38
2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Papalia, Old, dan Feldman 2007, memaparkan bahwa kategori dewasa dibagi menjadi tiga, yaitu: dewasa awal dengan rentang usia 20-24 tahun, dewasa
tengahmadya dengan rentang usia 41-65 tahun, dan dewasa akhir dengan rentang usia di atas 65 tahun. Berdasarkan kategori tersebut, maka gambaran subjek
penelitian berdasarkan rentang usia dapat dijelaskan melalui table berikut.
Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang berada pada kategori dewasa awal 20-40 tahun berjumlah 56 orang 54,90,
subjek penelitian yang berada pada kategori dewasa tengah 41-65 tahun berjumlah 46 orang 45,09, dan tidak ada subjek penelitian yang berada pada
kategori dewasa akhir 65 tahun.
3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja
Pengkategorian subjek penelitian berdasarkan masa kerja didasarkan atas penghargaan Masa Karya yang diberikan pada karyawan. Karyawan yang
memiliki masa kerja kurang dari 10 tahun belum berhak mendapatkan penghargaan Masa Karya. Sebaliknya karyawan yang sudah bekerja selama 10
Usia Jumlah N
Persentase
Dewasa awal 20-40 tahun 56
54,90 Dewasa tengah 41-65 tahun
46 45,09
Dewasa akhir di atas 65 tahun -
-
Total 102
100
Universitas Sumatera Utara
39 tahun atau lebih akan menerima penghargaan tersebut. Berdasarkan kategori
tersebut, maka gambaran subjek penelitian berdasarkan masa kerja dapat dijelaskan melalui tabel berikut:
Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja
Dari tabel di atas, maka dapat dijelaskan, jumlah subjek yang memiliki masa kerja kurang dari 10 tahun dan belum mendapatkan penghargaan masa karya
berjumlah 50 orang 49,02, sedangkan subjek penelitian yang sudah bekerja selama 10 tahun atau lebih berjumlah 52 orang 50,98.
B. Hasil Uji Asumsi
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana. Sebelum analisis tersebut dilakukan, maka peneliti terlebih
dahuu melakukan uji asumsi penelitian yang bertujuan untuk melihat bagaimana distribusi data penelitian. Uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji normalitas
dan uji linearitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa data dari semua variabel tersebar atau terdistribusi secara normal. Dalam penelitian ini, uji
Masa Kerja Jumlah N
Persentase
10 tahun 50
49,02 10 tahun
52 50,98
Total 102
100
Universitas Sumatera Utara
40 normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik statistik One Sample
Kolmogorov-Smirnov Tes. Data dapat dikatakan terdistribusi secara normal apabila nilai signifikansi atau nilai p 0,05. Hasil uji normalitas dalam penelitian
ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Variabel
p
Organizational Citizenship Behavior OCB 0,403
Kualitas kehidupan kerja 0,429
Berdasarkan tabel di atas nilai p yang diperoleh dari variabel OCB adalah 0,403 yang menunjukan p 0,05 sehingga data terdistribusi secara normal. Nilai p
pada variabel kualitas kehidupan kerja adalah 0,429, yang menunjukan p 0,05, yang berarti data terdistribusi secara normal.
2. Uji Linieritas
Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel tergantung dependent dan variabel bebas
independent membentuk garis yang linear atau tidak. Dalam penelitian ini, uji linearitas dilakukakan dengan teknik statistik Uji F. Data penelitian dikatakan
linear apabila hubungan antara variabel tergantung dan variabel bebas memiliki nilai signifikansi atau nilai p untuk linearity 0,05. Hasil uji linearitas dapat
dijelaskan pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 10. Hasil Uji Linearitas P
Linearity Hubungan kualitas kehidupan kerja dengan
organizational citizenship behavior
0,000
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi linearitas yang diperoleh adalah 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05, yang
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang linear antara OCB dan kualitas kehidupan kerja.
C. Hasil Utama Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan OCB karyawan PT. Pos Indonesia, Medan.
Untuk menguji hubungan ini, peneliti menggunakan teknik analisis regresi sederhana pearson product moment dengan bantuan program SPSS 17.0 for
Windows. Hasil pengolahan data dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 11. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Model
Koefisien Korelasi R
Koefisien Determinan R
2
P F
1 0,474
0,225 0.000
29,031
Tabel di atas menunjukan bahwa kualitas kehidupan kerja memiliki korelasi sebesar 0,474 terhadap OCB karyawan PT. Pos Indonesia, Medan. Hasil
analisis regresi sederhana pada tabel di atas juga menunjukan nilai koefisien
Universitas Sumatera Utara
42 determinan R
2
sebesar 0,225 atau 22,5. Ini berarti variabel kualitas kehidupan kerja memberikan pengaruh sebesar 22,5 terhadap OCB karyawan PT. Pos
Indonesia, Medan, sedangkan sisanya, yaitu sebesar 77,5 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti di dalam penelitian ini.
Berdasarkan tabel di atas, juga diperoleh nilai F sebesar 29,031 dan nilai p 0,05, yaitu sebesar 0,000. Hal ini menunjukan bahwa kualitas kehidupan kerja
memiliki hubungan yang signifikan dengan OCB karyawan PT. Pos Indonesia, Medan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hipotesis utama dalam
penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan positif antara kualitas kehidupan kerja dengan OCB karyawan PT. Pos Indonesia, Medan. Sehingga semakin tinggi
kualitas kehidupan kerja di PT Pos Indonesia, Medan, maka semakin tinggi pula OCB karyawan PT. Pos Indonesia, Medan. Dan sebaliknya, semakin rendah
kualitas kehidupan kerja di PT Pos Indonesia, Medan, maka semakin rendah pula OCB karyawan PT. Pos Indonesia, Medan.
Selanjutnya hasil analisis koefisien regresi dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 12. Hasil Analisa Koefisiesn Regresi Model
Koefisien Regresi
Konstan 48,635
Kualitas kehidupan kerja 0,198
Persamaan garis regresi linear sederhana dapat dijelaskan dengan Y = a + bX, dengan Y melambangkan OCB dan X melambangkan kualitas kehidupan
kerja, a adalah harga konstan ketika X = 0, sedangkan b adalah koefisien regresi
Universitas Sumatera Utara
43 yang memperlihatkan adanya peningkatan ataupun penurunan variabel dependen
yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan garis regresi linear sederhana
dalam penelitian ini adalah Y = 48,635 + 0,198X. Persamaan ini menunjukan bahwa apabila kualitas kehidupan kerja X tidak terdapat di lingkungan kerja atau
memiliki nilai 0 nol, maka OCB Y memiliki nilai positif sebesar 48,635. Koefisien regresi sebesar 0,198 menunjukan bahwa setiap penambahan
satu satuan kualitas kehidupan kerja, maka akan meningkatkan OCB karyawan PT. Pos Indonesia, Medan sebesar 0,198.
D. Hasil Analisa Tambahan
1.
Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian dilampirkan guna mengetahui karakteristik data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Deskripsi data pokok
yang dilampirkan ini merupakan perbandingan rerata empiris dan rerata hipotetik penelitian dan distribusi skor perolehan berdasarkan kategori tertentu. Rerata
empiris diperoleh dari respon subjek dan rerata hipotetik diperoleh dari rerata yang diperoleh dari diberikan kepada subjek subjek berdasarkan jawaban subjek
terhadap skala yang diberikan. Skala yang dalam penelitian ini adalah skala OCB dan skala kualitas kehidupan kerja.
Universitas Sumatera Utara
44
a. Deskripsi dan Kategorisasi Data Variabel Organizational Citizenship Behavior
i. Deskripsi Data Organizational Citizenship Behavior
Setelah dilakukan uji realiabilitas, terdapat 18 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisis dengan rentang
nilai 1 sampai 5. Dengan rentang nilai tersebut, maka total skor minimum yang didapat adalah 18, sedangkan total skor maksimum
90. Sementara, berdasarkan hasil data penelitian di lapangan diperoleh skor minimum 51 dan skor maksimum 90. Perbandingan
antara nilai empirik dan nilai hipotetik untuk skala OCB dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 13. Perbandingan Nilai Empirik dan Hipotetik Organizational Citizenship Behavior
Variabel N
Data Hipotetik Data Empirik
Skor Mean SD
Skor Mean
SD Min Maks
Min Maks
Organizational Citizenship
Behavior OCB
18 18
90 54
12 51
90 70,5
6,5
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa mean hipotetik OCB adalah 54 dengan standar deviasi sebesar 12 dan mean empirik
OCB adalah 70,5 dengan standar deviasi 6,5. Apabila dilihat dari perbandingan antara mean hipotetik dan mean empirik, maka
diperoleh mean empirik yang lebih besar dari mean hipotetik dengan selisih sebesar 16,5. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
Universitas Sumatera Utara
45 OCB subjek dalam penelitian ini tergolong lebih tinggi dari
populasi pada umumnya.
ii. Kategorisasi Data Organizational Citizenship Behavior
Kategorisasi data OCB subjek dilakukan dalam tiga kategori dengan menggunakan rumus mean dan standar deviasi sebagai
berikut.
Tabel 14.Norma Kategorisasi Organizational Citizenship Behavior OCB
Rentang Nilai Kategorisasi
X µ-1.0 SD Rendah
µ-1.0SD ≤ X ≤ µ+1.0 SD
Sedang X µ+1.0 SD
Tinggi
Besar skor mean hipotetik OCB adalah 54 dengan standar deviasi 12, sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Tabel 15. Kategorisasi Data Organizational Citizenship Behavior OCB Kategori
Rentang Nilai N
Persentase
Rendah X 42
- Sedang
42 ≤ X ≤ 66 14
13,72 Tinggi
X 66 88
86,27
Total 102
100
Melalui tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar subjek memiliki OCB yang tinggi, yaitu sebanyak 88 orang subjek
86,27, sedangkan sisanya memiliki OCB berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 14 orang subjek 13,72.
Universitas Sumatera Utara
46
b. Deskripsi dan Kategorisasi Data Variabel Kualitas Kehidupan Kerja
i. Deskripsi Data Kualitas Kehidupan Kerja
Setelah dilakukan uji realiabilitas, terdapat 34 aitem yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisis dengan rentang
nilai 1 sampai 5. Dengan rentang nilai tersebut, maka total skor minimum yang didiperoleh adalah 34, sedangkan total skor
maksimum adalah 170. Sementara, berdasarkan hasil data penelitian di lapangan diperoleh skor minimum 49 dan skor
maksimum 163. Perbandingan antara nilai empirik dan nilai hipotetik untuk skala kualitas kehidupan kerja dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 16. Perbandingan Nilai Empirik dan Hipotetik Kualitas Kehidupan Kerja
Variabel N
Data Hipotetik Data Empirik
Skor Mean
SD Skor
Mean SD
Min Maks Min
Maks
Kualitas kehidupan
kerja
34 34
170 102
22,66 49
163 106
19
Untuk variabel kualitas kehidupan kerja karyawan PT. Pos Indonesia, Medan diketahui skor mean hipotetik 102 dengan
standar deviasi sebesar 22,66 dan skor mean empirik 106 dengan standar deviasi 19. Perbandingan mean hipotetik dan mean empirik
kualitas kehidupan kerja menunjukan bahwa skor mean empirik lebih tinggi dari skor mean hipotetik, yaitu dengan selisih skor 4.
Universitas Sumatera Utara
47 Hasil ini menunjukan bahwa kualitas kehidupan kerja karyawan
PT. Pos Indonesia, Medan lebih tinggi daripada populasi pada umumnya.
ii. Kategorisasi Data Kualitas kehidupan kerja
Kategorisasi data kualitas kehidupan kerja subjek dilakukan dalam tiga kategori dengan menggunakan rumus mean dan standar deviasi
sebagai berikut.
Tabel 17. Norma Kategorisasi Kualitas kehidupan kerja Rentang Nilai
Kategorisasi
X µ-1.0 SD Rendah
µ- 1.0SD ≤ X ≤ µ+1.0 SD
Sedang X µ+1.0 SD
Tinggi Besar skor mean hipotetik kualitas kehidupan kerja adalah 102
dengan standar deviasi 22,66, sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Tabel 18. Kategorisasi Data Kualitas kehidupan kerja Kategori
Rentang Nilai N
Persentase
Rendah X 79,4
1 0,98
Sedang 79,4 ≤ X ≤ 124,66
41 40,19
Tinggi X 124,66
60 58,82
Total 102
100
Melalui tabel di atas diketahui bahwa terdapat 1 orang subjek 0,98 yang memiliki tingkat kualitas kehidupan kerja yang
rendah, 41 orang subjek 40,19 memiliki tingkat kualitas
Universitas Sumatera Utara
48 kehidupan kerja sedang, dan sebanyak 60 orang subjek 58,82
memiliki tingkat kualitas kehidupan kerja yang tinggi
E. PEMBAHASAN
Organizational citizenship behavior OCB merupakan perilaku karyawan yang mampu bekerja secara kooperatif dan saling bantu di luar
persyaratan formal demi keberfungsian, efektivitas, dan produktivitas perusahaan Kartz, dalam Robert dan Hogan, 2002. Untuk itu, perusahaan diharapkan
mampu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi OCB karyawan. Dalam penelitian ini, telah dilakukan analisa mengenai hubungan antara kualitas
kehidupan kerja dengan organizational citizenship behavior OCB karyawan PT. Pos Indonesia, Medan. Kualitas kehidupan kerja dipilih sebagai faktor yang
diteliti karena kualitas kehidupan kerja dilihat mampu dalam meningkatkan kontribusi dan peran serta karyawan terhadap perusahaan memiliki pengaruh pada
kepuasan kerja karyawan yang kemudian akan mempengaruhi kinerja karyawan Husnawati, 2006. Pada saat karyawan merasa puas dengan pekerjaannya, maka
karyawan akan memberi balasan dengan melakukan OCB Organ, Padsakoff, MacKenzie;2006.
Melalui penelitian yang dilakukan pada 102 karyawan PT. Pos Indonesia, Medan, peneliti hendak menguji hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan positif antara kualitas kehidupan kerja dengan OCB karyawan PT. Pos Indonesia, Medan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis data, diperoleh
bahwa hipotesis utama peneliti diterima, yang berarti terdapat hubungan positif
Universitas Sumatera Utara
49 antara kualitas kehidupan kerja dengan OCB karyawan PT. Pos Indonesia,
Medan, semakin tinggi kualitas kehidupan kerja karyawan di PT. Pos Indonesia, Medan, maka semakin tinggi OCB karyawan. Sebaliknya, semakin rendah
kualitas kehidupan kerja karyawan di PT. Pos Indonesia, Medan, maka semakin rendah juga OCB karyawan. Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa kualitas
kehidupan kerja memiliki hubungan positif sebesar 22,5 terhadap OCB karyawan PT. Pos Indonesia, Medan. Ini menunjukan bahwa kualitas kehidupan
kerja memiliki kontribusi sebesar 22,5 terhadap OCB, sedangkan sisanya, yaitu sebesar 77,5 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti di dalam penelitian
ini seperti: emosi Goleman; Boyatzis; McKee, dalam Sumiyarsih; Mujiasih; Jati 2012, kepuasan kerja Organ; Podsakoff; dan Mackenzie, 2006, budaya dan
iklim organisasi Organ, dalam Novliadi 2007, gaya kepemimpinan Organ; Podsakoff; dan Mackenzie, 2006, masa kerja Konovsky Pugh, 2002, dan
lain-lain. Hasil penelitian ini sesuai dan mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Aini 2012 yang menemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan OCB karyawan. Keberhasilan dalam
menciptakan kualitas kehidupan kerja juga akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, seperti meningkatkan produktivitas karyawan, meningkatkan
kualitas kerja, dan menurunkan tingkat absensi dan turn over Riggio, 1990. Semakin tinggi atau semakin postitifnya kualitas kehidupan kerja karyawan dalam
perusahaan, maka OCB karyawan dalam perusahaan juga akan meningkat Harahap, 2014. Dengan meningkatnya OCB karyawan, maka diharapkan
Universitas Sumatera Utara
50 produktivitas perusahaan juga meningkat, baik bagi karyawan yang merupakan
aset penting suatu organisasi dan tentunya bagi perusahaan untuk dapat bertahan dan berkembang di tengah maraknya persaingan yang terjadi ditengah era
globalisasi ini. Sama halnya dengan Aini 2012, Spector dalam Robbins dan Judge, 2008:105 juga mengatakan bahwa kepuasan terhadap kualitas kehidupan
kerja adalah penentu utama OCB dari seorang karyawan. Demikian halnya, Jati 2013 yang melakukan penelitian terkait hubungan mengenai kualitas kehidupan
kerja dan OCB, ia mengatakan bahwa karyawan dengan kualitas kehidupan kerja yang tinggi akan mendorong timbulnya OCB. Hal ini dikarenakan karyawan yang
memiliki kualitas kehidupan kerja yang tinggi akan berbicara positif tentang organisasi, memiliki kesediaan untuk membantu individu, dan melakukan
pekerjaan melebihi pekerjaan normal. Berdasarkan analisis regresi pada kedua variabel penelitian, yakni Y =
48,635 + 0,198X. Kualitas kehidupan kerja yang dilambangkan dengan X dan OCB yang dilambangkan dengan Y, maka apabila kualitas kehidupan kerja tidak
terdapat di lingkungan kerja atau memiliki nilai 0 nol, maka OCB karyawan memiliki nilai positif sebesar 48,635, dan setiap penambahan satu satuan kualitas
kehidupan kerja, maka akan meningkatkan OCB karyawan PT. Pos Indonesia, Medan sebesar 0,198. Hal ini juga menunjukan bahwa apabila semakin tinggi
persepsi karyawan terhadap kualitas kehidupan kerja di PT. Pos Indonesia, Medan, maka semakin mudah juga bagi pimpinan PT. Pos Indonesia, Medan
untuk meningkatkan OCB.
Universitas Sumatera Utara
51 Dari analisa deskripsi data penelitian juga dapat dilihat mengenai tingkat
kualitas kehidupan kerja dan OCB melalui kategorisasi mean empirik. Perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik dari variabel kualitas
kehidupan kerja memperlihatkan bahwa mean empirik subjek penelitian lebih besar dibandingkan mean hipotetik 106102, maka dapat dikatakan bahwa
kualitas kehidupan kerja subjek penelitian lebih tinggi dari karyawan PT. Pos Indonesia, Medan pada umumnya. Sebanyak 60 orang 58,82 subjek penelitian
memiliki persepsi kualitas kehidupan kerja yang tinggi, 41 orang 40,19 subjek penelitian memiliki persepsi kualitas kehidupan kerja yang sedang, dan 1 orang
0,98 subjek penelitian memiliki persepsi kualitas kehidupan kerja yang rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja yang terdapat di
PT. Pos Indonesia, Medan sudah cukup baik dan membuktikan bahwa pihak manajerial PT. Pos Indonesia, Medan sudah mampu menjaga kualitas kehidupan
kerja para karyawannya, namun pihak managerial diharapkan untuk terus dapat meningkatkan kualitas kehidupan kerja para karyawan PT. Pos Indonesia, Medan,
agar seluruh karyawan PT. Pos Indoensia, Medan dapat memiliki persepsi yang tinggi terhadap kualitas kehidupan kerja sehingga diharapkan mampu
meningkatkan OCB para karyawan dan memberikan efek yang positif terhadap PT. Pos Indonesia, Medan.
Perbandingan mean empirik dan mean hipotetik variabel OCB menunjukan bahwa mean empirik subjek penelitian lebih besar dibandingkan
dengan mean hipotetik 70,554, maka dapat dikatakan bahwa OCB subjek penelitian lebih tinggi dari rata-rata karyawan PT. Pos Indonesia, Medan pada
Universitas Sumatera Utara
52 umumnya. Sebanyak 88 orang 86,27 subjek penelitian memiliki dengan
tingkat OCB yang tinggi, 14 orang 13,72 subjek penelitian memiliki tingkat OCB sedang, dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki tingkat OCB rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT. Pos Indonesia, Medan telah memiliki OCB yang baik sehingga OCB karyawan PT. Pos Indonesia, Medan perlu
dipertahankan agar dapat memiliki manfaat terhadap keefektifan PT. Pos Indonesia, Medan dalam menjalankan bisnisnya.
Universitas Sumatera Utara
53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan pada akhir bab akan dikemukakan beberapa saran terkait bagi peneliti di masa
yang akan datang dengan tema yang serupa serta saran-saran bagi organisasi agar
dapat meningkatkan sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya. A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kualitas
kehidupan kerja
memiliki korelasi
positif terhadap
organizational citizenship behavior OCB PT. Pos Indonesia, Medan. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi kualitas kehidupan kerja
karyawan maka tingkat OCB karyawan juga semakin tinggi, dan berlaku sebaliknya.
2. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel kualitas kehidupan kerja
adalah sebesar 22,5, yang berarti bahwa kualitas kehidupan kerja berkontribusi terhadap OCB karyawan sebesar 22,5, sedangkan sisanya
sebanyak 77,5 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti di dalam penelitian ini.
3. Berdasarkan analisa deskripsi data penelitian pada OCB, diperoleh hasil
bahwa rata-rata karyawan PT. Pos Indonesia, Medan memiliki tingkat
OCB yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
54 4.
Berdasarkan analisa deskripsi data penelitian pada kualitas kehidupan kerja diperoleh hasil bahwa rata-rata karyawan PT. Pos Indonesia, Medan
memiliki persepsi kualitas kehidupan kerja yang tinggi.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna untuk penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan organizational citizenship behavior.
1. Saran Metodologis
a. Kontribusi kualitas kehidupan kerja terhadap organizational citizenship
behavior OCB karyawan sebesar 22,5, sedangkan sisanya, yaitu sebesar 77,5 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti di dalam penelitian
ini. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti ingin menyarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti terkait OCB di PT. Pos Indonesia,
Medan agar mengkaji faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi OCB. b.
Dalam hal pendistribusian skala, peneliti ingin menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk sedapat mungkin melakukan penyebaran skalanya dengan
lebih baik, yaitu dengan memberikan skala secara langsung kepada subjek atau responden penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya
bias pada saat pengisian skala.
2. Saran Praktis