Peran perempuan dalam manajemen keuangan keluarga muda (studi pada Kelurahan Kedaung Pamulang-Tangsel)

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

LELA LAELATUS SYIFA

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

PERAN

PEREMPUAN

DALAM MAI\AJEMEN

KEUANGAN

KELUARGA MUDA

(Studi

pada

Kelurahan

Kedaung Pamulang-Tangsel)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

LELA TAELATUS SYIFA

NIM. 107046102059

Dibawah Bimbingan

Dr.

Syahrul A'dhffi,

M.Ag

NIP. 1973050420003 1002

Sri

Hidayati, M.Ag

NrP. 197 1 0215t991032002

KONSENTRASI

PERBANICAN

SYARIAH

PROGRAM

STUDI

MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN

HUKUM

UIN SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

sidang munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal22 juni 2011 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Program Strata

I

(Sl)

pada Program Studi Muamalat

(Ekonomi Islam)

Jakarta, 22 juni 2011 Dekan,

Prof. Dr.riH. Muhammad Amin Suma, SH,MA,

MM

NIP. 19s50505 198203 1012

Ketua

Sekretaris

Panitia Lljian

Munaqasya

: Dr. Euis Amalia, M.Ag NIP. 19710701 1998032002

: Mu'min Rauf, M.A

NIP. 197004161997031004 Pembimbing

I

: Dr. Syahrul A'dham,

M.Ag

NIP. 1973050420003 1002 Pembimbing

II:

Sri Hidayati,

M.Ag

NrP. 197 102t5 1997 032402

Penguji

I

: Dr. Euis Amali4 M.Ag NIP. 19710701 1998032002

: Mu'min Rauf, M.A

NIP. 1 97004161997 43rc04


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 1 Juni 2011


(5)

i

depan dalam hal ekonomi dan dapat meminimalisir resiko yang mungkin akan terjadi. Dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, penulis berusaha menganalisis secara objektif bagaimana peranan perempuan keluarga muda dalam manajemen keuangan keluarganya, karena mengelola keuangan keluarga merupakan “hak istimewa” perempuan, dengan ketelitian dan sikap kasih sayang yang umum dimiliki perempuan diharapkan mampu memberikan ketenangan dan rasa nyaman bagi keluarga khususnya dalam hal ekonomi.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

ا ا ا

Maha suci Allah yang telah memberikan jalan hidup bagi setiap insan yang berbeda-beda, sungguh maha indah karunia-Nya yang telah membekali setiap insan dengan begitu banyak potensi dan bakat yang beraneka ragam, dan atas ridho dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta.

Sholawat serta salam selalu tercurah bagi Nabi kita Muhammad SAW, keluarga beserta para shahabatnya, yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman.

Skripsi ini merupakan perjalanan akhir penulis setelah sekian tahun menuntut ilmu dibangku kuliah. Skripsi ini berjudul Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Kelurga Muda (Studi pada Kelurahan Kedaung Pamulang-Tangsel).

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa banyak pihak dan orang-orang yang terlibat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik dan berlipat ganda. Untaian terimakasih penulis ucapkan kepada:

1. Orangtuaku tersayang dan tercinta, mamah P. Siti Romlah dan bapak KH. A Sayuti yang selalu memberikan kasih sayang dan cintanya dengan sepenuh hati untuk memberikan dukungan baik moril maupun materiil yang tak


(7)

iii

Suma, SH, MA,MM.

3. Ketua Program Studi Muamalat, ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, beserta sekretaris Program Studi Muamalat bapak Mu’min Rouf, S.Ag,.MA.

4. Pembimbing, bapak Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. dan ibu Sri Hidayati, M.Ag. yang telah memberikan arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga selesai dalam penulisan skripsi.

5. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, dan Pimpinan Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan. 6. Seluruh Staf pengajar beserta Asisten Dosen dan Karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

7. Teteh-tetehku dan aa-aaku tersayang, a Wawan, teh Nia, teh Neneng, a Hamdi, teh Dede, a Tohir, teh Teti, a Adi, teh Heni, a Nanang dan khususnya kepada teh Hena dan a Riki yang telah memberikan bantuan moril dan materiil yang tak terhingga, membiayai penulis selama kuliah sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Spesial untuk Ayeng yang sudah memberikan senyum dan gangguannya selama penulis sibuk menulis skripsi. Mama Nuke, Mang Rais yang sudah


(8)

iv

memberikan kesabaran, bantuan dan semangatnya ketika penulis menyebarkan kuesioner.

9. Teman-teman angkatan 2007 kelas PS B, Dhiyaka, Fikri dan teman-teman semuanya.

Akhir kata, penulis sadar tentu ada banyak kekurangan dalam skrpsi ini, oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang membacanya. Penulis berharap semoga skrpsi ini dapat memberikan manfaat dan wawasan untuk kita semua. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin...

Jakarta, 1 Juni 2011


(9)

v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 2

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 7

D. Review Studi Terdahulu 8

E. Kerangka Pemikiran 10

F. Sistematika Penulisan 13

BAB II LANDASAN TEORI 15

A. Manajemen Keuangan Keluarga 15

1. Pengertian 15

2. Fungsi Manajemen Keuangan 16

3. Tujuan Manajemen Keuangan Keluarga 18

4. Kiat Dalam Melakukan Manajemen Keuangan 18

a. Pentingnya Perencanaaan Keuangan Keluarga 20

b. Langkah dan Proses Perencanaan Keuangan 25

5. Mengenal Daftar Investasi Syariah 30


(10)

vi

b. Sektor Keuangan Non Bank 32

B. Peran Perempuan Dalam Keluarga 37

1. Peran perempuan sebagai istri dalam keluarga 40

2. Peran perempuan sebagai ibu dalam keluarga 46

3. Peran perempuan dalam manajemen keuangan keluarga 47

4. Hak-hak ekonomi perempuan dalam keluarga 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 52

A. Ruang Lingkup Penelitian 52

B. Pendekatan Penelitian 52

C. Jenis Penelitian 53

D. Jenis Data Dan Sumber Data 53

E. Populasi Dan Sampel 54

F. Pengumpulan Data 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 64

A. Gambaran Umum Kelurahan Kedaung-Pamulang 64

B. Uji Instrumen Penelitian 70

C. Analisis Data Responden 72

D. Analisis Terhadap Manajemen Keuangan Keluarga Muda 74 E. Deskripsi Peran Perempuan dan Manajemen Keuangan


(11)

vii

B. Saran 101

DAFTAR PUSTAKA 103


(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Review Terdahulu ………. 9

Tabel 3.1 Sampel Yang Diambil ……… 56

Tabel 3.2 Skala Likert Respon Masyarakat Positif………. 58

Tabel 3.3 Skala Likert Respon Masyarakat Negatif ………. 58

Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel………. 62

Tabel 4.1 Batas wilayah kelurahan kedaung .………. 65

Tabel 4.2 Jumlah jiwa berdasarkan jenis kelamin .………. 65

Tabel 4.3 Jumlah jiwa berdasarkan usia ………. 66

Tabel 4.4 Jumlah jiwa berdasarkan kewarganegaraan ..….………. 67

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Keagamaan, Pendidikan dan Pekerjaan ………..………... 69

Tabel 4.6 Jumlah Sarana-sarana ……….………. 69

Tabel 4.7 Norma Reliabilitas ….………... 71

Tabel 4.8 Saya Suka Menabung ………..… ………. 76

Tabel 4.9 Menurut Saya Menabung Sangat Penting .……...……….. 76

Tabel 4.10 Saya Mengajarkan Anak Saya Untuk Menabung Sejak Dini ……….. 77

Tabel 4.11Saya bisa menggapai keinginan saya dan keluarga karena sudah menyisihkan dan merencanakan jauh-jauh hari……… 77


(13)

ix

Tabel 4.13 Saya senang mengelola keuangan keluarga ……….. 78 Tabel 4.14 Saya mengetahui Perencanaan keuangan merupakan bagian terpenting

dalam manajemen keuangan ……….…. 79 Tabel 4.15 Perencanaan keuangan bisa dilakukan oleh semua orang ………. 79 Tabel 4.16 Saya mempunyai perencanaan yang sederhana untuk memenuhi

kebutuhan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang ……… 80 Tabel 4.17 Saya selalu merencanakan dan mencatat segala kebutuhan sebelum

berbelanja ……….. 81 Tabel 4.18 Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan Berdasarkan Tahun

Pernikahan ………..………... 81 Tabel 4.19 Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan Berdasarkan

Pendidikan ..………... 82 Tabel 4.20 Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan Berdasarkan

Pendapatan ……….……... 83 Tabel 4.21 Sayamengetahui pendapatan suami setiap bulannya ……… 85 Tabel 4.22 Saya diberi tanggung jawab dalam mengelola keuangan keluarga ….. 86 Tabel 4.23 Suami selalu melibatkan saya dalam keputusan-keputusan perencanaan


(14)

x

Tabel 4.24 Suamiselalu memberikan semua gajinya kepada saya ……….... 87 Tabel 4.25 Saya memiliki control atas pembelian rumah, motor, mobil, dll …….. 88 Tabel 4.26 Saya memiliki control atas pengambilan keputusan investasi ……….. 88 Tabel 4.27 Setiap perempuan memiliki peranan yang penting dalam manajmen

keuangan keluarganya ……….. 89 Tabel 4.28 Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Berdasarkan

Pendapatan ..………... 89 Tabel 4.29 Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Berdasarkan

Pendidikan………..…………... 90 Tabel 4.30 Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Berdasarkan

Tahun Pernikahan ………..………... 91 Tabel 4.31 Penempatan Pada Sektor Keuangan ………..………. 92 Tabel 4.32 Persentase Rata-rata Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan


(15)

xi

Diagram 4.2 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan …..…. 73 Diagram 4.3 Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………74 Diagram 4.4 Pemahaman dan Kesadaran Perencanaan Keuangan ..………… 75 Diagram 4.5 Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga …… 84 Diagram 4.6 Persentase Rata-rata Penempatan Dana Pada Sektor

Keuangan ………... 92 Diagram 4.7 Persentase Rata-rata Peran Perempuan Dalam Manajemen


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang kaya, akan sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan budaya. Memiliki geografis yang sangat luas yaitu 1,890,754 km2 yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.1 Memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.2 Berdasarkan hasil sensus penduduk pada Agustus 2010 penduduk Indonesia sebanyak 237.556.363 jiwa yang terdiri dari 119.507.580 jiwa laki-laki dan 118.048.783 jiwa perempuan.3

Sebagai negara berkembang yang kaya akan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, tentunya menjadikan Indonesia sebagai negara yang mempunyai tingkat konsumsi tinggi tetapi memiliki tingkat investasi masyarakat yang sangat rendah, sedangkan di negara maju seperti Amerika justru tingkat investasi sangat tinggi dan tingkat konsumsi yang rendah. Karena hal ini dalam setiap individu masyarakat harus ditumbuhkan rasa kesadaran untuk

1 Biro Pusat Statistik, Luas Wilayah dan Persentase Penduduk menurut Provinsi,

diunduh pada 23 juni 2011 dalam http://www.datastatistik-indonesia.com/component /option,com_tabel/kat,1/idtabel,117/Itemid,165/

2

http://search.conduit.com/ResultsExt.aspx?ctid=CT2009787&q= urutan%20negara %20 yang %20 berpenduduk%20terbanyak%20di%20dunia&SearchSource=15 diunduh pada 2 januari 2011

3Wikipedia, Sensus Penduduk Tahun 2010, diunduh pada 23 juni 2010 dalam


(17)

meningkatkan investasi dan mengurangi konsumsi dengan manajemen keuangan keluarga yang terencana.

Keluarga adalah unit sosial yang terkecil, keluarga juga unit ekonomi dan spiritual yang terkecil. Seperti batu bata yang menyusun dinding yang kokoh, maka keluarga merupakan unit yang secara bersama-sama membentuk masyarakat yang kokoh, baik secara sosial, ekonomi dan spiritual.4 Keberadaan perempuan dalam keluarga memiliki arti yang sangat penting, mereka merupakan tiang yang menegakkan kehidupan keluarga, termasuk pemeran utama dalam mengatur keuangan keluarga. Posisi perempuan sebagai pengatur keuangan keluarga menjadikan perempuan memiliki kewenangan penuh dalam pengaturan keuangan. Sehingga perempuan harus memiliki perencanaan keuangan yang baik bagi kesejahteraan keluarganya, karena menjaga harta suami atau keluarga merupakan tugas seorang perempuan.5 Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, yang artinya sebagai berikut :

“Sebaik-baik perempuan penunggang unta, perempuan Quraisy yang

baik, adalah yang sangat penyayang terhadap anaknya ketika kecilnya dan sangat menjaga suami dalam apa yang ada di tangannya (HR. Bukhari dan

Muslim).”6 Maksud sabda Nabi SAW adalah perempuan itu sangat menjaga dan

4 Palgunady T. Setyawan, Majalah Sharing, edisi 46, h.12 5

Suryadhie, “Arti Perempuan Dalam Keluarga”, artikel ini diakses pada 4 November 2010 dari http://suryadhie.wordpress.com/2008/05/19/arti-perempuan-dalam-keluarga/

6 Muttafakun ‘Alaih HR. Al-Bukhari dan Muslim, Fathul Bari,( Beirut, Ibnu


(18)

3

memelihara harta suami dengan berbuat amanah dan tidak boros dalam membelanjakannya. Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan keutamaan sifat kasih sayang (dari seorang ibu), tarbiyah yang baik, mengurusi anak-anak, menjaga harta suami, mengurusi dan mengaturnya dengan cara yang baik.”7

Bahkan dari hasil riset 09 November 2010 yang dilakukan terhadap 1300 perempuan dari kelas bawah, menengah dan kelas atas menunjukan bahwa 84,2 persen perempuan adalah yang mengelola penghasilan suami atau pasangannya.8

Sikap kehati-hatian dan disiplin yang umum dimiliki perempuan inilah yang menjadikan perempuan selalu menjadi pemeran utama dalam pengaturan keuangan keluarga. Akan tetapi tingkat kepedulian dan kesadaran dalam perencanaan keuangan dan pengelolaan keuangan yang baik umumnya masih rendah, tergantung dengan tingkat pendidikan dan pengalaman yang mereka miliki. Kadang pendidikan tentang keuangan hanya berhenti di tingkat dasar yaitu anjuran untuk menabung. Menabung biasanya hanya di artikan menyisihkan uang yang disimpan dalam celengan atau menabung ke bank.

Menurut Anatoli Karvof, dalam bukunya cerdas mengelola keuangan

pribadi, Perencanaan Keuangan adalah metode proses yang sistematis serta dapat

diprediksi tentang bagaimana seorang individu atau keluarga bisa meraih

7 Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah, Fathul Bari, ( Beirut: Dar Al-Ma’rifah,1379)

jilid 9, h.512

8 http://rinagu.blogdetik.com/tag/perempuan-pengusaha/ diunduh pada 24 November


(19)

kebebasan keuangan dan keamanan ekonomi.9 Perencanaan keuangan sangatlah penting bagi manusia, sebagai manusia kita selalu memiliki keinginan yang tiada habisnya, baik keinginan untuk sekarang, jangka menengah maupun jangka panjang. Disamping itu juga, kita harus memperhatikan kebutuhan yang harus terpenuhi untuk melangsungkan kehidupan, baik kebutuhan pribadi maupun kebutuhan keluarga dan kebutuhan darurat. Kadang keinginan dan kebutuhan tidak selamanya terpenuhi karena keterbatasan materi yang kita miliki, sehingga kita harus mengenyampingkan keinginan dan kebutuhan tersebut demi kebutuhan yang sangat penting dan mendasar.

Masalah keuangan adalah hal yang umum dialami keluarga muda, apalagi di tahun-tahun pertama menjalani kehidupan berumahtangga. Belum lagi si kecil tak lama kemudian hadir di tengah keluarga muda ini. Sehingga sebagian besar masyarakat meletakkan masalah pada besar-kecilnya pendapatan keluarga. padahal jika kita cermati masalahnya bukan terletak pada penghasilan yang kurang, tapi kebiasaan yang salah dalam mengelola uang.10

Pendapatan dan pengeluaran kadang kala tidak berbanding lurus, terkadang pengeluaran akan lebih besar daripada pendapatan, besar pasak daripada tiang. Pengeluaran yang membengkak yang seharusnya bisa

9 Anatoli Karvof, Cerdas Mengelola Keuangan Pribadi, (Jakarta:PT Elex Media

Komputindo, 2009), h. 1

10

Ligwina hananto, Cara Sederhana Mengelola Keuangan, di unduh pada 7 desember 2010 dalam http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Keuangan/Keluarga/cara. sederhana. mengelola.keuangan.keluarga/001/004/7/3


(20)

5

diminimalisir, akan memakai dana yang seharusnya dialokasikan untuk pengeluaran lain yang mungkin terjadi tiba-tiba. Sehingga ketika ada pengeluaran diluar dugaan/dana darurat keluarga tidak bingung untuk mencari dana karena mereka telah memiliki alokasi dana yang telah disiapkan untuk hal tersebut..

Bagi setiap orang, khususnya keluarga muda, keinginan untuk membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia tentulah menjadi impian, angan-angan masa depan yang menjadi tujuan dalam berumah tangga, seperti membangun rumah, membeli peralatan rumah tangga, kendaraan, biaya melahirkan, biaya sekolah anak, biaya rekreasi keluarga, dan sebagainya, bahkan biaya dihari tua yang memungkinkan kondisi kita sudah tidak sanggup lagi bekerja keras untuk menafkahi keluarga. Sehingga dimasa pensiun kita hanya ingin menuai hasil kerja keras kita sewaktu muda, menikmati kebahagian dan kesejahteraan keluarga, tidak membebani anak-anak kita dalam hal ekonomi. Maka dalam hal ini kita memerlukan usaha untuk mewujudkan keinginan tersebut dengan perencanaan dan manajemen keuangan keluarga yang baik.

Pada zaman sekarang pentingnya memiliki perencanaan dan manajemen keuangan sangat amat terasa, karena bisa meminimalisir terjadinya resiko yang mungkin terjadi. Sehingga pengalokasian dana untuk sekarang, jangka menengah dan jangka panjang harus memiliki pos-pos masing-masing yang tidak terganggu oleh pengeluaran lainnya. Untuk pengeluaran sehari-hari dan bulanan harus memiliki anggaran yang membantu kita bersikap obyektif soal pengeluaran yang berlebihan. Bagi perempuan perencanaan dan manajemen keuangan harus


(21)

mendapatkan perhatian khusus, dan memiliki tingkat kesadaran yang cukup. Pemahaman manajemen keuangan yang baik yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari diharapkan bisa mengubah kondisi keuangan ke arah yang lebih baik sehingga bisa meraih kebebasan keuangan di masa mendatang.

Dari sinilah pentingnya menumbuhkan kesadaran masyarakat khususnya perempuan dalam keluarga muda untuk meningkatkan investasi, mengurangi konsumsi dan mengelola keuangan keluarga untuk masa depannya. Karena tonggak kehidupan masih panjang bagi keluarga muda yang segala hal mungkin terjadi dimasa mendatang. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Peran Perempuan Dalam Manajemen Keuangan Keluarga Muda (Studi pada Kelurahan Kedaung Pamulang-Tangsel)”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari terjadinya pembiasan dan pelebaran dalam pembahasan ini, maka penulis perlu untuk membatasi dan menspesifikasikan rumusan masalah ini agar menghasilkan pengetahuan yang lebih mendalam dan terperinci. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana kesadaran dan pemahaman keluarga muda terhadap perencanaan keuangan, peran perempuan dalam manajemen keuangan keluarga muda dan pada instrumen manakah keluarga muda menginvestasikan


(22)

7

dananya, apakah pada sektor keuangan bank seperti tabungan, ataukah pada sektor keuangan non bank, seperti pasar modal/pasar uang, dan asuransi 2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana kesadaran dan pemahaman perempuan pada keluarga muda dalam manajemen keuangan keluarganya?

b. Bagaimana peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarga di kelurahan Kedaung-Pamulang?

c. Pada instrument investasi manakah keluarga muda di kelurahan Kedaung menginvestasikan dananya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Menganalisis pemahaman dan kesadaran perempuan keluarga muda dalam perencanaan keuangan

b. Menganalisis peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarga muda

c. Untuk mengetahui instrument investasi mana yang lebih diminati oleh keluarga muda dikelurahan Kedaung


(23)

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :

a. Manfaat secara teoritis, dapat menambah khasanah keilmuan kita. Dan diharapkan akan menjadi stimulus bagi penelitian selanjutnya, sehingga proses pengkajian secara mendalam akan terus berlangsung dan akan memperoleh hasil yang maksimal.

b. Manfaat secara praktis, diharapkan dapat menjadi model atau cara baru atau solusi untuk membuat perencanaan keuangan bagi keluarga muda dan dapat membuat manajemen keuangan keluarga yang baik.

c. Bagi lembaga investasi, diharapkan setelah responden mengisi kuesioner yang diberikan, mereka lebih meningkatkan investainya, dengan cara menabung ke bank atau menabung sendiri dirumah, berinvestasi di pasar modal/pasar uang, ataupun bergabung menjadi anggota asuransi.

d. Bagi masyarakat umum, memberikan wawasan dan kesadaran kepada masyarakat bahwa perencanaan dan manajemen keuangan sangatlah penting bagi kehidupan sehingga investasi masyarakat bertambah.

D. Review Studi Terdahulu

Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap berbagai sumber kepustakaan, penulis melihat bahwa apa yang merupakan masalah pokok penelitian ini tampaknya sangat penting dan prospektif. Review terdahulu berdasarkan tabel dibawah ini adalah :


(24)

9

Tabel 1.1 Review Terdahulu

No Nama

Penulis Judul Skripsi

Tempat Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Ahmad

Mubasyir

Manajemen Investasi Islami Pada Perusahaan Asuransi Syariah (Study Kasus PT Asuransi Syariah Mubarakah) PT Asuransi Syariah Mubarakah Library research dan field research. Kualitatif dengan analisis SWOT Kekuatan menganut prinsip kehati-hatian dalam investasi. Kelemahan tidak ada diversifikasi instrument investasi dan

terbatasnya pendidikan SDM. Peluang

terbukanya pasar modal syariah dan pasar keuangan syariah. Tantangan banyaknya lembaga keuangan yang bermunculan di

Indonesia yang

mengakibatkan ketatnya persaingan.

2 Meliyani Tanoto

Minat Membuat Perencanaan Keluarga Menurut Karakteristik Keluarga. Studi di Surabaya

Surabaya Mengguna

kan uji t-test dan chi square

Keinginan perencanaan keuangan bagi ibu RT yang berpendidikan S1 lebih besar daripada dengan minat ibu RT lulusan SMU. Karena ibu RT S1 lebih mengetahui resiko dibandingkan dengan ibu RT lulusan SMU 3 Lisma

Dyawati Fuaida

Manajemen keuangan keluarga miskin (studi kasus mitra program masyarakat mandiri, dompet dhuafa republika) Dompet Dhuafa Republika Mengguna kan bentuk pendekatan deskriptif kualitatif

Keluarga miskin tidak melakukan perencanaan keuangan dan

implementasinya sesuai anjuran normatifnya,

4 Rahmaw

ati Dian Pratiwi Tingkat Kesadaran Masyarakat Dalam Perencanaan Keuangan Cempaka Putih-Ciputat Analisis deskriptif kuantitatif pengetahuan dan pemahaman perencanaan keuangan


(25)

Keluarga Perspektif Islam (Studi Pada Masyarakat Cempaka Putih Ciputat)

masyarakat tinggi, tingkat kesadaran masyarakat terhadap perencanaan keuangan juga tinggi

Dari empat review studi terdahulu di atas, tidak ada yang membahas secara khusus tentang peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarga, manajemen disini dimulai dari perencanaan, melaksanakan, mengelola dan mengontrol keuangan dalam keluarga tersebut. Serta yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini difokuskan terhadap perempuan pada keluarga muda yang usia pernikahannya enam tahun kebawah (yang menikah antara tahun 2005-2010). Karena keluarga muda memiliki masa depan yang masih panjang yang segala hal mungkin terjadi, dengan kesadaran perencanaan dan manajemen keuangan yang baik yang dimiliki oleh perempuan diharapkan dapat meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang, sehingga keluarga menjadi sejahtera, dan jika setiap keluarga di Indonesia sudah sejahtera maka Negarapun akan sejahtera.

E. Kerangka Pemikiran

Setiap keluarga pasti memiliki pendapatan, baik pendapatan dari suami dan istri, maupun pendapatan dari suami saja atau istri saja. Dari pendapatan, keluarga muda tersebut pasti memiliki tujuan ekonomi untuk kelangsungan


(26)

11

kehidupan keluarganya. Tujuan tersebut dirangkum dalam manajemen keuangan keluarga dengan perencanaan keuangan, perencanaan keuangan dimulai dengan membuat anggaran pemasukan dan pengeluaran, jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Perencanaan tersebut dibagi atas kebutuhan saat ini dan investasi. Kebutuhan saat ini yaitu biaya hidup sehari-hari dan biaya untuk pembayaran utang. Sedangkan investasi dibagi atas sektor keuangan bank dan sektor keuangan non bank. Sektor keuangan bank terdiri dari tabungan dan deposito, sektor keuangan non bank terdiri dari asuransi, reksa dana, sukuk dan saham. Keluarga muda boleh memilih sektor investasi mana saja sesuai karakteristik profil resiko mereka. Untuk kebutuhan jangka pendek dan menengah sebaiknya keluarga muda memilih berinvestasi di pasar uang, dan untuk investasi jangka panjang sebaiknya keluarga muda memilih berinvestasi di pasar modal. Dalam penelitian ini saya ingin mengetahui pada sektor manakah keluarga muda menginvestasikan dananya.

Untuk mengetahui semua ini dilakukan pendataan dengan menggunakan angket/kuesioner untuk mengetahui data yang sebenarnya tentang peranan perempuan dalam manajemen keuangan keluarga dikelurahan Kedaung. Dengan menarik sampel dari jumlah populasi yang ada, lalu data tersebut diinput dan diuji validitas dan reliabilitas data untuk mendapatkan hasil yang akurat dan representatif, kemudian hasil tersebut dianalisis.


(27)

Kerangka Pemikiran

Suami Istri

Tujuan Ekonomi

Kebutuhan Investasi

Pendapatan

Biaya Hidup Pembayaran Utang Bank Non Bank

Tabungan Deposito Asuransi Reksa Dana Sukuk Saham

Kuesioner

Input Data

Manajemen Keuangan Keluarga


(28)

13

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penyusunan, peneliti membagi skripsi ini menjadi beberapa bab dan setiap bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika penulisan.

Bab II, Tinjauan Teoritis, pada bab ini akan diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan: tingkat kesadaran perempuan keluarga muda dalam perencanaan dan manajemen keuangan, tugas perempuan dalam keluarga, perencanaan dan manajemen keuangan syariah, cara mengelola keuangan keluarga, elemen perencanaan keuangan syariah dan jenis-jenis investasi.

Bab III, Metodologi Penelitian, bab ini terdiri dari jenis penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data.

Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Analisis Data


(29)

Bab IV, Hasil dan Pembahasan, pada bab ini akan dibahas tentang gambaran umum masyarakat Kedaung-Pamulang, uji instrument penelitian, deskripsi tentang pengelolaan keuangan oleh perempuan, analisis terhadap pengelolaan keuangan keluarga muda.

Bab V, Penutup, pada bab ini peneliti mencoba membuat kesimpulan dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang kiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


(30)

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Keuangan Keluarga 1. Pengertian

Jika diartikan secara terpisah manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran yang diinginkan.1 Sedangkan menurut James A.F. Stoner Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan keuangan atau financial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah keuangan.2

Manajemen keuangan dalam literatur lain disebut pembelanjaan, yaitu segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Dengan kata lain manajemen keuangan

1 Pius A Partanto dan M Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:

Arkola, 1994)h. 434

2 Sudarsono dan Editius, Kamus Ekonomi Uang dan Bank, (Jakarta: Rineka


(31)

merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh asset dan mengelola asset untuk mencapai tujuan perusahaan.3

Jadi manajemen keuangan keluarga adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu keluarga dalam mencapai tujuan keuangan atau ekonomi keluarga. Manajemen keuangan terdiri dari semua aktivitas yang berhubungan dengan perolehan uang dan pemanfaatannya secara efektif, yang mencakup perencanaan yang cermat.4

2. Fungsi Manajemen Keuangan

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Pada dasarnya fungsi manajemen keuangan yang diterapkan pada perusahaan sama saja dengan manajemen keuangan yang diterapkan dalam keluarga. Keduanya berfungsi untuk mengatur dan mengelola keuangan. Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan kegiatan keuangan perusahaan. Sedangkan

3 Weston J. Fred, Eugene F. Bringham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,

(Jakarta: Erlangga, 1990), edisi 9, jilid 1, h.6

4 Mahmud Mahfoedz, Pengantar Bisnis Modern, (Yogyakarta: ANDI OFFSET,


(32)

17

kegiatan utamanya dalam keuangan adalah mencari dana dan menggunakan pada asset perusahaan.5 diantara fungsi manajemen keuangan yaitu:

a. Perencanaan Keuangan (financial planning), adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan keluarga secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Seorang manajer dalam keluarga mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan yang diinginkan oleh keluarga.

b. Pengorganisasian keuangan (financial organizing), Menggunakan dana untuk memaksimalkan dana yang ada, seperti tidak boros dalam menggunakan uang untuk kebutuhan yang tidak terlalu penting. Sehingga sebuah keluarga perlu membuat dengan detail pengeluaran dan pemasukan setiap bulannya, jangan sampai pengeluaran lebih besar daripada pemasukan.

c. Pelaksanaan (actuating), setelah membuat perencanaan dan pengorganisasian keuangan, sebuah keluarga dapat melaksanakan apa yang telah direncanakan untuk mencapai tujuannya.

d. Pemeriksaan (controlling), melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan yang telah diterapkan oleh keluarga, agar

5

Agus Zainul Arifin, Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB, diunduh pada16 Maret 2011dari http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/99017-1-325742824022.doc


(33)

tidak terjadi penyimpangan, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

3. Tujuan Manajemen Keuangan Keluarga

Dalam sebuah perusahaan, manajemen keuangan berkaitan dengan keputusan dibidang keuangan bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.6 Maka seperti halnya manajemen keuangan keluarga bertujuan untuk memaksimumkan keuangan keluarga, mengatur dan mengelola pendapatan keluarga untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya agar segala kebutuhan keluarga dapat terpenuhi tanpa menghabiskan banyak uang. Bahkan keluarga dapat menginvestasikan dananya untuk mendapat keuntungan dimasa depan sehingga dapat meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang.

4. Kiat Dalam Melakukan Manajemen Keuangan

Pokok utama dalam melakukan manajemen keuangan adalah membuat perencanaan keuangan, jika perencanaan yang dibuat bagus, maka hasilnya akan bagus. Perencanaan keuangan merupakan hal terpenting dalam manajemen keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan yang ingin dicapai.

6 Martono.SU & Dr. D. Agus Harjito, MSi, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta,


(34)

19

Menurut Iwan P Pontjowinoto dalam bukunya Kaya Bahagia Cara

Syariah, dalam setiap rizki yang dilimpahkan kepada manusia keluarga harus

mampu membelanjakan hartanya untuk bekal keluarganya dengan membagi seluruh rizki yang diperolehnya dalam 4 bagian, yaitu:7

1. Pembersihan (Zakat), untuk membersihkan pendapatan dan harta yang diperoleh sebagai kewajiban seorang abdi Allah dengan tujuan untuk memperoleh kebahagian akhirat dalam bentuk zakat, infaq, sedekah maupun waqaf.

2. Simpanan adalah menyisihkan pendapatan yang diterima dalam suatu periode, untuk digunakan bagi keperluan hidup sehari-hari sehingga dapat memenuhi kebutuhan untuk hidup yang wajar dalam periode berikutnya. 3. Tabungan adalah menyisihkan pendapatan yang diterima setiap saat untuk

digunakan mengatasi musibah (misalnya kecelakaan, kehilangan, sakit, dsb) dan untuk tujuan tertentu di masa mendatang sehingga dapat menjalankan niat tersebut (misalnya sekolah, perjalanan ibadah, perjalanan wisata, dsb.)

4. Investasi adalah menempatkan sebagian harta yang merupakan sisa hasil penyisihan pendapatan dan akumulasi harta pada suatu kegiatan ekonomi dengan tujuan mendapatkan tambahan nilai dimasa datang sehingga dapat memenuhi keperluan jangka panjang atau pada masa sudah tidak produktif lagi baik karena faktor usia maupun karena kondisi kesehatan.


(35)

a. Pentingnya Perencanaaan Keuangan Keluarga

Perencanaan keuangan adalah suatu proses dalam merencanakan keuangan pribadi untuk dapat memberikan solusi perencanaan, pemilihan pengelolaan keuangan, kekayaan atau inevestasi agar tujuan keuangan jangka pendek, menengah dan panjang dapat tercapai.8

Menurut Anatoli Karvof, dalam bukunya Cerdas Mengelola

Keuangan Pribadi, Perencanaan Keuangan adalah metode proses yang

sistematis serta dapat diprediksi tentang bagaimana seorang individu atau keluarga bisa meraih kebebasan keuangan dan keamanan ekonomi.9 Sedangkan menurut Agustianto, dalam bukunya Fiqih Perencanaan

Keuangan Syariah, perencanaan keuangan syariah merupakan suatu

proses perancangan kehidupan yang lebih baik dengan melakukan perencanaan, pemilihan pengelolaan keuangan, kekayaan, non-keuangan serta rohani untuk jangka pendek, menengah dan panjang baik didunia ketika masih hidup maupun diakhirat ketika sudah meninggal insyaalah dapat tercapai.10

8 Adler H. Manurung dan Luthfi T. Rizky, Successful Financial Planner, ( Jakarta:

PT Grasindo, 2009), h.1

9

Anatoli, Cerdas Mengelola h. 1

10

Agustianto, Fiqih Perencanaan Keuangan Syariah, (Jakarta, Muda Mapan Publishing : 2010), h.41


(36)

21

Sebagai keluarga muslim yang taat, perencanaan merupakan salah satu bagian usaha manusia untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik, sebagaimana firman Allah SWT :

...

ā χÎ) © !$# Ÿ ω

çŽÉitóãƒ

$tΒ

B

Θöθs)Î/

4

®Lym

(

#ρçŽÉitóãƒ

$tΒ

ö

ΝÍκŦà Ρr'Î/

3

∩⊇⊇∪

“…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu keadaan kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…” (Ar Rad: 11)

$pκš‰r'‾≈tƒ

š

Ï ©$#

(

#θãΖtΒ#u

(

#θà)®?$#

©

!$# öÝàΖtFø9uρ

Ó§ø tΡ

$¨Β

ôMtΒ£‰s%

7‰tóÏ9

(

(

#θà)¨?$#uρ

© !$# 4 ¨ βÎ) © !$# 7

ŽÎ7yz

$yϑÎ/

t

βθè=yϑ÷ès? ∩⊇∇∪

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18)

Jelas sekali dalam ayat di atas kita sebagai manusia diperintahkan oleh Allah SWT untuk merencanakan apa yang kita perbuat untuk masa depan. Berikhtiar secara maksimal dengan melakukan perencanaan untuk situasi terburuk dan berharap untuk yang terbaik, setelah itu bertawakal kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya.

Keinginan manusia yang tidak ada habisnya menjadikan manusia rakus dan tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya, ketika mereka


(37)

memiliki pendapatan yang sedikit mereka mengatakan pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi ketika mereka memiliki pendapatan yang besarpun mereka tetap mengatakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Disinilah alasan mengapa sebuah keluarga membutuhkan perencanaan keuangan :11

a. Adanya tujuan keuangan yang ingin dicapai b. Tingginya biaya hidup saat ini

c. Naiknya biaya hidup dari tahun ke tahun d. Keadaan ekonomi tidak selalu baik e. Fisik manusa tidak selalu sehat

f. Banyaknya alternatif produk keuangan yang ditawarkan

Menurut Kapoor, Dlabay, dan Hugges dalam bukunya Personal

Financial mengemukakan alasan pentingnya perencanaan keuangan

adalah sebagai berikut :12

1. Meningkatkan efektivitas penghasilan, penggunaan dan perlindungan sumber-sumber keuangan sepanjang hidup.

2. Meningkatkan pengendalian masalah keuangan dengan menghindari utang yang terlalu banyak, kebangkrutan dan kebergantungan kepada pihak lain demi terjaminnya ekonomi.

11 Safir Senduk, Menegelola Keuangan Keluarga, (Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2009), h. 4

12Kapoor, Jack R, Les R. Dlabay, Robert J. Hughes, Personal Finance, (North


(38)

23

3. Meningkatkan hubungan keluarga yang merupakan hasil dari perencanaan keuangan yang baik dan komunikasi yang efektif atas keputusan keuangan.

4. Bebas dari kekhawatiran keuangan karena bisa melihat masa depan, mengantisipasi pengeluaran, dan mencapai tujuan ekonomi.

Sehingga sebuah keluarga yang merasa cukup dengan pendapatannya bahkan memiliki penghasilan yang besar akan terbantu agar uangnya tidak terbuang dengan sia-sia dan penggunaan pendapatan bisa lebih optimal dan efisien. Sedangkan keluarga yang tidak cukup dengan pendapatannya bisa terbantu untuk menyongsong masa depan yang lebih baik dalam hal keuangan. Karena perencanaan keuangan memiliki beberapa tujuan, yaitu tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek untuk dicapai dalam waktu yang sangat dekat atau kurang dari 1 tahun, seperti liburan keluarga dan dana darurat. Tujuan jangka menengah akan dicapai satu sampai lima tahun, seperti pembelian rumah, kendaraan. Sedangkan tujuan jangka panjang akan dicapai lebih dari lima tahun, seperti dana pendidikan anak, pensiun dan lain-lain. Sehingga dengan adanya perencanaan keuangan ini akan meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang karena setiap tujuan keuangan sudah memiliki pos-pos masing-masing yang telah dianggarkan, sehingga rasa tenang dan nyaman untuk meningkatkan pendapatan keluarga menjadi maksimal.


(39)

Secara spsifik, ada 4 point utama tujuan dibuatnya perencanaan keangan adalah sebagai berikut:13

a. Mengontrol pola belanja, selama ini pola belanja yang banyak diterapkan mayoritas manusia adalah pola belanja konsumtif, padahal pola belanja konsumtif merupakan pola belanja yang dapat menyeret manusia kedalam lubang kemiskinan dalam waktu yang relatif singkat. b. Mengantisipasi semakin melambungnya biaya hidup, kebutuhan hidup didunia sekarang ini kian tinggi dan tak ada seorangpun yang mampu mencegahnya. Sedangkan kebutuhan manusia setiap hari harus tetap terpenuhi, olehkarena itu perencanaan keuangan yang tepat sangat diperlukan untuk mngantisipasi hal semacam ini.

c. Mengantisipasi kondisi perekonomian yang cenderung labil, kondisi perekonomian selalu mengalami pasang surut, ada kalanya dalam kondisi baik, tetapi ada kalanya juga berada dalam kondisi buruk. Sehingga tidak menutup kemungkinan keadaan buruk seperti krisis moneter yang lalu dapat terjadi lagi dimasa mendatang. Jika sebuah keluarga sudah memiliki perencanaan keuangan maka kondisi seperti ini akan mudah dihadapi.

d. Mengantisipasi masa produktif manusia, tidak selamanya mausia dapat terus bekerja, ada kalanya manusia berkurang kesehatannya, pada saat

13 Anggoro Prasetyo, Employionaire”Karyawan Berkehidupan Direktur”,(Jakarta:


(40)

25

kondisi fisik dalam keadaan baik dapat dengan mudah melakukan pekerjaan apapun, berbeda halnya dengan kondisi kesehatan yang buruk.

b. Langkah dan Proses Perencanaan Keuangan

Untuk mencapai tujuan keuangan yang diinginkan, sebuah perencanaan keuangan perlu dilakukan secara cermat dan teliti, maka diperlukan langkah dan proses dalam perencanaan keuangan sehingga dapat membantu dalam mengambil keputusan yang tepat baik itu keputusan kecil maupun keputusan besar, dan juga seseorang dapat mengetahui posisi keuangannya saat ini, apa yang dibutuhkan dimasa depan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut ini adalah enam langkah dalam sebuah proses perencanaan keuangan yang akan membantu dalam mencapai tujuan keuangan:14

a) Diagnosa Keadaan Keuangan Saat Ini

Untuk mengetahui keadaan keuangan saat ini terlebih dahulu harus membuat laporan keuangan keluarga berupa neraca yang terdiri atas berapa besar asset yang dimiliki saat ini.15 Neraca merupakan

14 Antoni Japari, dan Adler H. Manurung, 10 Panduan Mengelola Keuangan

Keluarga (Financial Planning & Wealth Managemen), (Jakarta, ABFI institute PERBANAS: 2010), h. 36

15


(41)

gambaan tentang jumlah harta dan jumlah utang yang dimiliki keluarga, maka kurangkan jumlah harta dengan jumlah utang yang dimiliki untuk mengetahui harta bersih atau net worth keluarga saat ini.16 Hal ini dapat lakukan dengan membuat daftar hal-hal yang terkait keuangan, seperti:

- Tabungan-tabungan yang dimiliki (kebanyakan keluarga memiliki rekening tabungan pada lebih dari satu bank)

- Pendapatan bulanan (seperti gaji, upah, hadiah, bunga bank, ataupun sumber pendapatan lainnya)

- Pendapatan dan pengeluaran bulanan, yaitu dengan membuat laporan arus kas untuk mengetahui sumber penghasilan serta pengeluaran

- Utang kepada pihak lain (apakah itu kredit bank, kartu kredit, ataupun pinjaman kepada orang lain)

b) Menetapkan tujuan keuangan dan menentukan prioritas

Menetapkan tujuan keuangan harus bertitik tolak dari kondisi keuangan saat ini, sehingga tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dapat tercapai. Tujuan keuangan haruslah spesifik, terukur, realistis dan jelas jangka waktu yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan tersebut.

16


(42)

27

Dalam menetapkan tujuan keuangan sebaiknya mendahulukan prioritas utama, sehingga dapat mengurangi pengeluaran yang masih bisa ditunda. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tujuan keuangan :17

1) Spesifik dan bisa diukur. Tujuan keuangan yang ditetapkan sebaiknya spesifik dan bisa diukur dengan nilai uang tertentu. Spesifik artinya jelas dan rinci, contohnya, ingin membeli rumah dikawasan Pondok Indah dengan luas 170 m2, bangunan 120 m2, bergaya minimalis, warna putih dengan campuran warna biru dan perpaduan batu alam. Terukur dalam hal ini harga rumah Rp500 juta, DP Rp150 juta, cicilan 15 tahun dengan perbulannya Rp3,5 juta.

2) Memiliki target waktu. Target waktu yang jelas menjadikan kita lebih siap untuk memulai tujuan yang ingin dicapai, seperti ingin membeli rumah di atas dalam jangka waktu 2 tahun lagi.

3) Tertulis. Tujuan keuangan sebaiknya dibuat dalam bentuk tertulis, kebanyakan orang hanya membuat perencanaan dalam pikirannya saja, sehingga mereka lupa tujuan yang ingin mereka capai. Dengan adanya perencanaan yang tertulis menjadikan kita fokus dan lebih disiplin dalam menjalankan perencanaan keuangan, bahkan pikiran bawah sadar akan bekerja lebih keras dalam

17


(43)

mencapai tujuan tersebut, dan sebaiknya tulisan tersebut ditempel disuatu tempat yang bisa dilihat setiap saat sebagai motivasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

c) Mengumpulkan dan menganalisa informasi yang ada

Selanjutnya mengumpulkan data financial yang diperlukan sebanyak mungkin untuk merumuskan strategi yang cocok dan menentukan apa yang harus dilakukan guna merealisasikan tujuan yang diinginkan.18 Analisa data bertujuan untuk menghitung berapa besar dana yang harus disishkan, dan menganalisa asset, kewajiban dan arus kas serta asuransi dan investasi yang telah dimiliki.19

d) Membuat rencana aksi dalam mencapai tujuan

Untuk mencapai tujuan perencanaan keuangan dibutuhkan cara dalam menyimpan dan mengembangkan dana yang dimiliki, seperti investasi. Saat ini alat untuk berinvestasi sangat beragam bukan saja hanya dengan membeli emas atau tanah, tetapi bisa juga berinvestasi pada saham, reksa dana, obligasi, deposito ataupun asuransi. Sehingga kita bisa memilih investasi mana yang sesuai dengan karakteristik resiko kita dan juga instrument mana yang lebih menguntungkan yang tentunya sesuai dengan syariat islam.

18

Antoni, 10 Panduan Mengelola Keuangan, h. 36

19


(44)

29

Sebagai contoh, seseorang ingin membeli rumah dengan DP Rp150 juta, memiliki penghasilan perbulan Rp8 juta, pengeluaran Rp3,5 juta perbulan dan memiliki tabungan Rp25 juta, dan ingin mengumpulkan DP Rp150 juta dalam jangka waktu 24 bulan dari sekarang. Berarti harus memiliki Rp125 juta lagi untuk menutupi kekurangannya. Maka Rp25 juta dari tabungan dimasukan ke dalam deposito atau reksa dana berpendapatan tetap yang memberikan bagi return 12% pertahun. Jadi pada bulan ke-24 uangnya menjadi Rp31.360 juta.

Uang dari penghasilan sebesar Rp4,4 juta per bulan di investasikan ke deposito atau reksa dana pendapatan tetap yang diasumsikan memberikan return 12% pertahun. Jumlah dana dari menyisihkan Rp4,5 juta per bulan, pada bulan ke-24 menjadi Rp121.380 juta. Jumlah dana keseluruhan yang sudah dikumpulkan menjadi Rp152.740 juta sedangkan dana yang dibutuhkan untuk DP hanya Rp150 juta jadi memiliki lebih sebesar Rp2,74 juta.20

e) Implementasi dan mengawasi perencanaan keuangan

Langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan rencana yang sudah dibuat. Yang terpenting adalah pelaksanaan yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya agar lebih efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

20


(45)

Walaupun sudah membuat rencana dan diterapkan dengan baik, jika perkembangannya tidak diawasi boleh jadi rencana itu akan gagal. Maka diperlukan pemeriksanaan dan revisi secara berkesinambungan, karena tujuan dan kondisi keuangan individu sangat mungkin berubah tanpa dapat dihindari, sebab perubahan adalah hal yang absolute baik internal maupun eksternal seperti inflasi, PHK dan sebagainya.

5. Mengenal Daftar Investasi Syariah

Setelah membuat perencanaan keuangan, maka untuk mengaplikasikannya dibutuhkan sarana atau instrument investasi untuk membantu memperlancar perencanaan keuangan yang telah dibuat.

Investasi adalah penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi dimasa yang akan datang, dengan pengertian bahwa investasi adalah menempatkan modal atau dana pada suatu asset yang diharapkan akan member hasil atau akan meningkatkan nilainya dimasa yang akan datang.21 Sedangkan investasi syariah adalah kegiatan mengembangkan uang melalui pemanfaatan berbagai sumber daya dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan yang sejalan dengan prinsip syariah islam.22

21

Veithzal Rifai dkk, Islamic Financial Managemen (Teori, Konsep dan Aplikasi), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), jilid 1, h. 420


(46)

31

a. Sektor Keuangan Bank 1. Tabungan

Tabungan merupakan produk yang paling populer dalam masyarakat, pemilik dana akan membuka rekening tabungan di bank, dan bank akan memberikan bagi hasil setiap bulannya. Produk tabungan menawarkan banyak kemudahan dalam bentuk kartu ATM yang berfungsi sebagai kartu debet, bahkan inovasi terbaru adalah membuat kartu prabayar.23

Fungsi tabungan dapat digunakan sebagai produk untuk menyimpan dana dan mengendalikan lalu lintas dana kita, tabungan membolehkan kita untuk mengambil uang kapanpun yang kita inginkan, Untuk mencapai tujuan fianancial jangka pendek, sebaiknya mengandalkan produk tabungan ini.24

2. Deposito

Deposito adalah produk investasi yang mempunyai jangka waktu tetapi bisa memberikan tingkat bagi hasil yang lebih baik dari tabungan. Jangka waktu yang diberikan bisa satu bulan, tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun. Bank akan memberikan bagi hasil yang umumnya dibayarkan dalam interval sesuai periode penempatan.

23 Prita, Menjadi Cantik, h.193


(47)

Deposito sebaiknya digunakan untuk tujuan jangka pendek. Akan tetapi tidak boleh menarik uang sebelum jatuh tempo karena akan dikenakan penalti yang akan mengurangi pendapatan bagi hasil, selain itu kita juga tidak berhak atas bagi hasil pada bulan berikutnya.25

b. Sektor Keuangan Non Bank 1. Asuransi

Menurut fatwa DSN-MUI no.21/2001, asuransi atau pertanggungan adalah saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai syariah.

Asuransi memiliki fungsi perlindungan atau proteksi. Jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, manfaat asuransi sangat membantu saat kita mengimplementasikan perencanaan keuangan kita. Ada empat jenis proteksi yang menjadi perhatian besar dalam perencanaan keuangan: proteksi jiwa, proteksi kesehatan, proteksi kecelakaan, proteksi penyakit kritis. Setiap produk asuransi dapat dibeli secara terpisah.

25


(48)

33

2. Reksa Dana

Reksa dana adalah kumpulan dana masyarakat yang diinvestasikan dalam saham, obligasi, deposito berjangka, pasar uang dan sebagainya. Selain itu dapat dinyatakan reksa dana merupakan kumpulan dana dari sejumlah investor yang dikelola oleh manajer investasi untuk diinvestasikan dalam portofolio efek. Efek maksudnya surat-surat berharga, termasuk pengakuan utang, saham obligasi, dan pasar uang.26 Di Indonesia, saat ini terdapat empat jenis reksa dana :27 a. Reksa dana pasar uang, dana kita diinvestasikan ke

produk-produk investasi pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito dan obligasi berjangka dibawah satu tahun. Pada prakteknya, sejak pertengahan 1997 sampai akhir 1999, reksa dana pasar uang bisa memberikan hasil investasi 15% sampai 20% per tahun.

b. Reksa dana pendapatan tetap, dana kita diinvestasikan sebagian besar (sekitar 80%) akan diinvestasikan ke dalam obligasi, sisanya akan dimasukkan kedalam saham atau deposito dan SBI. Sejak pertengahan 1997 sampai akhir 1999 reksa dana pendapatan tetap bisa memberikan hasil investasi di atas 20% per tahun.

26

Nurul Huda, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 109

27


(49)

c. Reksa dana saham, dana kita sebagian besar (sekitar 80%) diinvestasikan kedalam saham, sisanya akan dimasukkan kedalam obligasi atau deposito dan SBI. Sejak pertengahan 1997 sampai akhir 1999 reksa dana saham bisa memberikan hasil investasi di atas 30% per tahun. Bahkan ada yang bisa mencapai 100% per tahun.

d. Reksa dana campuran, reksa dana ini adalah reksa dana campuran antara saham dan obligasi. Disini sebagian besar (sekitar 50%) dana kita diinvestasikan ke dalam saham. Dan sisanya dimasukkan ke dalam obligasi, deposito, dan SBI. Reksa dana dapat memberikan hasil investasi di atas 25% per tahun.

Cara membeli reksa dana sangat mudah, bisa langsung menghubungi bagian penjualan reksa dana diperusahaan manajemen investasi atau juga dapat membeli melalui bank sebagai agen penjual. Reksa dana merupakan investasi yang dapat dilakukan secara berkala. Reksa dana sangat cocok untuk investasi kebutuhan jangka menengah dan jangka panjang.

3. Sukuk/Obligasi

Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:


(50)

35

b. nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau

c. kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.

Sukuk diistilahkan sebagai obligasi syariah, pada prinsipnya obligasi dan sukuk adalah sama, yang membedakan hanyalah dalam bentuk akad sedangkan kepastian hukumnya sama.

Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Yakni bila sebuah perusahaan kekurangan dana, maka perusahaan mencari siapa yang mau menanamkan modal. Bagi penanam modal, perusahaan akan memberikan saham sebagai bukti kepemilikan. Obligasi yang dikeluarkan perusahaan akan memberikan kupon yang besarnya merupakan persentase dari nilai dasar obligasi. Contohnya, bila seseorang memiliki obligasi bernilai dasar Rp100 juta dengan masa jatuh tempo 3 tahun dan kuponnya 10% dibayarkan pertahun, maka setiap tahun si pemegang obligasi akan memperoleh Rp10 juta dari investasinya.

Setiap kupon mewakili suatu nilai yang disepakati untuk dibayarkan oleh penerbit obligasi kepada pemegang obligasi. Nilai tukar kupon adalah merupakan tingkat suku bunga atau imbal hasil


(51)

dari obligasi tersebut. Obligasi umumnya berjangka waktu minimal 1 tahun dan maksimal 10 tahun. Akan tetapi boleh bagi si pemilik obligasi memperoleh modalnya kembali sebelum jatuh tempo.

Jenis-jenis sukuk yang terdapat di Indonesia sangat banyak jenisnya. Diantaranya : sukuk murabahah, sukuk mudharabah, sukuk musyarakah, sukuk salam, sukuk istishna, dan sukuk ijarah. Akan tetapi perbedaan jenis-jenis sukuk ini hanya berdasarkan tiga kategori yaitu, jenis akad yang dipakai, pembayaran pendapatan yang akan dibagikan kepada pihak-pihak yang berakad, dan basis pembayaran serta multiple sukuk.28

4. Saham

Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan. Dengan membeli saham berarti membeli sebagian dari perusahaan tersebut. Bila perusahaan tersebut mengalami untung, maka pemegang saham biasanya akan mendapat pembagian keuntungan, yang disebut dividen. Selain itu, saham yang kita miliki dapat dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi maupun dengan harga yang lebih rendah dari harga waktu kita membelinya. Bila kita menjual dengan harga yang lebih tinggi, maka selisih harga yang menjadi keuntungan disebut capital gain, jika kita menjual dengan harga yang lebih rendah

28 Muhammad Nafik HR, Bursa Efek & Investasi Syariah, (Jakarta: PT Serambi


(52)

37

maka selisih harga yang menjadi kerugian disebut capital loss. Jadi keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua : dividen dan capital

gain.29

Saham biasa diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ditransaksikan melalui broker yang bekerja diperusahaan sekuritas yang telah mendapat izin. Jadi calon investor harus menjadi nasabah sebuah perusahaan sekuritas agar dapat membeli atau menjual sahamnya.30

Saham merupakan instrument keuangan yang paling beresiko, namun dalam jangka panjang memberikan potensi keuntungan yang paling tinggi. Istilah high risk high return, memang cocok untuk saham. Cocok untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang yang akan direlisasikan lebih dari lima tahun mendatang seperti dana pensiun.

B. Peran Perempuan Dalam Keluarga

Keluarga merupakan bagian dari institusi sosial terkecil ditingkat masyarakat. Satu sisi dapat dipahami sebagai bagian dari proses sosial, namun disisi lain juga dapat dipahami sebagai cara membangun masyarakat yang ramah nilai, manfaat dan arti bagi kehidupan yang lebih luas.31

29

Safir, Mengelola Keuangan, h. 107

30

Prita, Menjadi Cantik, h.215

31 Zaitunah Subhan, Menggagas Fiqh Pemberdayaan Perempuan, (Jakarta:


(53)

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga "kulawarga" yang berarti "anggota" "kelompok kerabat".32 Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu tersebut.33

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, keluarga adalah ibu dan bapak beserta anak-anaknya seisi rumah, orang seisi rumah yang menjadi tanggungan, satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam suatu masyarakat.34 Dalam sehari-hari kata keluarga dipakai dengan pengertian antara lain :

a. Sanak saudara, kaum kerabat; b. Orang seisi rumah, suami-istri, anak;

c. Orang yang ada dalam naungan organisasi atau sejenisnya; d. Masyarakat terkecil berbentuk keluarga atau lainnya.

Sedangkan muda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Diknas adalah belum sampai setengah umur, atau belum lama ada. Hal pertama adalah dari segi usia, yaitu belum setengah umur. Jika dianalogikan usia pernikahan adalah 20 tahun sedang usia manusia hingga umur 60 tahun

32

http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga. Di unduh pada 26 Januari 2011

33 ibid 34

Departmen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.659


(54)

39

maka terdapat selisih sekitar 40 tahun. Dengan demikian yang dimaksud muda adalah yang belum menginjak setengah dari 40 tahun yaitu 20 tahun. Kemudian kedua adalah belum lama ada, yaitu keluarga yang baru terbentuk.

Dari beberapa definisi terebut, maka keluarga muda adalah sebuah keluarga yang belum sampai setengah umur, atau belum lama ada terdiri dari suami, istri dan anak yang merupakan keluarga inti, yang masih terikat dalam hubungan darah dan saling ketergantungan atau membutuhkan satu sama lain.

Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa. Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas sosial atau politik. Peran adalah kombinasi posisi dan pengaruh. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.35

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, peran adalah seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.36 Peran ialah “the dynamic aspect of status” (aspek dinamis dari

35

Shofia, Peran Perempuan Dalam Keluarga Islami, diunduh pada 25 Januari 2011 dari http://sofia-psy.staff.ugm.ac.id/h-18/peran-perempuan-dalam-keluarga-islami.html.


(55)

suatu status). Definisi sederhana yang dibuat oleh Linton ini memberikan deskripsi mengenai posisi dan kedudukan dari status-peran.

Dapat disimpulkan bahwa peran adalah posisi atau status seseorang yang berada dalam suatu komunitas atau masyarakat yang menjelaskan kedudukan tentang tugas dan kedudukan orang tersebut sebagai tugas utama yang harus dilaksanakan.

Peranan perempuan dalam keluarga adalah tergantung dari fungsi perempuan dalam keluarga itu sendiri. Perempuan bisa berfungsi sebagai anak, Ibu, menantu, mertua, adik, kakak dan istri. Akan tetapi dalam penelitian ini yang akan dibahas hanya peran perempuan sebagai ibu dan peran perempuan sebagai istri.

1. Peran perempuan sebagai istri dalam keluarga

Tugas suami dan tugas istri memang amat berbeda, masing-masing diserahi tugas yang cocok dengan kodratnya. Kaum pria melebihi kaum perempuan dalam hal kekuatan fisik yang sanggup memikul pekerjaan yang sukar dan menghadapi marabahaya yang besar. Sebaliknya kaum perempuan melebihi kaum pria dalam sifat kasih sayang. Untuk membantu pertumbuhan manusia, Allah telah menganugrahkan kepada kaum perempuan tabiat cinta dan kasih sayang yang lebih besar daripada yang diberikan kepada kaum pria.


(56)

41

Karena itu secara alami telah tercipta pembagian kerja antara kaum pria dan kaum wanita. 37

Sehingga perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam keluarga, tanpa perempuan sebuah keluarga itu tidak utuh dan tidak lengkap. Perempuan memiliki peranan khusus dalam keluarga, khususnya peran perempuan sebagai istri. Diantaranya adalah:38

Pertama, ibadah kepada Allah. Allah SWT berfirman :

$tΒuρ

àMø)n=yz

£

Ågø:$#

}

§ΡM}$#uρ

ā

ωÎ)

È

βρ߉ç7÷èu‹Ï9 ∩∈∉∪

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah

kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)

Kedua, Perempuan berperan memberikan sakan (ketenangan dan ketenteraman) bagi suami dan juga bagi rumahnya. Allah SWT berfirman :

ô

ÏΒuρ

ÿ

Ï$ÏG≈tƒ#u

÷

βr&

t

,n=y{

ä

3s9

ô

ÏiΒ

ö

Νä3Å¡à Ρr&

%[`≡uρø—r&

(

#þθãΖä3ó¡tFÏj9

$yγøŠs9Î)

Ÿ

≅yèy_uρ Νà6uΖ÷t/

Z

ο¨Šuθ¨Β

º

πyϑômu‘uρ

4

∩⊄⊇∪…

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia menciptakan untuk

kalian pasangan-pasangan (istri) dari diri-diri kalian agar kalian merasakan ketenangan padanya dan Dia menjadikan diantara kalian mawaddah dan rahmah…” (Ar-Rum:21)

Seorang perempuan tidak bisa menjadi sakan bagi suaminya sampai dia memahami hak dan kedudukan suami, kemudian ia melaksanakan hak-hak

37

Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakinah, (Surabaya, PT Bina Ilmu :1995)h. 107


(57)

tersebut dalam rangka taat kepada Allah dengan penuh kesenangan dan keridhaan. Seorang perempuan perlu mengetahui tentang besarnya hak suami terhadapnya, sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda: “Seandainya aku

boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya.”39

Tugas seorang perempuan didalam rumahnya terhadap keluarganya antara lain sebagai berikut :

1. Taat secara sempurna kepada suaminya dalam perkara yang bukan maksiat kepada Allah.

Taat ini merupakan asas ketenangan karena suami sebagai

qawwam (pemimpin) tidak akan bisa melaksanakan kepemimpinannya

tanpa ketaatan. Dan ketaatan kepada suami ini lebih didahulukan daripada melakukan ibadah-ibadah sunnah. Nabi SAW bersabda:

“Tidak boleh seorang perempuan puasa (sunnah) sementara

suaminya ada di tempat kecuali setelah mendapatkan izin suaminya (HR.

Bukhari dan Muslim).”40

Selain itu kewajiban seorang istri terhadap suami tertuang dalam firman Allah SWT :

39

HR. Ahmad, Shahih Ahmad bin Hanbal, (Kairo, Muassasah Qurtubah), juz 4, h.381.

40 Muttafakun ‘Alaih HR. Al-Bukhari dan Muslim, Fathul Bari,( Beirut, Ibnu Katsir,


(58)

43

ã

Α%y`Ìh9$#

š

χθãΒ≡§θs% ’n?tã

Ï

!$|¡ÏiΨ9$#

$yϑÎ/

Ÿ

≅āÒsù

ª

!$#

ó

ΟßγŸÒ÷èt/

4

’n?tã

<Ù÷èt/

!

$yϑÎ/uρ

(

#θà)x Ρr&

ô

ÏΒ

ö

ΝÎγÏ9≡uθøΒr&

4

àM≈ysÎ=≈¢Á9$$sù

ìM≈tGÏΖ≈s%

×M≈sàÏ ≈ym

É=ø‹tóù=Ïj9

$yϑÎ/

x

áÏ ym

ª

!$#

4

ÉL≈©9$#uρ

t

βθèù$sƒrB

€

∅èδy—θà±èΣ

€

∅èδθÝàÏèsù

£

èδρãàf÷δ$#uρ ’Îû

ÆìÅ_$ŸÒyϑø9$#

£

èδθç/ΎôÑ$#uρ

(

÷

βÎ*sù

ö

Νà6uΖ÷èsÛr&

Ÿ

ξsù

(

#θäóö7s?

£

ÍκöŽn=tã

¸

ξ‹Î6y™

3 ¨ βÎ) © !$# š

χ%x.

$wŠÎ=tã

#ZŽÎ6Ÿ2 ∩⊂⊆∪

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.”(An-Nisa : 34)

Dalam ayat ini dijelaskan, perempuan yang baik adalah taat dan patuh pada saat suaminya hadir, dan pada saat ia tidak ada menjaga kehormatan dan harta bendanya, serta memelihara kewajiban dirinya sendiri, sebagaimana diperintahkan oleh Allah.41

2. Mengurus rumah tangga.

Perbedaan fisiologi dan fungsi antara suami dan istri, menyebabkan perbedaan kewajiban dan tanggungjawab. Apabila suami


(59)

bertanggungjawab terhadap kehidupan keluarga secara keseluruhan, baik keluar maupun kedalam, maka istri bertanggungjawab terhadap kehidupan rumah tangga secara intern. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW :

ﺎﻬﺘﻴﻋﺭ ﻦﻋ ﹲﺔﹶﻟﻭﺆﺴﻣ ﻭ ﺎﻬﹺﺟﻭﺯ ﺖﻴﺑ ﻰﻓ ﹲﺔﻴﻋﺍﺭ ﹸﺓﹶﺃﺮﻤﹾﻟﺍ

)

ﻯﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ

(

”Ttiap-tiap wanita (istri) adalah pengurus bagi rumah tangga suaminya dan akan ditanyakan (dimintai pertanggungjawaban) tentang kepemimpinannya itu.” (H.R Bukhari)

Diantara sekian banyak kewajiban istri, kewajiban memimpin kehidupan rumah tangga termasuk yang paling berat. Dalam memimpin rumah tangga, seorang istri harus bertanggung jawab pada masalah penyediaan makanan yang enak dan sehat, menjamin kesehatan badan, dan pakaian, serta mengatur kerapihan dan kebersihan rumah dan halamannya.

Dalam UU No 1 tahun 1974 pasal 34 ayat 2 tentang perkawinan disebutkan, “Isteri wajib mengatur urusan rumah-tangga sebaik-baiknya.” Maka jelas seorang perempuan memiliki kewajiban dalam mengurus pekerjaan rumah tangganya.

3. Menjaga rahasia suami dan kehormatannya sehingga menumbuhkan kepercayaan suami secara penuh terhadapnya. Seperti disebutkan dalam KHI Perkawinan dalam pasal 77 ayat 4 bahwa “suami isteri wajib memelihara kehormatannya”.


(60)

45

4. Menjaga harta suami.

Menjaga harta suami merupakan amanah yang sangat besar yang diemban oleh seorang istri, seorang istri tidak boleh menggunakan harta suami tanpa seizinnya. Keridhoan suami terhadap istri yang menggunakan hartanya merupakan pahala istri dari suaminya.42

5. Bergaul dengan suami dengan cara yang baik.

Dengan memaafkan kesalahan suami bila ia bersalah, membuatnya ridha ketika ia marah, menunjukkan rasa cinta kepadanya dan penghargaan, mengucapkan kata-kata yang baik dan wajah yang selalu penuh senyuman, juga memperhatikan makanan, minuman dan pakaian suami.

6. Mengatur waktu sehingga semua pekerjaan tertunaikan pada waktunya, menjaga kebersihan dan keteraturan rumah sehingga selalu tampak rapi hingga menyenangkan pandangan suami dan membuat anak-anak pun betah.

7. Jujur terhadap suami dalam segala sesuatu, khususnya ketika ada sesuatu yang terjadi sementara suami berada di luar rumah. Jauhi sifat dusta karena hal ini akan menghilangkan kepercayaan suami. Seorang istri harus menjaga kehormatan dirinya baik disaat suaminya berada dirumah,

42 Abdul Hakam As-Shaidi, Menuju Keluarga Sakinah, (Jakarta: Media Eka


(61)

maupun berada diluar rumah. Hal ini diperkuat dengan sabda Rasulullah SAW :

ﺧ

ﻴﺮ

ﻨﻟﺍ

ﺴ

ِﺀﺎ

ﻣ

ﻦ

ﺗ

ﺴ

ﺮ

ﻙ

ﹺﺇ

ﹶﺫ

ﹶﺃ ﺍ

ﺑ

ﺼ

ﺮ

ﺕ

ﻭ

ﺗ

ﻄﻴ

ﻌ

ﻚ

ﹺﺇ

ﹶﺫ

ﹶﺃ ﺍ

ﻣﺮ

ﺕ

ﻭ

ﺗ

ﺤ

ﹶﻔ

ﹸﻆ

ﹶﻏ

ﻴﺒﺘ

ﻚ

ﻓ

ﻧ ﻰ

ﹾﻔ

ِﺴ

ﻬ

ﻭ ﺎ

ﻣ

ﻟﺎ

ﻚ

)

ﱏﺍﱪﻄﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ

(

“Sebaik-baik perempuan itu ialah yang menggembirakan apabila engkau memandangnya, dan taat kepadamu apabila engkau memerintahkannya, dan memelihara kehormatan dirinya dan hartamu pada saat engkau ada dirumah.” (H.R. Tabrani)

Ketiga, Mengerjakan pekerjaan lain didalam rumah bila ada kelapangan waktu dan kesempatan, seperti menjahit pakaian untuk keluarga dan lainnya. Dengan cara ini perempuan bisa berhemat untuk keluarganya disamping membantu suami menambah penghasilan keluarga.

2. Peran perempuan sebagai ibu dalam keluarga

Banyak dijelaskan bahwa peran perempuan sebagai ibu adalah berhubungan dengan mendidik anak-anaknya (Tarbiyatul Aulad). Tugas ini termasuk tugas terpenting seorang perempuan didalam rumahnya, karena dengan memperhatikan pendidikan anak-anaknya berarti seorang ibu mempersiapkan sebuah generasi yang baik dan diridhai oleh Rabbul Alamin. Dan tanggung jawab ini ditunaikan bersama-sama dengan suaminya karena


(62)

47

setiap mereka adalah mas’ul yang akan ditanya tentang tanggung jawabnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

$pκš‰r'‾≈tƒ

t

Ï ©$#

(

#θãΖtΒ#u

(

#þθè%

ö ä3|¡à Ρr&

ö ä3‹Î=÷δr&uρ

#Y‘$tΡ

$yδߊθè%uρ

â¨$¨Ζ9$#

ä

οu‘$yfÏtø:$#uρ

∩∉∪ ...

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan

keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At-Tahrim:6)

3. Peran perempuan dalam manajemen keuangan keluarga

Tidak semua perempuan dalam suatu keluarga memiliki peranan dalam mengatur keuangan keluarganya, banyak diantaranya laki-laki atau suami yang masih memegang kendali dalam keuangan keluarga, perempuan hanya diberi uang untuk belanja saja dan tidak dilibatkan dalam mengelola keuangan keluarga, seperti rencana untuk membeli rumah, mobil, keputusan investasi dan lain sebagainya. Padahal perempuan berhak tahu tentang keuangan dalam keluarganya.

Menurut Prita H. Ghozie, dalam bukunya Menjadi Cantik, Gaya dan

Tetap Kaya perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam

ekonomi dan keluarga, sebuah studi di Amerika Serikat menguak fakta bahwa rasio perempuan menikah yang memiliki control atas pembelian rumah tangga


(63)

jumlahnya 2:1, Bahkan, lebih dari 80% konsumsi rumah tangga dibuat oleh perempuan.43

Salah satu peran perempuan dalam keluarga diantaranya adalah menjaga harta suami, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik perempuan penunggang unta, perempuan Quraisy yang

baik, adalah yang sangat penyayang terhadap anaknya ketika kecilnya dan sangat menjaga suami dalam apa yang ada di tangannya (HR. Bukhari dan

Muslim).”44

Maksud sabda Nabi SAW: adalah perempuan itu sangat menjaga dan memelihara harta suami dengan berbuat amanah dan tidak boros dalam membelanjakannya.45

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan keutamaan sifat kasih sayang (dari seorang ibu), tarbiyah yang baik, mengurusi anak-anak, menjaga harta suami, mengurusi dan mengaturnya dengan cara yang baik.”46

Menurut Agustianto, dalam bukunya Fiqih Perencanaan Keuangan

Syariah, Perencanaan keuangan pada dasarnya adalah disiplin manajemen

kekayaan yang berlaku dengan kebutuhan unik dan keprihatinan individu

43 Prita, Menjadi Cantik, h. XXVii

44 Al-Hafidz Ibnu Hajar, Fathul Bari, Juz 5 45

Ibid, h.152


(64)

49

masing-masing.47 Perempuan dan laki-laki mempunyai kecenderungan berbeda dalam pengelolaan keuangan. Perempuan yang umumnya berperan sebagai pengendali keuangan keluarga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan dengan baik, sehingga rasa tenang dan nyaman untuk meningkatkan pendapatan keluarga dapat dilakukan secara maksimal. Media memiliki kekuatan untuk membentuk realitas tentang kaum perempuan, dari acara televisi sampai majalah fashion yang gemerlap, kesan perempuan terhadap sosoknya sendiri amat sering bergantung pada apa yang dikatakan media tentang bagaimana seharusnya seorang perempuan.48

a. Perempuan sebagai perencana

Melakukan perencanaan adalah yang terbaik yang bisa dilakukan keluarga untuk mengetahui tujuan yang jelas dalam penggunaan uang yang dimiliki. Dengan adanya perencanaan maka tujuan ekonomi yang ingin dicapai keluarga dapat terlihat dan dapat ditetapkan jangka waktu pencapaiannya. Maka dari itu perempuan dapat melakukan perencaan dengan jelas apa yang ingin dicapai keluarga dalam jangka waktu pendek, menengah maupun dalam jangka panjang.

Membuat perencanaan harus mengetahui dengan jelas tujuannya agar tidak tergoda untuk melakukan hal diluar rencana. Sehingga

47

Agustianto, Fiqih Perencanaan, h.17


(65)

manajemen keuangan keluarga hal yang paling penting dilakukan untuk menyelamatkan masa depan keluarga.

b. Perempuan sebagai bendahara

Sebagai istri dan ibu, seorang perempuan harus pintar-pintar dalam mengelola masalah keuangan keluarga. Salah perhitungan, bisa-bisa membuat sang suami marah, karena selalu mendengar bahwa uang belanja untuk biaya hidup sehari-hari tidak selalu cukup. Oleh sebab itu, ibu sebagai tonggak rumah tangga harus bisa menggelola keuangan dengan baik.

Sebagian besar rumah tangga di Indonesia memang membagi peran pengaturan keuangan sehari-hari dimana pembelanjaan rutin menjadi tanggungjawab seorang perempuan. Mulai dari mengatur uang saku anak, belanja dapur, sampai dengan urusan listrik, telepon, PAM dll. Peran perempuan seperti ini dilatarbelakangi oleh pandangan umum dimana perempuan dipandang sebagai makhluk yang jauh lebih pandai dalam mengelola keuangan keluarga dibandingkan dengan kaum pria.49 c. Perempuan sebagai eksekutor

Selain menjadi perencana dan bendahara keluarga, perempuan bekerjasama dengan suami melaksananakan apa yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan keluarga. Direncanakan, seperti menabung


(66)

51

mengurus investasi dan sebagainya. Sehingga tujuan yang ingin dicapai bisa tercapai dengan maksimal.

d. Hak-hak ekonomi perempuan dalam keluarga

Setiap perempuan berhak atas harta yang diberikan oleh keluarganya, baik harta dari orangtua, suami maupun anak. Akan tetapi porsi yang didapat berbeda-beda sesuai jumlah kerabat yang dimiliki.

Pasca pernikahan, suami memiliki tanggung jawab finansial terhadap istrinya. Dalam arti, suami setuju untuk memberikan sebagian hartanya kepada istri yang biasanya disebut mahar. Namun besar-kecilnya mahar harus memperhatikan kemampuan ekonomi dan kondisi finansial pria.50

Dalam KHI Perkawinan pasal 80 ayat 2 disebutkan Suami wajib melidungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumahtangga sesuai dengan kemampuannya. Artinya segala kebutuhan ekonomi istri atau nafkah istri dapat terpenuhi, meliputi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar seperti rumah, pakaian, pelayanan kesehatan, dan segala kebutuhan dasar untuk kehidupan bersama.

50

Diunduh pada 23 juni 2011 dalam http://indonesian.irib.ir/index.php?option= com_content&view = article&id=16596:hak-perempuan-dalam-keluarga-1&catid=63:social &Itemid=69


(1)

1 | P a g e

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 175 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 175 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

,802 32

Frequency Table

Data Responden

USIA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 17-21 13 7,4 7,4 7,4

22-27 69 39,4 39,4 46,9

28-32 69 39,4 39,4 86,3

33-37 17 9,7 9,7 96,0

>38 7 4,0 4,0 100,0


(2)

2 | P a g e

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SD/SMP 30 17,1 17,1 17,1

SMA 82 46,9 46,9 64,0

D1/D2/D3 24 13,7 13,7 77,7

S1 35 20,0 20,0 97,7

S2 4 2,3 2,3 100,0

Total 175 100,0 100,0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid GURU 13 7,4 7,4 7,4

WIRASWASTA 35 20,0 20,0 27,4

pedagang 17 9,7 9,7 37,1

PNS 7 4,0 4,0 41,1

lainnya 103 58,9 58,9 100,0


(3)

3 | P a g e

PENDAPATAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 1 juta 56 32,0 32,0 32,0

1,1-2,5 juta 61 34,9 34,9 66,9

2,6-5 juta 33 18,9 18,9 85,7

5,1-10 juta 21 12,0 12,0 97,7

> 10,1 juta 4 2,3 2,3 100,0

Total 175 100,0 100,0

ANAK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid belum ada 19 10,9 10,9 10,9

1 anak 90 51,4 51,4 62,3

2 anak 47 26,9 26,9 89,1

3 anak 18 10,3 10,3 99,4

>4 anak 1 ,6 ,6 100,0

Total 175 100,0 100,0

Penempatan Dana Pada Instrument Keuangan

tabungan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 11 6,3 6,3 6,3

TS 46 26,3 26,3 32,6

N 53 30,3 30,3 62,9

S 52 29,7 29,7 92,6

SS 13 7,4 7,4 100,0


(4)

4 | P a g e

unit link

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 6 3,4 3,4 3,4

TS 31 17,7 17,7 21,1

N 72 41,1 41,1 62,3

S 49 28,0 28,0 90,3

SS 17 9,7 9,7 100,0

Total 175 100,0 100,0

deposito

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 14 8,0 8,0 8,0

TS 55 31,4 31,4 39,4

N 61 34,9 34,9 74,3

S 33 18,9 18,9 93,1

SS 12 6,9 6,9 100,0

Total 175 100,0 100,0

reksadana

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 12 6,9 6,9 6,9

TS 71 40,6 40,6 47,4

N 70 40,0 40,0 87,4

S 17 9,7 9,7 97,1

SS 5 2,9 2,9 100,0


(5)

5 | P a g e

obligasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 14 8,0 8,0 8,0

TS 75 42,9 42,9 50,9

N 77 44,0 44,0 94,9

S 8 4,6 4,6 99,4

SS 1 ,6 ,6 100,0

Total 175 100,0 100,0

saham

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 12 6,9 6,9 6,9

TS 64 36,6 36,6 43,4

N 72 41,1 41,1 84,6

S 16 9,1 9,1 93,7

SS 11 6,3 6,3 100,0

Total 175 100,0 100,0

tabungan pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 6 3,4 3,4 3,4

TS 12 6,9 6,9 10,3

N 32 18,3 18,3 28,6

S 52 29,7 29,7 58,3

SS 73 41,7 41,7 100,0


(6)

6 | P a g e

asuransi pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 7 4,0 4,0 4,0

TS 24 13,7 13,7 17,7

N 56 32,0 32,0 49,7

S 42 24,0 24,0 73,7

SS 46 26,3 26,3 100,0