Langkah dan Proses Perencanaan Keuangan
27
Dalam menetapkan tujuan keuangan sebaiknya mendahulukan prioritas utama, sehingga dapat mengurangi pengeluaran yang masih
bisa ditunda. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tujuan keuangan :
17
1 Spesifik dan bisa diukur. Tujuan keuangan yang ditetapkan
sebaiknya spesifik dan bisa diukur dengan nilai uang tertentu. Spesifik artinya jelas dan rinci, contohnya, ingin membeli rumah
dikawasan Pondok Indah dengan luas 170 m
2
, bangunan 120 m
2
, bergaya minimalis, warna putih dengan campuran warna biru dan
perpaduan batu alam. Terukur dalam hal ini harga rumah Rp500 juta, DP Rp150 juta, cicilan 15 tahun dengan perbulannya Rp3,5
juta. 2
Memiliki target waktu. Target waktu yang jelas menjadikan kita lebih siap untuk memulai tujuan yang ingin dicapai, seperti ingin
membeli rumah di atas dalam jangka waktu 2 tahun lagi. 3
Tertulis. Tujuan keuangan sebaiknya dibuat dalam bentuk tertulis, kebanyakan orang hanya membuat perencanaan dalam pikirannya
saja, sehingga mereka lupa tujuan yang ingin mereka capai. Dengan adanya perencanaan yang tertulis menjadikan kita fokus
dan lebih disiplin dalam menjalankan perencanaan keuangan, bahkan pikiran bawah sadar akan bekerja lebih keras dalam
17
Ibid, h. 22
28
mencapai tujuan tersebut, dan sebaiknya tulisan tersebut ditempel disuatu tempat yang bisa dilihat setiap saat sebagai motivasi untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
c Mengumpulkan dan menganalisa informasi yang ada
Selanjutnya mengumpulkan data financial yang diperlukan sebanyak mungkin untuk merumuskan strategi yang cocok dan
menentukan apa yang harus dilakukan guna merealisasikan tujuan yang diinginkan.
18
Analisa data bertujuan untuk menghitung berapa besar dana yang harus disishkan, dan menganalisa asset, kewajiban
dan arus kas serta asuransi dan investasi yang telah dimiliki.
19
d Membuat rencana aksi dalam mencapai tujuan
Untuk mencapai tujuan perencanaan keuangan dibutuhkan cara dalam menyimpan dan mengembangkan dana yang dimiliki, seperti
investasi. Saat ini alat untuk berinvestasi sangat beragam bukan saja hanya dengan membeli emas atau tanah, tetapi bisa juga berinvestasi
pada saham, reksa dana, obligasi, deposito ataupun asuransi. Sehingga kita bisa memilih investasi mana yang sesuai dengan karakteristik
resiko kita dan juga instrument mana yang lebih menguntungkan yang tentunya sesuai dengan syariat islam.
18
Antoni, 10 Panduan Mengelola Keuangan, h. 36
19
Anatoli, Cerdas Mengelola Keuangan, h. 3
29
Sebagai contoh, seseorang ingin membeli rumah dengan DP Rp150 juta, memiliki penghasilan perbulan Rp8 juta, pengeluaran
Rp3,5 juta perbulan dan memiliki tabungan Rp25 juta, dan ingin mengumpulkan DP Rp150 juta dalam jangka waktu 24 bulan dari
sekarang. Berarti harus memiliki Rp125 juta lagi untuk menutupi kekurangannya. Maka Rp25 juta dari tabungan dimasukan ke dalam
deposito atau reksa dana berpendapatan tetap yang memberikan bagi return 12 pertahun. Jadi pada bulan ke-24 uangnya menjadi
Rp31.360 juta. Uang dari penghasilan sebesar Rp4,4 juta per bulan di
investasikan ke deposito atau reksa dana pendapatan tetap yang diasumsikan memberikan return 12 pertahun. Jumlah dana dari
menyisihkan Rp4,5 juta per bulan, pada bulan ke-24 menjadi Rp121.380 juta. Jumlah dana keseluruhan yang sudah dikumpulkan
menjadi Rp152.740 juta sedangkan dana yang dibutuhkan untuk DP hanya Rp150 juta jadi memiliki lebih sebesar Rp2,74 juta.
20
e Implementasi dan mengawasi perencanaan keuangan
Langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan rencana yang sudah dibuat. Yang terpenting adalah pelaksanaan yang
dilakukan apakah sudah sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya agar lebih efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
20
Anatoli, Cerdas Mengelola Keuangan, h. 4
30
Walaupun sudah membuat rencana dan diterapkan dengan baik, jika perkembangannya tidak diawasi boleh jadi rencana itu akan
gagal. Maka
diperlukan pemeriksanaan
dan revisi
secara berkesinambungan, karena tujuan dan kondisi keuangan individu
sangat mungkin berubah tanpa dapat dihindari, sebab perubahan adalah hal yang absolute baik internal maupun eksternal seperti inflasi,
PHK dan sebagainya.