69
konsentrasi partikulat 10 mikrometer yang ditetapkan oleh WHO adalah 50 µgm
3
sedangkan baku mutu yang menjadi pedoman di Indonesia tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan standar WHO yaitu sebesar 150 µgm
3
. Menurut
Fardiaz 2012,
sistem pertahanan
pada pernapasan
membutuhkan waktu selama 2 jam untuk melakukan mekanisme pembersihan apabila terdapat benda asing di dalam saluran pernapasan terutama dalam bentuk
partikel. Pada beberapa bagian sistem pernapasan terdapat bulu-bulu halus silia yang bergerak ke depan dan ke belakang bersama-sama mukosa sehingga
membentuk aliran yang membawa partikel yang ditangkapnya keluar dari sistem pernapasan. Apabila pajanan terjadi berulang-ulang sementara mekanisme
pembersihan belum selesai dilakukan maka akan terjadi gangguan sehingga terjadi penumpukan lendir pada trakeobronkial.
5.1.2 Kadar SO
2
di Udara Ambien di Sekitar Fly Over Jalan
Sisingamangaraja Kota Medan
Hasil pengukuran kadar SO
2
pada kedua titik yaitu pada Jalan Sisingamangaraja arah Tanjung Morawa dan arah Kota Medan diperoleh hasil
pengukuran yang lebih tinggi pada sore hari dibandingkan pada pagi hari. Sama halnya dengan PM
10
, pada sore hari kadar SO
2
di udara semakin bertambah tinggi seiring dengan semakin besarnya volume kendaraan yang melintasi jalan raya di
sekitar fly over sejak pagi hingga sore hari. Kadar SO
2
pada kedua titik tidak melebihi baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, baik berdasarkan hasil
pengukuran pada pagi hari maupun pada sore hari. Rata-rata hasil pengukuran
Universitas Sumatera Utara
70
kadar SO
2
di sekitar fly over Jalan Sisingamangaraja Kota Medan yaitu 67,48 μgm
3
. Meskipun kadar SO
2
masih dibawah baku mutu, namun paparan yang terjadi terus-menerus dan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan terjadinya
keluhan gangguan saluran pernapasan. Berdasarkan teori Harianto 2010 yang menjelaskan bahwa dalam 8 jam bekerja seseorang akan menginhalasi 10 m
3
udara pernapasan, maka apabila pedagang berdagang di sekitar fly over selama 8 jam dan konsentrasi SO
2
di udara ambien sebesar hasil pengukuran yang tertinggi yaitu 67,48
μgm
3
, pedagang tersebut akan menginhalasi 670,48 μgm
3
gas SO
2
setiap harinya. Selain itu WHO 2005 menetapkan batas konsentrasi gas SO
2
di udara berdasarkan rata-rata hasil pengukuran selama 24 jam adalah 20
μgm
3
sementara hasil pengukuran di sekitar fly over telah melewati batas ini karena pada umumnya pedagang berada di sekitar fly over selama lebih dari 8 jam dan
mengalami paparan selama bertahun-tahun. Hasil Penelitian Sandra 2013 menunjukkan bahwa meskipun paparan gas SO
2
dalam konsentrasi yang rendah dapat menyebabkan gangguan paru pada polisi lalu lintas karena paparan terjadi
terus menerus dan adanya paparan dari gas iritan lain seperti NO
2
secara bersamaan.
Menurut Mukono 2008, sifat gas SO
2
yang mudah larut dalam air menyebabkan gas tersebut mudah menjadi asam sehingga menyebabkan
terjadinya iritasi pada dinding bronkus. Iritasi pada dinding bronkus menyebabkan sistem pertahanan pada pernapasan akan meningkatkan gerakan silia bersama
dengan mukosa. Apabila terjadi pajanan berulang-ulang, produksi lendir akan
Universitas Sumatera Utara
71
meningkat, selain itu juga menyebabkan terjadinya peradangan pada dinding bronkus. Radang yang terjadi pada dinding bronkus akan menyebabkan bronkus
mengalami konstriksi yang menyebabkan terjadinya penyempitan pada jalan napas yang memicu terjadinya sesak napas.
5.1.3 Kadar NO