Identifikasi Kendala Sebuah Sistem

Tabel 5.12. Waktu Normal Proses Produksi Roda Lorry Elemen Kegiatan Rf Detik Waktu Siklus Detik Waktu Normal Detik 1 1,15 286,30 329,25 2 1,06 281,50 298,39 3 1,13 556,00 628,28 4 1,08 475,60 513,65 5 1,12 173,90 194,77 6 1,11 155,70 172,83 7 1,10 282,90 311,19 8 1,10 600,60 660,66 9 1,11 373,80 414,92 10 1,13 344,50 389,29 11 1,13 154,80 174,92 12 1,11 2100,20 2331,22 13 1,13 213,00 240,69 14 1,14 355,10 404,81 15 1,11 720,00 799,20 16 1,10 481,10 529,21 17 1,09 658,30 717,55 18 1,11 510,90 567,10 19 1,10 442,00 486,20 20 1,14 377,00 429,78 21 1,15 246,60 283,59 22 1,13 62,10 70,17 Sumber: Pengolahan Data

5.2.4. Penerapan Theory of Contraints

Langkah-langkah theory of constraints terdiri dari lima langkah yaitu:

5.2.4.1. Identifikasi Kendala Sebuah Sistem

Tahap ini memerlukan observasi terhadap suatu masalah yang akan dipecahkan. Hal ini memerlukan sebab-akibat yang digunakan untuk mengidentifikasi penyebab- penyebab dasar hingga permasalahan inti. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, maka kendala yang telah ditemukan disusun dalam bentuk diagram current reality tree Universitas Sumatera Utara CRT untuk dilihat hubungan sebab-akibatnya. Gambar diagram CRT dapat dilihat pada Gambar 5.3. Gambar 5.3. Current Reality Tree CRT Kesimpulan yang dapat ditarik dari diagram CRT tersebut bahwa faktor utama penyebab kendala pada proses produksi roda lorry di PT. Cipta Baja Raya selama penelitian adalah adanya bottleneck pada elemen kegiatan 17, 18, dan 19. Untuk mengetahui kebutuhan waktu proses dilakukan perhitungan waktu standar. Dengan menggunakan waktu normal pada Tabel 5.12. dan allowance pada Tabel 5.7. maka perhitungan waktu baku untuk stasiun 1 adalah: Ws = Wn 100 100-allowance = 329,25 100 100-11 = 369,94 ≈ 370,00 Rekapitulasi perhitungan waktu standar untuk seluruh stasiun kerja ditunjukkan pada Tabel 5.13. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Waktu Standar Proses Produksi Roda Lorry Elemen Kegiatan Allowance Waktu Normal Detik Waktu Standar Detik 1 0,11 329,25 370,00 2 0,12 298,39 339,00 3 0,10 628,28 698,00 4 0,09 513,65 564,00 5 0,11 194,77 219,00 6 0,10 172,83 192,00 7 0,09 311,19 342,00 8 0,13 660,66 759,00 9 0,11 414,92 466,00 10 0,10 389,29 433,00 11 0,14 174,92 203,00 12 0,20 2331,22 2914,00 13 0,18 240,69 294,00 14 0,19 404,81 450,00 15 0,15 799,20 940,00 16 0,11 529,21 595,00 17 0,08 717,55 780,00 18 0,10 567,10 573,00 19 0,11 486,20 546,00 20 0,14 429,78 500,00 21 0,07 283,59 305,00 22 0,05 70,17 74,00 Sumber: Pengolahan Data Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa perbedaaan waktu pengerjaan produk yang relatif jauh antar elemen kegiatan produksi hal tersebut tentu akan mempengaruhi jumlah produksi dan kapasitas antar elemen produksi sehingga menyebabkan ketidakseimbangan lintasan produksi yang dapat menyebabkan adanya bottleneck di lantai produksi. Universitas Sumatera Utara

5.2.4.2. Eksploitasi Kendala yang Ada