Gaya Bahasa Asindeton Gaya Bahasa Polisindeton Gaya Bahasa Apostrof

7 Urusan setangkai mawar merah itu terpotong sejenak. hal. 281 Setangkai bunga mawar yang dimaksudkan adalah tidak hanya tangkainya saja yang berada di meja, lebih tepatnya tangkai yang ada bunga mawar merahnya. Tangkai merupakan bagian dari bunga. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat di atas menggunakan gaya bahasa sinekdoke pars pro toto. 8 Bagai seekor burung terkena panah pemburu, istrinya mengkerut, jatuh tertunduk. Meringis kesakitan. hal. 303 Pemanfaatan gaya bahasa sinekdoke pars pro toto nampak pada kalimat. Terbukti dengan adanya penggunaan kata yang menunjukkan sebagian untuk melukiskan keseluruhan. Ekor merupakan bagian dari burung. Dalam konteks ini, seekor burung yang dimaksudkan adalah burung itu sendiri secara utuh, jadi tidak hanya ekornya saja.

l. Gaya Bahasa Asindeton

1 Badannya sakit, panas, mengigil. hal. 215 Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa asindeton karena dalam penyampaiannya, kata atau frasa yang berfungsi sama disejajarkan hanya dengan menggunakan tanda koma ,. Makna kalimat di atas adalah melukiskan orang yang sedang sakit panas dan menggigil.

m. Gaya Bahasa Polisindeton

1 Gurat wajahnya meski keras dan dingin sekarang terlihat kuyu dan pucat. hal. 9 Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa polisindeton karena beberapa kata, frasa, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata-kata sambung Keraf, 2004: 131. Adapun kata sambung yang digunakan pada kalimat tersebut adalah dan. Berdasarkan konteksnya makna kalimat di atas commit to users adalah setelah diserang berbagai penyakit gurat wajah yang dulunya keras dan dingin kini terlihat kuyu dan pucat. 2 Pasar rakyat yang terlihat becek dan bau menjelma menjadi pusat perbelanjaaan yang rapi dan wangi. hal. 233 Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa polisindeton karena beberapa kata, frasa, atau klausa yang berurutan dihubungkan satu sama lain dengan kata-kata sambung. Kata sambung yang digunakan pada kalimat tersebut adalah dan. Makna kalimat di atas adalah menceritakan keadaan pasar yang dulunya becek dan bau sekarang menjadi pusat perbelanjaan yang rapi dan wangi.

n. Gaya Bahasa Apostrof

1 Kau menjadi sebab seribu malaikat takjim mengucap salam ketika menjemput Diar di penghujung umurnya yang sayangnya masih amat muda. hal. 57 Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa apostrof karena menujuk pada objek khayalan atau sesuatu yang abstrak. Terbukti dengan adanya penulisan malaikat. Kalimat di atas menceritakan kematian Diar, tidak menceritakan malaikat yang menjemput Diar. Meskipun sebenarnya malaikat itu ada tetapi secara kasat mata malaikat tidak akan pernah bisa dilihat. Makna kalimat di atas adalah Diar meninggal dengan mulia. 2 Di manakah malaikat-malaikat penolong? hal. 209 Kalimat di atas menggunakan gaya bahasa apostrof karena menujuk pada objek khayalan atau sesuatu yang abstrak. Terbukti dengan adanya penulisan malaikat. Apabila ditanyakan di manakah malaikat penolong itu berada maka jawabanya tidak ada karena malaikat tidak akan pernah kita ketahui secara kasat mata. Berdasarkan konteksnya makna kalimat di atas adalah seseoarang yang mengharapkan keajaiban agar terselamatkan dari musibah. commit to users 3 Menjelang malaikat maut datang, ibumu berbisik lirih tentang betapa malangnya hidupmu Ray. hal. 210 Kalimat di atas menggunakan gaya bahasa apostrof karena menunjuk pada objek khayalan atau sesuatu yang abstrak. Terbukti dengan adanya penulisan malaikat. Kalimat di atas menceritakan kematian. Kedatangan malaikat tidak pernah kita ketahui secara kasat mata. Makna kalimat menjelang malaikat maut datang adalah di ambang kematian. 4 Tuhan justru sedang mengirimkan seribu malaikat untuk menjemput istrimu. hal. 316 Kalimat tersebut menggunakan gaya bahasa apostrof karena menujuk pada objek khayalan atau sesuatu yang abstrak. Terbukti dengan adanya penulisan malaikat. Kalimat di atas menceritakan kematian istri Ray, tidak menceritakan kedatangan malaikat karena kedatangan malaikat tidak dapat kita ketahui secara kasat mata. 5 Dewa bumi sungguh memberkahimu. hal. 350 Kalimat di atas menggunakan gaya bahasa apostrof karena menujuk pada objek khayalan atau sesuatu yang abstrak. Terbukti dengan adanya penulisan dewa bumi. Kalimat di atas menceritakan keberuntungan seseorang bukan menceritakan dewa bumi karena secara kasat mata dewa bumi tidak akan pernah terlihat. 6 Malam ini tatapan matanya membuat segenap malaikat bergegas bertanya. hal. 418 Kalimat di atas menggunakan gaya bahasa apostrof karena menujuk pada objek khayalan atau sesuatu yang abstrak. Terbukti dengan adanya penulisan malaikat. Pertanyaan malaikat dalam konteks ini tidak dapat didengar secara nyata. commit to users

o. Gaya Bahasa Elipsis