Dampak Pencemaran PM Mekanisme pajanan ke Manusia

18 yang mempunyai diameter antara 0,1 – 1 mikron terutama merupakan produk- produk pembakaran dan aerosol fotokimia Fardiaz, 2012; Fitria, 2009. Partikel sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup yaitu pada saat partikel masih melayang-layang sebagai pencemar di udara sebelum jatuh ke bumi. Sedangkan kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel, masa jenis partikel serta arah dan kecepatan angin yang bertiup. Partikel yang sudah mati karena jatuh mengendap di bumi dapat hidup kembali apabila tertiup oleh angin kencang dan melayang-layang lagi di udara Wardhana, 2004.

2.2.3 Dampak Pencemaran PM

10 Partikulat dapat terhisap ke dalam sistem pernapasan dan menyebabkan gangguan pernapasan dan kerusakan paru-paru. PM 10 diketahui dapat meningkatkan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pernapasan , pada konsentrasi 140 μgm 3 dapat menurunkan fungsi paru-paru pada anak- anak, sementara pada konsentrasi 350 μgm 3 dapat memperparah kondisi penderita bronkhitis Gilliland FD dalam Fitria, 2009. PM 10 , merupakan indikator yang baik untuk kelainan saluran pernapasan, karena didapatkannya hubungan yang kuat antara gejala penyakit saluran pernapasan dengan kadar partikel debu Pope dalam Mukono, 2008. Menurut Fardiaz 2012, partikel-partikel yang masuk dan tertinggal di dalam paru-paru berbahaya bagi kesehatan karena tiga hal penting, yaitu: 1. Partikel tersebut beracun karena sifat-sifat kimia dan fisiknya. Universitas Sumatera Utara 19 2. Partikel tersebut bersifat inert tidak bereaksi tetapi jika tertinggal di dalam saluran pernapasan dapat mengganggu pembersihan bahan- bahan lain yang berbahaya. 3. Partikel-partikel tersebut dapat membawa molekul-molekul gas yang berbahaya, baik dengan cara mengabsorbsi atau mengadsorbsi, sehingga molekul-molekul gas tersebut dapat mencapai dan tertinggal di bagian paru-paru yang sensitif.

2.2.4 Mekanisme pajanan ke Manusia

Sistem pernapasan mempunyai beberapa sistem pertahanan yang mencegah masuknya partikel-partikel, baik berbentuk padat maupun cair, ke dalam paru-paru. Bulu-bulu hidung akan mencegah masuknya partikel-partikel berukuran besar, sedangkan partikel-partikel yang lebih kecil akan dicegah masuk oleh membran mukosa yang terdapat di sepanjang sistem pernapasan dan merupakan permukaan tempat partikel menempel. Pada beberapa bagian sistem pernapasan terdapat bulu-bulu halus silia yang bergerak ke depan dan ke belakang bersama-sama mukosa sehingga membentuk aliran yang membawa partikel yang ditangkapnya keluar dari sistem pernapasan ke tenggorokan, dimana partikel tersebut tertelan Fardiaz, 2012. Pada saat orang menarik napas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke dalam paru-paru. Ukuran partikel debu yang masuk ke dalam paru- paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut Wardhana, 2004. Partikel yang mempunyai diameter lebih besar daripada 5 mikron akan terhenti dan terkumpul terutama di dalam hidung dan tenggorokan. Universitas Sumatera Utara 20 Meskipun partikel tersebut sebagian dapat masuk ke dalam paru-paru. Partikel yang berukuran diameter 0,5 – 5,0 mikron dapat terkumpul di dalam paru-paru sampai bronchioli, dan hanya sebagian kecil yang sampai pada alveoli. Partikel yang berukuran dimeter kurang dari 0,5 mikron dapat mencapai dan tinggal di dalam alveoli. Pembersihan partikel-partikel yang sangat kecil tersebut dari alveoli sangat lambat dan tidak sempurna dibandingkan dengan di dalam saluran yang lebih besar. Beberapa partikel yang tetap tertinggal di dalam alveoli dapat terabsorbsi ke dalam darah Fardiaz, 2012. Gambar 2.1. Efek Pajanan PM 10 terhadap Saluran Pernapasan Sumber : Mukono, 2008 Inhalable particle 2,5-10 mikron Faring Deposit di Trakeobronkial Iritasi Kronis Keradangan Sekretlendir Gangguan mukosilier Universitas Sumatera Utara 21

2.3 Sulfur Dioksida SO

Dokumen yang terkait

Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

5 74 126

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 17

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 8

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 30

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 3

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 21

Lampiran KUESIONER ANALISA KADAR CO DAN NO2 DI UDARA DAN KELUHAN GANGGUAN SALURAN PERNAPASAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR SANGKUMPAL BONANG KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2013

0 0 17

  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

1 0 7

Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 17