanah Pinem. Wilayah pembangunan III terdiri atas Kecamatan Tanah Pinem,
Kecamatan Gunung Sitember dan Kecamatan Tigalingga. Satuan Wilayah Pembangunan IV terdiri dari Kecamatan Siempat Nempu, Kecamatan Silima
Pungga-pungga, Kecamatan Lae Parira dan Kecamatan Siempat Nempu Hilir. Dalam wilayah pembangunan IV, Kecamatan Siempat Nempu layak dijadikan
sebagai pusat pertumbuhan.
4.3.3 Strategi Pembangunan