pleonasme karena kata yang dianggap berlebihan apabila dihilangkan maka artinya tetap utuh. Dalam konteks ini terdapat
frasa anak tangga apabila kata anak dihilangkan maka tidak akan mengubah makna kalimat. Berdasarkan konteksnya makna
kalimat di atas adalah Ray terjatuh ketika menuruni tangga pesawat.
q. Gaya Bahasa Perifrasis
1 Beberapa menit setelah percakapan tanpa kata-kata itu terjadi,
Anggrek Putih dari Timur pelan menutup mata. hal. 399 Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa perifrasis.
Sebenarnya perifrasis adalah gaya bahasa yang mirip dengan pleonasme yaitu mempergunakan kata lebih banyak dari yang
diperlukan Keraf, 2004: 134. Perbedaannya terletak dalam hal bahwa kata-kata yang berlebihan itu sebenarnya dapat diganti
dengan satu kata saja. Dalam konteks ini menutup mata dapat diganti dengan kata mati atau meninggal. Berdasarkan
konteksnya makna kalimat di atas adalah Anggrek putih dari timur Vin telah meninggal dunia.
r. Gaya Bahasa Anafora
1 Sibuk bertanya tentang Ayah-Bunda. Sibuk mengeluh. Sibuk
protes. hal. 4 Pemanfaatan gaya bahasa anafora nampak pada kalimat tersebut
karena terdapat pengulangan kata pertama pada tiap baris kalimat berikutnya yaitu dengan mengulang kata sibuk. Makna
kalimat dapat ditentukan berdasarkan konteksnya. Makna kalimat di atas adalah menunjukkan intensitas bertanya seorang
anak yatim piatu untuk mengetahui pembenaran akan jatidirinya.
commit to users
2 Menyimak anak-anak berseragam berangkat sekolah. Menyimak
restoran fast food yang penuh dengan anak-anak muda seumurannya. Menyimak kehidupan anak-anak di panti asuhan
lainnya. hal. 54 Pengulangan kata menyimak menunjukkan bahwa kalimat
tersebut menggunakan gaya bahasa anafora. Makna kalimat dapat ditentukan berdasarkan konteksnya. Makna kalimat di atas
adalah melukiskan kisah seorang anak panti yang merasa iri melihat kehidupan anak muda seumurannya, merasa bahwa
kehidupannya tidak seberuntung kehidupan teman-teman sebayanya.
3 Tidak peduli seberapa baik atap gedung menahan hujan. Tidak
peduli seberapa kokoh ember plastik melindunginya. Tidak peduli seberapa dalam rekahan tegel menutupinya. Kalau
malam itu ditentukan basah maka basahlah dia. hal. 56 Pemanfaatan gaya bahasa anafora nampak pada kalimat tersebut
karena terdapat pengulangan kata pertama pada tiap baris kalimat berikutnya yaitu dengan mengulang kata tidak peduli.
Berdasarkan konteksnya makna di atas adalah menegaskan bahwa garis hidup seseorang itu sudah ditentukan sejak
dilahirkan sehingga tidak ada satu orang pun yang mampu untuk melawannya.
4 Berpuluh-puluh tahun dia mencari tahu siapa yang melakukan
perbuatan bejat itu. Berpuluh-puluh tahun dia hanya bisa menduga-duga siapa eksekutor perbuatan terkutuk itu.
Berpuluh-puluh tahun rasa penasaran menggumpal di kepalanya. hal. 194
Pemanfaatan gaya bahasa anafora nampak pada kalimat tersebut karena terdapat pengulangan kata pertama pada tiap baris
kalimat berikutnya yaitu dengan mengulang kata berpuluh- puluh tahun. Makna kalimat di atas adalah mengungkapkan
commit to users
perasaan kesal karena terlambat mengetahui suatu kebenaran. Dalam novel ini diceritakan bahwa orang yang telah membunuh
Ayah dan ibu Ray adalah Plee, seseorang yang dekat dengannya. Sementara Ray baru mengetahui kenyataan itu
setelah Plee dieksekusi mati di tiang gantungan. 5
Menatap sendu tanahMu, ya Tuhan. Menatap sendu tetes-tetes hujanMu. Menatap sendu langitMu. Mencari mukaMu yang
katanya ada di mana-mana. hal. 418 Pemanfaatan gaya bahasa anafora nampak pada kalimat tersebut
karena terdapat pengulangan kata pertama pada tiap baris kalimat berikutnya yaitu dengan mengulang kata menatap
sendu. Makna kalimat dapat ditentukan berdasarkan konteksnya. Makna kalimat di atas adalah penantian seseorang akan jawaban
dari Tuhan atas takdir kehidupannya.
s. Gaya Bahasa Paradoks