Dimensi Kualitas Kehidupan Kerja

14 kerja merupakan persepsi karyawan bahwa mereka merasa aman, relatif puas dan dapat berkembang sebagai manusia seutuhnya. Sama halnya dengan Nawawi 2008, ia mendefinisikan kualitas kehidupan bekerja sebagai sejauh mana organisasi dapat menciptakan rasa aman dan kepuasan dalam bekerja untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Begitu juga dengan Walton dalam Kossen, 1986 yang mengatakan bahwa kualitas kehidupan kerja mengacu pada seberapa efektifnya lingkungan pekerjaan memenuhi keperluan-keperluan dan nilai-nilai dari karyawan. Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas kehidupan kerja merupakan persepsi karyawan mengenai suasana tempat kerja yang dapat menciptakan kepuasan, rasa aman, serta dapat meningkatkan harkat dan martabat karyawan dan mewujudkan tujuan perusahaan atau organisasi.

2. Dimensi Kualitas Kehidupan Kerja

Walton dalam Kossen, 1986 mengemukakan bahwa terdapat 8 delapan dimensi dalam kualitas kehidupan kerja, yaitu:

a. Kompensasi yang memadai dan wajar adequate and fair compensation

Meliputi elemen-elemen seperti: gaji yang cukup untuk pembiayaan suatu kehidupan yang layak dan kesamaan upah atau gaji yang diterima oleh karyawan yang memiliki posisi dan jenis pekerjaan yang sama.

b. Kondisi kerja yang aman dan sehat safe and healthy working environment

Kondisi kerja yang aman dan sehat mengacu pada lingkungan tempat kerja yang relatif bebas dari resiko kerja yang berlebihan yang dapat menyebabkan cidera atapun penyakit pada diri karyawan. Kondisi-kondisi Universitas Sumatera Utara 15 ini dapat meliputi hal-hal seperti: fasilitas di tempat kerja, ketersediaan layanan kesehatan, jumlah jam kerja dan banyaknya beban kerja yang diterima oleh pekerja, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan kondisi fisik tempat kerja yang baik dan memiliki resiko kecelakaan kerja yang rendah Walton, dalam Pasaribu 2015. c. Kesempatan untuk mengembangkan dan menggunakan kapasitas individupekerja developing individual capacity Kesempatan mengembangkan dan menggunakan kapasitas individupekerja berhubungan dengan upaya setiap organisasi dalam memberikan kesempatan bagi setiap karyawannya untuk dapat menggunakan keterampilan dan kemampuan yang dimiliki dalam bekerja, seperti: karyawan dapat menggunakan dan mengembangkan keahlian serta pengetahuannya dalam bekerja dan karyawan merasa dirinya tertantang dengan pekerjaan yang ia lakukan. d. Kesempatan untuk pertumbuhan dan jaminan kerja yang jelas dan berkesinambungan development and security opportunities Kesempatan pertumbuhan dan jaminan kerja yang jelas dan berkesinambungan ini meliputi adakah kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan promosi jabatan, adakah perasaan aman karyawan untuk dapat terus bekerja di perusahaan, atau apakah pekerjaan mampu memberikan jaminan dan penghasilan terhadap kehidupan karyawan. Universitas Sumatera Utara 16

e. Perasaan termasuk dalam bagian kelompok social integration

Perasaan termasuk dalam bagian kelompok meliputi hal-hal yang berkaitan dengan hubungan interpersonal karyawan dalam organisasi, seperti: karyawan merasa dirinya sebagai bagian dalam suatu tim, karyawan merasakan adanya dukungan dari rekan kerja, serta lingkungan kerja yang relatif bebas dari prasangka destruktif.

f. Hak-hak karyawan dalam perusahaan constitutionalisme

Terkait dengan hak-hak karyawan sebagai pekerja, seperti: adanya kesamaan hak dan kebebasan untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat, keadilan dalam hal pembagian imbalan, dan adanya peraturan yang jelas bagi setiap karyawan termasuk dalam hal proses menyampaikan setiap keluhan yang dirasakan oleh karyawan.

g. Pekerjaan dan ruang kerja keseluruhan total living space

Hal ini mengacu pada pengaruh pekerjaan terhadap kehidupan pribadi karyawan, seperti: hubungan karyawan dengan keluarga dan peran-peran pribadi karyawan.

h. Relevansi sosial kehidupan kerja social relevance

Organisasi memiliki tanggung jawab sosial terhadap karyawan, masyarakat, dan lingkungannya yang tercermin dari bagaimana potret organisasi dalam hal penyediaan produk, kualitas sumber daya manusia, dan metode pemasaran yang dilakukan oleh organisasi. Hal ini juga dapat dibuktikan melalui rasa bangga karyawan terhadap organisasi. Universitas Sumatera Utara 17 Dimensi dari kualitas kehidupan kerja ini adalah dimensi yang dikemukakan oleh Walton dalam Kossen, 1986 yang akan di ukur melalui skala kualitas kehidupan kerja.

3. Dampak Kualitas Kehidupan Kerja