Peran perempuan sebagai ibu dalam keluarga

48 jumlahnya 2:1, Bahkan, lebih dari 80 konsumsi rumah tangga dibuat oleh perempuan. 43 Salah satu peran perempuan dalam keluarga diantaranya adalah menjaga harta suami, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik perempuan penunggang unta, perempuan Quraisy yang baik, adalah yang sangat penyayang terhadap anaknya ketika kecilnya dan sangat menjaga suami dalam apa yang ada di tangannya HR. Bukhari dan Muslim.” 44 Maksud sabda Nabi SAW: adalah perempuan itu sangat menjaga dan memelihara harta suami dengan berbuat amanah dan tidak boros dalam membelanjakannya. 45 Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Hadits ini menunjukkan keutamaan sifat kasih sayang dari seorang ibu, tarbiyah yang baik, mengurusi anak-anak, menjaga harta suami, mengurusi dan mengaturnya dengan cara yang baik.” 46 Menurut Agustianto, dalam bukunya Fiqih Perencanaan Keuangan Syariah, Perencanaan keuangan pada dasarnya adalah disiplin manajemen kekayaan yang berlaku dengan kebutuhan unik dan keprihatinan individu 43 Prita, Menjadi Cantik, h. XXVii 44 Al-Hafidz Ibnu Hajar, Fathul Bari, Juz 5 45 Ibid, h.152 46 ibid 49 masing-masing. 47 Perempuan dan laki-laki mempunyai kecenderungan berbeda dalam pengelolaan keuangan. Perempuan yang umumnya berperan sebagai pengendali keuangan keluarga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola keuangan dengan baik, sehingga rasa tenang dan nyaman untuk meningkatkan pendapatan keluarga dapat dilakukan secara maksimal. Media memiliki kekuatan untuk membentuk realitas tentang kaum perempuan, dari acara televisi sampai majalah fashion yang gemerlap, kesan perempuan terhadap sosoknya sendiri amat sering bergantung pada apa yang dikatakan media tentang bagaimana seharusnya seorang perempuan. 48

a. Perempuan sebagai perencana

Melakukan perencanaan adalah yang terbaik yang bisa dilakukan keluarga untuk mengetahui tujuan yang jelas dalam penggunaan uang yang dimiliki. Dengan adanya perencanaan maka tujuan ekonomi yang ingin dicapai keluarga dapat terlihat dan dapat ditetapkan jangka waktu pencapaiannya. Maka dari itu perempuan dapat melakukan perencaan dengan jelas apa yang ingin dicapai keluarga dalam jangka waktu pendek, menengah maupun dalam jangka panjang. Membuat perencanaan harus mengetahui dengan jelas tujuannya agar tidak tergoda untuk melakukan hal diluar rencana. Sehingga 47 Agustianto, Fiqih Perencanaan, h.17 48 Ibid, h.43