23 permintaan sektor-sektor yang tergolong serice nonbasis ini sangat tergantung
terhadap besanya pendapatan masyarakat setempat. Oleh karena itu, kenaikan permintaan sektor ini sejalan apabila terjadi peningkatan pendapatan masyarakat
lokal. Dengan kondisi itu, maka dapat dikatakan bahwa sektor-sektor yang tergolong non basis sangat terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak
bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Berarti, hanya sektor basis yang mampu memiliki peningkatan melebihi peningkatan
pertumbuhan ekonomi daerah karena sektor basis melakukan ekspor ke daerah atau negara lain. Sektor basis tidak lagi terikat pada perekonomian daerah, tapi
telah mampu mandiri memenuhi kebutuhan daerah dan disaat yang sama, membantu memenuhi kebutuhan daerah lain.
2.1.3.2 Teori Pusat Pertumbuhan
Teori pusat pertumbuhan pada awalnya dikemukakan pada tahun 1955 oleh Francis Perroux seorang ekonom berkebangsaan Prancis. Pemikirannya ini
muncul sebagai reaksi atas pandangan dari Casel 1927 dan Schumpeter 1951. Dua nama terakhir berpendapat bahwa transfer pertumbuhan antar wilayah
umumnya berjalan lancar pada semua daerah. Mereka berpandangan adanya pemerataan pertumbuhan daerah yang terjadi oleh pembangunan. Namun,
kenyataannya menunjukkan kondisi yang berbeda. Transfer pertumbuhan wilayah umunya tidaklah lancar. Selalu terbentuk konsentrasi-konsentrasi pertumbuhan
pada daerah-daerah tertentu, yang menyebabkan beberapa daerah lebih besar dibandingkan daerah lainnya.
Universitas Sumatera Utara
24 Pandangan ini juga yang disetujui dan didukung oleh Hirschman 1958
dalam Tarigan 2005. Ia berpendapat selalu ada daerah yang bertumbuh sangat cepat dan ada pula daerah yang bertumbuh sangat lambat. Hal ini terjadi karena
dalam pembangunan terdapat efek rembesan trickle down effect dan efek konsentrasi polarization effect yang berbeda antar daerah. Karena itu Friedman
dan Alonso dalam Syafrijal 2008 mengemukakan bahwa pengambilan keputusan mengenai dimana sebaiknya kegiatan ekonomi tersebut berlokasi merupakan
keputusan investasi yang sangat penting. Pemikiran ini dielaborasi lebih lanjut oleh Hansen 1967 dalam Syafrizal 2008 untuk mengetahui lebih konkrit
tentang struktur ekonomi yang terdapat dalam sebuah pusat pertumbuhan. Daerah-daerah yang menjadi pusat pertumbuhan dapat dilihat dari adanya
sekelompok kegiatan ekonomi yang terkonsentrasi pada daerah tersebut. Ini berarti bahwa pada daerah tersebut bukan terdapat satu kegiatan ekonomi saja,
namun beberapa kegiatan ekonomi yang terkonsentrasi ada di dalam daerah itu. Biasanya pusat pertumbuhan ini berlokasi di perkotaan. Selain itu pusat
petumbuhan dapat pula di daerah tertentu lainnya yang mempunyai potensi ekonomi spesifik seperti daerah perkebunan, daerah pariwisata, daerah
pertambangan, atau yang lainnya. Pembangunan daerah secara berkesinambungan akan menciptakan pusat-
pusat pertumbuhan. Pusat-pusat pertumbuhan ini lebih cepat berkembang dan yang kemudian akan mempengaruhi daerah-daerah di sekitarnya untuk
berkembang juga. Pentingnya peranan pusat-pusat pertumbuhan tersebut ditunjukkan oleh pemusatan penduduk, tersedianya berbagai fasilitas produktif,
Universitas Sumatera Utara
25 dan kemudahan-kemudahan lainnya, yang menimbulkan keuntungan-keuntungan
bagi daerah.
2.1.3.3 Teori Gravitasi