49 Tempat hiburan malam muncul bagai jamur di musim
penghujan. hal. 248 50
Di mata Ray gadis itu terlihat bagai ratu-ratu dalam dongeng yang pernah diceritakan istri penjaga panti dulu. hal. 257
51 Duduk di atas sofa seperti menduduki bara panas. hal. 257
52 Gadis itu mengenakan gaun pengantin berwarna putih.
Memesona. Seperti bangau di persawahan. hal. 277 53
Lampu-lampu dari perahu nelayan terlihat bagai kunang- kunang. hal. 278
54 Bagai seekor elang dia melompat. hal. 291
55 Waktu melesat bagai pesawat lepas landas di bandara. hal. 297
56 Hatinya benar-benar bagai digores seribu sembilu. hal. 313
57 Dia licin bagai belut. Licik bagai musang. hal. 334
58 Alat angkut berat berlalu lalang bagai kerumunan semut. Belalai
raksasa bagai tangan-tangan menjulang ke atas langit. hal. 341 59
Bisik-bisik menyebar bagai desis ular. hal. 350 60
Bagai pohon yang pangkal batangnya dimakan ngengat, akar- akarnya dikunyah ulat, tubuh Ray jatuh terguling. hal. 402
61 Dia sudah tersungkur bagai sehelai kapas di jalanan basah. hal.
421
j. Gaya Bahasa Paralelisme
1 Hujan deras. Kilat. Guntur. hal. 216
2 Orang-orang berdemo membela Plee. Spanduk dipasangkan.
Poster-poster dibentangkan. Yel-yel diteriakkan. hal. 220 3
Rambutnya panjang, hitam, legam. hal. 227 4
Dia tipikal pemimpin yang tidak banyak bicara, tidak banyak menyerah, ringan tangan membantu, meski keras, disiplin, dan
terkesan misterius. hal. 234 5
Paling hanya bersenandung, bernyanyi, atau bermain gitar. hal. 237
commit to users
k. Gaya Bahasa Pars pro toto
1 Dalam hitungan detik bagai seekor anjing, dia melompat ke tali
baja gondola. hal. 184 2
Sementara seekor kerbau bertanduk dengan dua anaknya asyik berkubang di sungai kecil pembatas sawah. hal. 223
3 Saat tubuh Ray hilang dikelokkan, gadis itu riang menyambar
setangkai bunga mawar di atas meja, hadiah Ray tadi sore. hal. 265
4 Malam itu ia tidur dengan setangkai bunga di pelukannya. hal.
265 5
Disematkan setangkai bunga Anggrek putih. hal. 277 6
Dia menyempatkan membeli setangkai mawar merah di tepi jalan. hal. 280
7 Urusan setangkai mawar merah itu terpotong sejenak. hal. 281
8 Bagai seekor burung terkena panah pemburu, istrinya
mengkerut, jatuh tertunduk. Meringis kesakitan. hal. 303
l. Gaya Bahasa Asindeton
1 Badannya sakit, panas, mengigil. hal. 215
m. Gaya Bahasa Polisindeton
1 Gurat wajahnya meski keras dan dingin sekarang terlihat kuyu
dan pucat. hal. 9
2 Pasar rakyat yang terlihat becek dan bau menjelma menjadi
pusat perbelanjaaan yang rapi dan wangi. hal. 233 digilib.uns.ac.id
commit to users
n. Gaya Bahasa Apostrof
1 Kau menjadi sebab seribu malaikat takjim mengucap salam
ketika menjemput Diar di penghujung umurnya yang sayangnya masih amat muda. hal. 57
2 Di manakah malaikat-malaikat penolong? hal. 209
3 Menjelang malaikat maut datang, ibumu berbisik lirih tentang
betapa malangnya hidupmu Ray. hal. 210 4
Tuhan justru sedang mengirimkan seribu malaikat untuk menjemput istrimu. hal. 316
5 Dewa bumi sungguh memberkahimu. hal. 350
6 Malam ini tatapan matanya membuat segenap malaikat
bergegas bertanya. hal. 418
o. Gaya Bahasa Elipsis