disiplin, dan terkesan misterius lazim digunakan untuk menggambarkan figur pemimpin yang pantas menjadi teladan.
5 Paling hanya bersenandung, bernyanyi, atau bermain gitar.
hal. 237 Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa paralelisme karena
berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal yang
sama Keraf, 2004: 126. Kata bersenandung disejajarkan dengan kata bernyanyi dan bermain gitar karena ketiga kata
tersebut mempunyai kesejajaran makna yaitu sama-sama melakukan aktivitas yang berkaitan dengan kesenian.
k. Gaya Bahasa Pars pro toto
1 Dalam hitungan detik bagai seekor anjing, dia melompat ke tali
baja gondola. hal. 184 Pemanfaatan gaya bahasa sinekdoke pars pro toto nampak pada
kalimat tersebut karena menggunakan sebagian untuk menyebutkan keseluruhan. Dalam konteks ini, seekor anjing
yang dimaksudkan adalah anjing itu sendiri, jadi tidak hanya ekornya saja.
2 Sementara seekor kerbau bertanduk dengan dua anaknya asyik
berkubang di sungai kecil pembatas sawah. hal. 223 Pemanfaatan gaya bahasa sinekdoke pars pro toto nampak pada
kalimat di atas karena menggunakan sebagian untuk menyebutkan keseluruhan. Ekor adalah bagian dari kerbau
dengan demikian seekor kerbau yang dimaksudkan adalah kerbau itu sendiri secara utuh, jadi tidak hanya ekornya saja.
Makna kalimat di atas adalah induk kerbau dan dua anaknya sedang berkubang di sungai.
commit to users
3 Saat tubuh Ray hilang dikelokkan, gadis itu riang menyambar
setangkai bunga mawar di atas meja, hadiah Ray tadi sore. hal. 265
Pemanfaatan gaya bahasa sinekdoke pars pro toto nampak pada kalimat di atas karena menggunakan sebagian untuk
menyebutkan keseluruhan, tangkai merupakan bagian dari bunga. Dalam konteks ini, setangkai bunga mawar yang
dimaksudkan adalah tidak hanya tangkainya saja yang berada di meja, lebih tepatnya tangkai yang ada bunga mawarnya.
4 Malam itu ia tidur dengan setangkai bunga di pelukannya. hal.
265 Pemanfaatan gaya bahasa sinekdoke pars pro toto nampak pada
kalimat di atas karena menggunakan sebagian untuk menyebutkan keseluruhan. Dalam konteks ini, setangkai bunga
yang dimaksudkan adalah tidak hanya tangkainya saja yang dipeluk, tangkai di sini mewakili kata bunga mawar, lebih
tepatnya tangkai yang ada bunganya. 5
Disematkan setangkai bunga Anggrek putih. hal. 277 Pemanfaatan gaya bahasa sinekdoke pars pro toto nampak pada
kalimat di atas karena menggunakan sebagian untuk menyebutkan keseluruhan. Dalam konteks ini, setangkai bunga
Anggrek putih yang dimaksudkan adalah tidak hanya tangkainya saja tetapi tangkai beserta bunganya.
6 Dia menyempatkan membeli setangkai mawar merah di tepi
jalan. hal. 280 Pemanfaatan gaya bahasa sinekdoke pars pro toto nampak pada
kalimat tersebut karena menggunakan sebagian untuk menyebutkan keseluruhan. Dalam konteks ini, setangkai bunga
mawar yang dimaksudkan adalah tidak hanya tangkainya saja yang berada di meja, lebih tepatnya tangkai yang ada bunga
mawar merahnya.
commit to users
7 Urusan setangkai mawar merah itu terpotong sejenak. hal.
281 Setangkai bunga mawar yang dimaksudkan adalah tidak hanya
tangkainya saja yang berada di meja, lebih tepatnya tangkai yang ada bunga mawar merahnya. Tangkai merupakan bagian
dari bunga. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat di atas menggunakan gaya bahasa sinekdoke pars pro
toto. 8
Bagai seekor burung terkena panah pemburu, istrinya mengkerut, jatuh tertunduk. Meringis kesakitan. hal. 303
Pemanfaatan gaya bahasa sinekdoke pars pro toto nampak pada kalimat. Terbukti dengan adanya penggunaan kata yang
menunjukkan sebagian untuk melukiskan keseluruhan. Ekor merupakan bagian dari burung. Dalam konteks ini, seekor
burung yang dimaksudkan adalah burung itu sendiri secara utuh, jadi tidak hanya ekornya saja.
l. Gaya Bahasa Asindeton