Melakukan Perbaikan dengan Solusi Line Balancing untuk Mengurangi

Tabel 5.20. Hasil Penjadwalan Backward, Bottleneck, Foreward, dan Waktu Standar Lanjutan No. Elemen Kegiatan Start detik Finish detik Waktu Standar detik 14 Penuangan leburan baja dari ladle ke dalam cetakan pasir 8599,00 9049,00 450 15 Pengeringan hasil leburan 9054,00 9994,00 940 16 Pembersihan pasir 10210,00 10805,00 595 17 Penghalusan roda lorry 10847,00 11627,00 780 18 Pengujian heat treatment 11654,00 12227,00 573 19 Proses pelubangan roda lorry 12918,00 13464,00 546 20 Pembubutan roda lorry 14135,00 14635,00 500 21 Pengecatan roda lorry 14657,00 14962,00 305 22 Packaging 14997,00 15071,00 74 Sumber : Pengolahan Data

5.2.4.4. Melakukan Perbaikan dengan Solusi Line Balancing untuk Mengurangi

Kendala Perbaikan dengan solusi line balancing untuk mengurangi kendala terlebih dahulu dilakukan perhitungan kriterai lintasan sesuai dengan kondisi aktual. 1. Kondisi aktual Menunjukkan kondisi aktual perusahaan sesuai dengan urutan precedence diagram yang dapat dilihat pada Tabel 5.21. Tabel 5.21. Penentuan Tugas Tiap Stasiun Kerja Sesuai Kondisi Aktual Stasiun Elemen Kegiatan Waktu Standar detik Cycle Time detik Idle detik Tenaga Kerja orang I 1 370 2724 1874 3 2 339 3 698 4 564 5 219 6 192 7 342 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Penentuan Tugas Tiap Stasiun Kerja Sesuai Kondisi Aktual Lanjutan Stasiun Elemen Kegiatan Waktu Standar detik Cycle Time detik Idle detik Tenaga Kerja orang II 8 759 1658 2940 2 9 466 10 433 III 11 203 203 4395 1 IV 12 2914 4598 3 13 294 14 450 15 940 V 16 595 2494 2104 3 17 780 18 573 19 546 VI 20 500 500 4098 1 VII 21 305 379 4219 1 22 74 Total 19630 14 Sumber: Pengolahan Data Efesiensi litasan dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini E = nC Si ∑ = 12556 7 x 4598 = 39,01 BalanceDelay dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini D = n. Sm- ∑ Si −n−Sm × 100 = 7. 4598 - ∑ 12556 7. 4598 × 100 = 60,99 Smoothing Index dapat dihitung dengan perhitungan dibawah ini. SI = ∑ STi max -STi 2 K i=1 = 1874²+2940²+4395²+2104²+4098²+4219² = 8395,94 Hasil penyeimbangan lintasan kondisi aktual dengan 7 work centre yang dapat dilihat pada Gambar 5.5. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.5. Hasil Penyeimbangan Lintasan Sesuai Kondisi Aktual Untuk mengatasi kendala elemen kegiatan yang ada maka dilakukan penyeimbangan lintasan dengan metode Tabu Search dimana dalam pengolahannya harus mendapatkan inisiasi awal. 2. Inisial awal Inisial awal tersebut didapat dengan menggunakan metode Rank Posisition Weight RPW. Insiasi awal dengan RPW dapat dilihat pada Tabel 5.22. Tabel 5.22. Penentuan Bobot Tiap Stasiun Elemen Kerja Elemen Kegiatan Waktu Standar detik Bobot Rank O-1 1 370 9538 4 O-2 2 339 9507 5 O-3 3 698 9839 1 O-4 4 564 9705 3 O-5 5 219 9168 6 O-6 6 192 9141 7 O-7 7 342 8949 9 O-8 8 759 9832 2 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.22. Penentuan Bobot Tiap Stasiun Lanjutan Elemen Kerja Elemen Kegiatan Waktu Standar detik Bobot Rank O-9 9 466 9073 8 O-10 10 433 8607 10 O-11 11 203 8174 11 O-12 12 2914 7971 12 O-13 13 294 5057 13 O-14 14 450 4763 14 O-15 15 940 4313 15 O-16 16 595 3373 16 OI-1 17 780 2778 17 OI-2 18 573 1998 18 OI-3 19 546 1425 19 O-17 20 500 879 20 O-18 21 305 379 21 O-19 22 74 74 22 Sumber: Pengolahan Data Setelah dihitung bobot tiap stasiun maka dilakukan pengurutan ranking dari ranking terkecil hingga terbesar, atau dengan kata lain diurutkan data elemen yang memiliki rank position weight terbesar hingga terkecil. Elemen kerja dengan bobot terbesar mendapat prioritas untuk dikerjakan terlebih dahulu. Hasil pengurutan rank dapat dilihat pada Tabel 5.23. Tabel 5.23. Pengurutan Ranking Stasiun Rank Elemen Kegiatan Waktu Standar detik Bobot 1 3 698 9839 2 8 759 9832 3 4 564 9705 4 1 370 9538 5 2 339 9507 6 9 219 9168 7 5 192 9141 8 6 466 9073 9 7 342 8949 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.23. Pengurutan Ranking Stasiun Lanjutan Rank Elemen Kegiatan Waktu Standar detik Bobot 10 10 433 8607 11 11 203 8174 12 12 2914 7971 13 13 294 5057 14 14 450 4763 15 15 940 4313 16 16 595 3373 17 17 780 2778 18 18 573 1998 19 19 546 1425 20 20 500 879 21 21 305 379 22 22 74 74 Sumber: Pengolahan Data Penyusunan workcenter harus memenuhi ketentuan cycle time yaitu t max ≤ CT ≤ t produk. Cycle time ditetapkan berdasarkan waktu proses terbesar yaitu 2914 detik. Penentuan elemen kerja pada masing-masing workcenter dapat dilihat pada Tabel 5.24. Tabel 5.24. Penentuan Tugas Tiap Stasiun Kerja Stasiun Elemen Kegiatan Waktu Standar detik Cycle Time detik Idle detik Tenaga Kerja orang I 3 698 2730 184 2 8 759 4 564 1 370 2 339 II 9 219 1855 1059 3 5 192 6 466 7 342 10 433 11 203 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.24. Penentuan Tugas Tiap Stasiun Kerja Lanjutan Stasiun Elemen Kegiatan Waktu Standar detik Cycle Time detik Idle detik Tenaga Kerja orang III 12 2914 2914 1 IV 13 294 1684 1230 2 14 450 15 940 V 16 595 2494 420 2 17 780 18 573 19 546 VI 20 500 879 2035 2 21 305 22 74 Total 4928 12 Sumber: Pengolahan Data Efesiensi litasan dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini E = nC Si ∑ = 12556 6 x 2914 = 71,81 BalanceDelay dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini D = n. Sm- ∑ Si −n−Sm × 100 = 6. 2914- ∑12556 6. 2914 × 100 = 28,19 Smoothing Index dapat dihitung dengan perhitungan dibawah ini. SI = ∑ STi max -STi 2 K i=1 = 184²+1059²+1230²+420²+2035² = 2643,08 Hasil penyeimbangan lintasan menggunakan metode Rank Positional Weight RPW menghasilkan 6 work centre yang dapat dilihat pada Gambar 5.6. Universitas Sumatera Utara Sumber: Pengolahan Data Gambar 5.6. Lintasan Menggunakan Metode Rank Positonal Weight RPW Setelah mendapatkan inisiasi awal dengan metode RPW, maka langkah selanjutnya dalam metode Tabu Search yaitu membuat solusi pendekatan. 3. Membuat solusi pendekatan Solusi pendekatan ditentukan berdasarkan jumlah workcenter, jumlah elemen kerja pada tiap workcenter, dan waktu standar masing-masing stasiun kerja. Iterasi 0 dilakukan dengan mengikuti jumlah workcenter dari inisial awal yaitu sebanyak 6 workcenter, dan elemen kerja diurutkan berdasarkan keadaan aktual pada perusahaan. Jumlah workcenter optimal dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini. WC = Tproduk Tmax = 12719,58 2914 = 4,31 Maka pada iterasi dilakukan pengurangan jumlah workcenter sebanyak satu persatu mendekati jumlah workcenter optimal. Pada iterasi 0, pembagian elemen kerja pada tiap work center dilakukan secara trial and erroryang dapat dilihat pada Tabel 5.25. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.25. Iterasi 0 Iterasi 0 Stasiun WC=6 Elemen Kegiatan Waktu Standar detik Cycle Time detik Idle detik Tenaga Kerja orang I 1 370 1407 1507 2 2 339 3 698 II 4 564 1317 1597 2 5 219 6 192 7 342 III 8 759 1861 1053 2 9 466 10 433 11 203 IV 12 2914 2914 1 V 13 294 2279 635 2 14 450 15 940 16 595 VI 17 780 2778 136 3 18 573 19 546 20 500 21 305 22 74 Total 4928 12 Sumber: Pengolahan Data Efesiensi litasan dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini E = nC Si ∑ = 12556 6 x 2914 = 71,81 BalanceDelay dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini D = n. Sm- ∑ Si −n−Sm × 100 = 6. 2914- ∑12556 6. 2914 × 100 = 28,19 Universitas Sumatera Utara Smoothing Index dapat dihitung dengan perhitungan dibawah ini. SI = ∑ STi max -STi 2 K i=1 = 1507²+1597²+1053²+635²+136² = 2520,32 Hasil penyeimbangan lintasan pada Iterasi 0 dengan 6 work center dapat dilihat pada Gambar 5.7. Gambar 5.7. Iterasi 0 Pada iterasi 0 diperoleh efesiensi lintasan yang sama dengan metode RPW, dan smoothing index yang lebih kecil dari RPW. Oleh karena itu dilakukan kembali iterasi. Perubahan pada iterasi selanjutnya adalah dengan mengurangi jumlah WC sebanyak 1, dengan perubahan dilakukan secara trial and error yaitu mengganti elemen kerja pada WC I, WC II, dan WC III yang terdapat pada iterasi 0. Hasil iterasi 1 dapat dilihat pada Tabel 5.26. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.26. Iterasi 1 Iterasi 1 Stasiun WC=5 Elemen Kegiatan Waktu Standar detik Cycle Time detik Idle detik Tenaga Kerja orang I 1 370 2724 190 3 2 339 3 698 4 564 5 219 6 192 7 342 II 8 759 1861 1053 2 9 466 10 433 11 203 III 12 2914 2914 1 IV 13 294 2279 635 2 14 450 15 940 16 595 V 17 780 2778 136 3 18 573 19 546 20 500 21 305 22 74 Total 2014 11 Sumber: Pengolahan Data Efesiensi litasan dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini E = nC Si ∑ = 12556 5 x 2914 = 86,18 BalanceDelay dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini D = n. Sm- ∑ Si −n−Sm × 100 = 5. 2914- ∑12556 5. 2914 × 100 = 13,82 Universitas Sumatera Utara Smoothing Index dapat dihitung dengan perhitungan dibawah ini. SI = ∑ STi max -STi 2 K i=1 = 190²+1053²+635²+136² = 1251,65 Hasil penyeimbangan lintasan pada Iterasi 1 dengan 5 work center dapat dilihat pada Gambar 5.8. Gambar 5.8. Iterasi 1 Pada iterasi 1 efisiensi lintasan lebih tinggi dari iterasi 0 dan smoothing index yang juga lebih kecil. Jumlah work center optimal juga telah tercapai yaitu 5 work center. Selain itu, waktu idle yang dihasilkan pada iterasi 1 adalah 2014 detik, yaitu lebih kecil dari idle pada iterasi 0 2014 4928, maka metode pada iterasi 1 dapat dilanjutkan ke iterasi 2. Iterasi kembali dilakukan hingga dipenuhi aturan berhenti yaitu jumlah waktu idle bertambah dan efesiensi berkurang pada iterasi 2, Elemen kerja yang diubah adalah pada WC I dan WC II dengan cara trial and error. Hasil iterasi dapat dilihat pada Tabel 5.27. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.27. Iterasi 2 Iterasi 2 Stasiun WC=4 Elemen Kegiatan Waktu Standar detik Cycle Time detik Idle detik Tenaga Kerja orang I 1 370 2724 1874 3 2 339 3 698 4 564 5 219 6 192 7 342 II 8 759 1861 2737 2 9 466 10 433 11 203 III 12 2914 4598 2 13 294 14 450 15 940 IV 16 595 3373 1225 3 17 780 18 573 19 546 20 500 21 305 22 74 Total 5836 7 Sumber: Pengolahan Data Efesiensi litasan dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini E = nC Si ∑ = 12556 4 x 4598 = 68,27 BalanceDelay dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini D = n. Sm- ∑ Si −n−Sm × 100 = 4. 4598- ∑12556 4. 4598 × 100 = 31,73 Universitas Sumatera Utara Smoothing Index dapat dihitung dengan perhitungan dibawah ini. SI = ∑ STi max -STi 2 K i=1 = 1974²+2737²+1225² = 3536,05 Hasil penyeimbangan lintasan pada Iterasi 1 dengan 5 work center dapat dilihat pada Gambar 5.9. Gambar 5.9. Iterasi 2 Pada iterasi 2 efisiensi lintasan lebih rendah dari iterasi 1. Waktu idle yang dihasilkan pada iterasi 2 adalah 5836 detik, yaitu lebih besar dari idle pada iterasi 1 20145836. Maka itu iterasi dihentikan dan dilanjutkan evaluasi solusi. Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Keseimbangan Lintasan pada Kondisi Aktual

Pada langkah theory of constraints telah dilakukan identifikasi kendala yang terjadi pada perusahaan dengan menggunakan tools current reality tree. Hasil identifikasi menunjukkan adanya bottleneck di beberapa elemen kegiatan yaitu elemen 17 penghalusan roda lorry, elemen 18 pengujian heat treatment, dan elemen 19 proses pelubangan roda lorry. Penyebab kendala ini karena adanya ketidakseimbangan waktu proses tiap stasiun kerja dan perbedaan kapasitas produksi tiap stasiun kerja. Kondisi lintasan aktual memiliki 7 work centre dengan 14 orang tenaga kerja. Lintasan aktual ini memiliki efisiensi yaitu 39,01, balance delay yaitu 60,99, dan smoothing index yaitu 8395,94. Nilai-nilai tersebut menunjukkan perlunya penyeimbangan lintasan, sehingga digunakan prinsip Theory of Constraints TOC dan algoritma Tabu Search. Gambar 6.1. Keseimbangan Lintasan pada Kondisi Aktual Universitas Sumatera Utara