17
2.2 Partikulat 10 Mikrometer PM
10
2.2.1 Sifat dan Karakteristik PM
10
Partikulat didefinisikan sebagai partikel-partikel halus yang berasal dari padatan maupun cairan yang tersuspensi di dalam gas udara. Partikel padatan
atau cairan ini umumnya merupakan campuran dari beberapa materi organik dan non-organik seperti asam partikel nitrat atau sulfat, logam, ataupun partikel debu
dan tanah. Ukuran partikel sangatlah penting untuk diketahui karena memengaruhi dampak partikel tersebut terhadap manusia dan lingkungan. PM
10
adalah partikel yang berukuran 10 mikrometer atau lebih kecil KLH, 2013. PM
10
memiliki beberapa nama lain, yaitu inhalable particles, respirable particulate, respirable dust dan inhalable dust. PM
10
juga dapat bersifat toksik karena dapat mengandung campuran partikulat jelaga, kondensat asam, garam
sulfat, partikel nitrat, ataupun logam-logam berat Fitria, 2009.
2.2.2 Sumber dan Distribusi PM
10
Beberapa studi mengenai sumber dan distribusi PM
10
menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara ukuran partikel polutan dengan sumbernya. Partikel
yang berdiameter lebih besar dari 10 mikron dihasilkan dari proses-proses mekanis seperti erosi angin, penghancuran dan penyemprotan, dan pelindasan
benda-benda oleh kendaraan atau pejalan kaki. Sumber utama PM
10
di perkotaan adalah asap kendaraan bermotor. Partikulat ini dapat terhisap ke dalam sistem
pernapasan. Partikel yang berukuran diameter diantara 1 – 10 mikron biasanya termasuk tanah, debu, dan produk-produk pembakaran dari industri lokal. Partikel
Universitas Sumatera Utara
18
yang mempunyai diameter antara 0,1 – 1 mikron terutama merupakan produk- produk pembakaran dan aerosol fotokimia Fardiaz, 2012; Fitria, 2009.
Partikel sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup yaitu pada saat partikel masih melayang-layang sebagai pencemar di udara sebelum jatuh ke
bumi. Sedangkan kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel, masa jenis partikel serta arah dan kecepatan angin yang bertiup. Partikel yang
sudah mati karena jatuh mengendap di bumi dapat hidup kembali apabila tertiup oleh angin kencang dan melayang-layang lagi di udara Wardhana, 2004.
2.2.3 Dampak Pencemaran PM