Ranked Positional Weight Beberapa Teknik

3.3.1. Ranked Positional Weight

Metode ini biasanya lebih dikenal dengan ranked positional weight system RPW. Langkah pertama adalah membuat diagram precedence dan matriks precedence. Kemudian dihitung bobot positional untuk setiap elemen yang diperoleh dari penjumlahan waktu pengerjaan elemen tersebut dengan waktu pengerjaan semua elemen lain yang mengikuti elemen tersebut. seperti tertera pada Gambar 3.3. Rosnani Ginting, 2007. 7 Gambar 3.3. Diagram Precedence untuk Menerangkan Metode RPW Hubungan precedence juga dapat dibuat dalam bentuk matriks dimana setiap hubungan bernilai -1,0,1. Hubungan precedence yang bernilai +1 jika elemen yang hendak dihubungkan tersebut dikerjakan sebelum elemen yang mau dihubungkan dengannya, bernilai -1 jika sebaliknya dan 0 jika tidak ada hubungan. Penugasan elemen-elemen terhadap stasiun kerja mengikuti langkah- langkah berikut: a. Elemen yang mempunyai bobot tertinggi rank 1 ditempatkan pada stasiun 1. 7 Ibid, Hal 215, 223 Universitas Sumatera Utara b. Hitung selisih antara waktu siklus dengan waktu elemen a yang telah ditetapkan T = C – a 1 . c. Kemudian pilih elemen dengan bobot terbesar berikutnya dan dilakukan pemeriksaan terhadap: 1 Precedence, hanya elemen yang semua pendahulunya sudah ditempatkan boleh bergabung. 2 Waktu pengerjaan di elemen tersebut harus lebih kecil atau sama dengan waktu stasiun yang masih tersedia. 3 Langkah 2 dan 3 diulang sampai T = 0 atau tidak ada kemungkinan untuk menugaskan elemen lagi pada stasiun kerja karena waktu T lebih kecil dari waktu masing-masing elemen yang belum ditugaskan. 4 Stasiun kerja yang kedua kemudian dimulai dari elemen yang belum ditugaskan yang bobotnya paling besar. 5 Langkah 2, 3, 4, dan 5 dilanjutkan sampai semua elemen telah dikelompokkan dalam suatu stasiun kerja. Salah satu tujuan penyeimbangan lintasan adalah mendapatkan efisiensi dengan meminimalkan waktu kosong stasiun kerja dapat dihitung dengan rumus berikut: Efesiensi = nC Si ∑ Dimana : S i = Waktu masing-masing stasiun n = Jumlah stasiun kerja C = Waktu siklus Balance delay dapat dihitung untuk memberikan gambaran apakah telah tercapai keseimbangan yang baik atau belum, yakni dengan rumus: Universitas Sumatera Utara D= nS m − ∑ S i −n−S m x 100 Dimana: D = Balance Delay Sm = Waktu yang paling maksimum dalam lintasan n = Jumlah stasiun kerja Si = Waktu masing-masing stasiun Sedangkan Idle time dapat dihitung sebagai berikut: SI = ∑ STi max -STi 2 K i=1 Dimana: SI = Smoothing Index Ti = Waktu cycle time tiap stasiun

3.4. Pengukuran Waktu