Kadar PM Kadar PM

67 ambien sebanyak dua kali yaitu pada pagi dan sore hari. Sementara pada siang hari hujan turun selama 1 jam, hal ini juga memengaruhi hasil pengukuran konsentrasi PM 10 , SO 2 , dan NO 2 di udara ambien pada sore hari di sekitar fly over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan yang masih berada dibawah baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999.

5.1.1 Kadar PM

10 di Udara Ambien di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Berdasarkan hasil penelitian, kadar PM 10 di dua titik yaitu pada Jalan Sisingamangaraja arah Tanjung Morawa dan arah Kota Medan diperoleh hasil pengukuran yang lebih tinggi pada sore hari dibandingkan pada pagi hari. Hal ini disebabkan, pada sore hari kadar PM 10 di udara semakin bertambah tinggi seiring dengan semakin besarnya volume kendaraan yang melintasi jalan raya di sekitar fly over sejak pagi hingga sore hari. Menurut Wardhana 2004, partikel dapat jatuh mengendap di bumi dan dapat melayang-layang kembali di udara apabila tertiup angin. Partikel juga dapat melayang di udara apabila terlindas oleh kendaraan bermotor, sehingga pada sore hari kadar partikel di udara tidak hanya bertambah tinggi karena emisi gas buang kendaraan bermotor tetapi juga disebabkan adanya lindasan dari kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi partikel sejak pagi hingga siang yang telah mengendap, kembali melayang di udara. Hasil pengukuran kadar PM 10 di kedua titik tidak melebihi baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, baik berdasarkan hasil pengukuran pada pagi hari maupun pada sore hari. Rata-rata Universitas Sumatera Utara 68 hasil pengukuran kadar PM 10 di dua titik berdasarkan hasil pengukuran pada pagi dan sore hari yaitu 71,25 μgm 3 . Meskipun kadar PM 10 masih dibawah baku mutu, lama paparan terhadap gas tersebut di udara dapat menimbulkan keluhan gangguan saluran pernapasan. Menurut Harrianto 2010, seorang yang bekerja 8 jam dalam sehari akan menginhalasi kira-kira 10 m 3 udara pernapasan. Jika udara di tempat kerja mengandung partikel debu sebesar 10 mgm 3 maka pekerja tersebut akan menginhalasi 100 mg partikel debu dalam satu hari kerja. Oleh sebab itu, dapat dimengerti bahwa kontak yang lama dengan lingkungan yang mengandung gas atau partikel debu akan mengakibatkan stres yang berat pada organ saluran pernapasan, sehingga mudah menimbulkan berbagai jenis penyakit paru dan penyakit saluran pernapasan lainnya. Berdasarkan rata-rata hasil pengukuran kadar PM 10 yaitu sebesar 71,25 µgm 3 maka dapat diperkirakan bahwa apabila pedagang berdagang selama 8 jam dalam sehari, maka pedagang tersebut akan menginhalasi 712,5 µg PM 10 . Konsentrasi PM 10 yang terinhalasi akan lebih tinggi pada pedagang yang berdagang selama lebih dari 8 jam dalam sehari. Paparan gas dan debu dapat mengiritasi saluran pernapasan yang semakin lama berakibat pada penurunan fungsi paru. Menurut WHO 2014, polusi partikulat memiliki dampak kesehatan meskipun pada konsentrasi yang sangat rendah. Tidak ada nilai ambang batas yang diidentifikasi yang tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Oleh karena itu WHO menetapkan batas pedoman untuk mencapai konsentrasi particulate matter PM serendah mungkin. Baku mutu Universitas Sumatera Utara 69 konsentrasi partikulat 10 mikrometer yang ditetapkan oleh WHO adalah 50 µgm 3 sedangkan baku mutu yang menjadi pedoman di Indonesia tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan standar WHO yaitu sebesar 150 µgm 3 . Menurut Fardiaz 2012, sistem pertahanan pada pernapasan membutuhkan waktu selama 2 jam untuk melakukan mekanisme pembersihan apabila terdapat benda asing di dalam saluran pernapasan terutama dalam bentuk partikel. Pada beberapa bagian sistem pernapasan terdapat bulu-bulu halus silia yang bergerak ke depan dan ke belakang bersama-sama mukosa sehingga membentuk aliran yang membawa partikel yang ditangkapnya keluar dari sistem pernapasan. Apabila pajanan terjadi berulang-ulang sementara mekanisme pembersihan belum selesai dilakukan maka akan terjadi gangguan sehingga terjadi penumpukan lendir pada trakeobronkial.

5.1.2 Kadar SO

Dokumen yang terkait

Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

5 74 126

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 17

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 8

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 30

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 3

Gambaran Kadar PM10, SO2, dan NO2 dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan pada Pedagang di Sekitar Fly Over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan Tahun 2016

0 0 21

Lampiran KUESIONER ANALISA KADAR CO DAN NO2 DI UDARA DAN KELUHAN GANGGUAN SALURAN PERNAPASAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR SANGKUMPAL BONANG KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2013

0 0 17

  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

1 0 7

Analisa Kadar CO dan NO2 di Udara dan Keluhan Gangguan Saluran Pernapasan Pada Pedagang Kaki Lima di Pasar Sangkumpal Bonang Kota Padangsidimpuan Tahun 2013

0 0 17