Gaya Bahasa Metonimia Gaya Bahasa Antitesis

24 Mobil yang dikemudikan Ray membelah jalan-jalan kota. hal. 349 Pemanfaatan gaya bahasa hiperbola nampak pada kalimat tersebut. Mobil dinyatakan dapat membelah jalan-jalan kota. Hal ini merupakan sesuatu yang dibesar-besarkan karena tidak sesuai dengan kenyataan. Mobil tidak mempunyai kemampuan untuk membelah jalan-jalan kota. Makna kalimat di atas adalah mobil melintas di jalan-jalan kota.

d. Gaya Bahasa Metonimia

1 Orang berlalu lalang bergegas membawa kardus-kardus, kantong-kantong plastik, tas-tas ransel. hal. 19 Kalimat tersebut dapat dikategorikan dalam pemanfaatan gaya bahasa metonimia karena menggunakan sebuah kata untuk menyatakan sesuatu hal yang lain karena mempunyai pertalian yang sangat dekat untuk melukiskan sesuatu yang dipergunakan sehingga kata tersebut berasosiasi dengan benda keseluruhan Keraf, 2004: 142. Makna kalimat di atas dapat ditujukan pada penggunaan kata lain yang lengkap, yaitu menunjuk pada tas ransel, tas yang dibawa di punggung. Pengarang cukup menyebutkan ransel, pembaca sudah mengetahui bahwa yang dimaksudkan adalah tas yang dibawa di punggung. 2 Petinggi kota datang. hal. 282 Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa metonimia. Dinyatakan demikian karena petinggi kota yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah orang yang mempunyai posisi penting dalam sebuah lembaga pemerintahan atau pejabat bukan orang-orang mempunyai postur tubuh yang tinggi. Berdasarkan konteksnya makna kalimat di atas adalah para pejabat datang menghadiri peresmian bandara internasional. commit to users

e. Gaya Bahasa Antitesis

1 Maju-mundur. Terhenti. Maju-mundur. Berderit. Ayunan itu amat berisik,mengingat enam bulan engselnya lupa diminyaki. hal. 3 Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa antitesis karena mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Kata maju dan mundur merupakan dua hal yang bertentangan untuk menyatakan keadaan yang dinamis atau berubah-ubah menurut situasi. Hal senada disampaikan Zaimar 2002: 52 antitesis merupakan oposisi dua gagasan dengan menggunakan dua kata yang disandingkan agar lebih jelas kontrasnya. 2 Jawaban yang sempurna. Tidak lebih, tidak kurang. hal. 5 Pemanfaatan gaya bahasa antitesis nampak pada kalimat tersebut karena kata atau kelompok kata yang digunakan berlawanan arti, dengan kata lain dalam gaya bahasa antitesis terdapat pemakaian antonim. Dalam konteks ini dinyatakan bahwa tidak lebih berlawanan arti dengan tidak kurang. Maksud kalimat di atas adalah menekankan bahwa jawaban yang diperoleh sempurna. Pesan yang terkandung pada kutipan di atas adalah jangan menambah-nambahi atau mengurangi kenyataan, katakan apa adanya sehingga tidak akan menimbulkan fitnah. 3 Berkedip. Naik-turun. Naik-turun lagi. hal. 8 Dalam konteks ini terdapat kata yang berlawanan arti yaitu kata naik berlawanan arti dengan kata turun. Maksud kalimat di atas adalah menyatakan keadaan yang dinamis atau berubah-ubah menurut situasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kalimat di atas adalah kalimat yang menggunakan gaya bahasa antitesis. 4 Rehan memutuskan membisu, meski hatinya mengucap sumpah serapah. hal. 11 Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa antitesis karena mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang commit to users ada. Kata membisu dan mengucap sumpah serapah merupakan dua hal yang bertentangan. Kalimat di atas lazim digunakan untuk melukiskan seseorang yang sedang kesal dan tidak bisa menerima kenyataan. Pesan yang dapat ditangkap dari kalimat di atas adalah katakan apa yang seharusnya dikatakan, jangan dipendam di dalam hati sehingga tidak akan menjadi dendam. 5 Kecil ternyata besar. Kecil ternyata besar. Besar ternyata kecil. hal. 52 Pemanfaatan gaya bahasa antitesis nampak pada kalimat tersebut karena kata atau kelompok kata yang digunakan berlawanan arti. Dalam konteks ini dinyatakan bahwa kata besar berlawanan arti dengan kata kecil. 6 Kering atau basah nasib sebutir gandum itu sudah ditentukan. hal. 56 Pemanfaatan gaya bahasa antitesis nampak pada kalimat tersebut karena kata atau kelompok kata yang digunakan berlawanan arti, dengan kata lain dalam gaya bahasa antitesis terdapat pemakaian antonim. Dalam konteks ini dinyatakan bahwa kata kering berlawanan arti dengan kata basah. Makna kalimat di atas adalah dalam keadaan apapun garis hidup seseorang sudah ditentukan. Pesan kalimat di atas adalah jangan pernah menyalahkan takdir. Baik dan buruk nasib seseorang merupakan rahasia Tuhan. 7 Ray menggaruk rambutnya yang tidak gatal. hal. 230 Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa antitesis karena mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Berdasarkan konteksnya makna kalimat di atas adalah menyatakan kebingungan seseorang dalam menghadapi kenyataan hidup. commit to users

f. Gaya Bahasa Ironi