16
2. Topografi
a. Dataran rendah
Di daerah dataran rendah, angin cenderung membawa polutan terbang jauh ke seluruh penjuru dan dapat melewati batas negara dan mencemari udara
negara lain. b.
Pegunungan Di daerah dataran tinggi sering terjadi temperatur inversi dan udara dingin
yang terperangkap akan menahan polutan tetap di lapisan permukaan bumi. c.
Lembah Di daerah lembah, aliran angin sedikit sekali dan tidak bertiup ke segala
penjuru. Keadaan ini cenderung menahan polutan yang terdapat di permukaan bumi.
2.1.6 Baku Mutu Udara Ambien
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999, baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, danatau
komponen yang ada atau yang seharusnya ada danatau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien. Nilai baku mutu PM
10
dalam udara ambien rata-rata per 24 jam adalah 150 µgNm
3
, baku mutu SO
2
adalah 900 µgNm
3
untuk waktu pengukuran selama 1 jam, dan baku mutu NO
2
yaitu 400 µgNm
3
untuk waktu pengukuran selama 1 jam.
Universitas Sumatera Utara
17
2.2 Partikulat 10 Mikrometer PM
10
2.2.1 Sifat dan Karakteristik PM
10
Partikulat didefinisikan sebagai partikel-partikel halus yang berasal dari padatan maupun cairan yang tersuspensi di dalam gas udara. Partikel padatan
atau cairan ini umumnya merupakan campuran dari beberapa materi organik dan non-organik seperti asam partikel nitrat atau sulfat, logam, ataupun partikel debu
dan tanah. Ukuran partikel sangatlah penting untuk diketahui karena memengaruhi dampak partikel tersebut terhadap manusia dan lingkungan. PM
10
adalah partikel yang berukuran 10 mikrometer atau lebih kecil KLH, 2013. PM
10
memiliki beberapa nama lain, yaitu inhalable particles, respirable particulate, respirable dust dan inhalable dust. PM
10
juga dapat bersifat toksik karena dapat mengandung campuran partikulat jelaga, kondensat asam, garam
sulfat, partikel nitrat, ataupun logam-logam berat Fitria, 2009.
2.2.2 Sumber dan Distribusi PM
10
Beberapa studi mengenai sumber dan distribusi PM
10
menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara ukuran partikel polutan dengan sumbernya. Partikel
yang berdiameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari proses-proses mekanis seperti erosi angin, penghancuran dan penyemprotan, dan pelindasan
benda-benda oleh kendaraan atau pejalan kaki. Sumber utama PM
10
di perkotaan adalah asap kendaraan bermotor. Partikulat ini dapat terhisap ke dalam sistem
pernapasan. Partikel yang berukuran diameter diantara 1 – 10 mikron biasanya termasuk tanah, debu, dan produk-produk pembakaran dari industri lokal. Partikel
Universitas Sumatera Utara