BAB IV PENGAWASAN TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PUBLIK DALAM
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM HUKUM PASAR MODAL INDONESIA
A. Pihak-Pihak Yang Melakukan Pengawasan Atas Pelaksanaan Tanggung
Jawab Perlindungan Terhadap Lingkungan Hidup Oleh Perusahaan Publik Dalam Hukum Pasar Modal Indonesia
Isu pemanasan global sedang menjadi tren saat ini dan bahkan di semua lini selalu mengkampanyekan tentang go green. Rupanya, kepedulian terhadap
lingkungan menjadi perhatian serius dalam investasi pasar modal karena dalam berinvestasi tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, namun bagaimana
investor ramah dengan lingkungan sebagai penunjang keberlanjutan kehidupan hingga berinvestasi.
287
Selain itu, pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat industrialisasi perlu pula mendapat perhatian yang terus menerus dan khusus. Kecenderungan
untuk mengutamakan pertumbuhan industrialisasi bisa mengakibatkan perusahaan-perusahaan menolak tanggung jawab atas pencemaran lingkungan.
Pengalaman dari negara-negara maju menjadi bahan pelajaran bagi kita dalam usaha menuju suatu negara industri. Ada kekhawatiran pula bahwa relokasi
industri dari negara-negara maju ke negara berkembang disebabkan antara lain
287
Diambil dari Ahmad Nabhani, Pasar Modal Berspektif Lingkungan
, http:perpustakaan.bappenas.go.idlontarfile?file=digital106618-5B_konten_5D-Pasar20
modal-Hen.pdf , diakses pada tanggal 16 November 2014.
111
tambah ketatnya penegakan hukum lingkungan di sana, sementara di negara berkembang hal itu belum terjadi.
288
Oleh karena itu, diperlukan penataan hukum lingkungan, salah satunya dalam pasar modal Indonesia. Penataan hukum lingkungan dalam pasar modal
dapat diartikan sebagai penerapan sepenuhnya persyaratan lingkungan yang dapat dikatakan tercapai apabila semua persyaratan lingkungan terpenuhi atau
terlaksana oleh subjek hukum lingkungan
289
Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pada penataan lingkungan di atas, maka diperlukan suatu pengawasan monitoring sebagai faktor yang sangat
krusial dalam penegakan hukum lingkungan environmental law enforcement. Tanpa pengawasan hukum lingkungan materiil, maka tidak dapat dilihat sejauh
, salah satunya adalah perusahaan publik. Seperti, izin lingkungan, Amdal, baku mutu lingkungan audit lingkungan,
tanggung jawab sosial perusahaan corporate social responsibility, dan persyaratan lingkungan lainnya. Khusus untuk jiwa dari pasar modal berperspektif
lingkungan hidup, seperti keterbukaan informasi berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Perlunya penataan yang ditentukan tersebut
kepada disebabkan apa artinya sebuah pertumbuhan ekonomi yang positif, iklim investasi yang sehat dan bertumbuh pesat, serta indeks pasar modal yang melejit,
bilamana tidak berperspektif lingkungan.
288
Erman Rajagukguk, Peranan Hukum di Indonesia: Menjaga Persatuan Bangsa, Memulihkan Ekonomi dan Memperluas Kesejahteraan Sosial
, disampaikan dalam rangka Dies Natalis dan Peringatan Tahun Emas Universitas Indonesia 1950-2000, Kampus UI-Depok, 5
Februari 2000, hlm. 8.
289
Sukanda Husin, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 139.
mana efektivitas dalam pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Seperti yang terdapat di Amerika Serikat, ada empat bentuk pengawasan pemantauan monitoring compliance yang tersedia, yaitu:
290
1. inspeksi yang dilakukan oleh inspektur lingkungan;
2. pengawasan sendiri self monitoring, termasuk pencatatan sendiri self
recording dan pelaporan sendiri self-reporting oleh pemilik kegiatan
danatau usaha; 3.
pengaduan masyarakat citizen complains; dan 4.
pemantauan kondisi lingkungan di kawasan sekitar fasilitas kegiatan. Selain itu, World Commissions for Environmental and Development
WCED telah menggariskan tindakan-tindakan yang dipersyaratkan pada tingkat nasional untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu:
291
1. membentuk atau memperkuat badan-badan untuk melindungi lingkungan
dan mengelola sumber daya alam; 2.
melibatkan masyarakat umum dan masyarakat ilmiah dalam pemilihan kebijaksanaan yang pada dasarnya kompleks dan sulit dari sudut politis;
3. meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia industri untuk
nasihat, asistensi, dan dukungan timbal balik dalam membantu pembentukan dan pelaksanaan kebijaksanaan, hukum dan peraturan guna mewujudkan
pembangunan industri yang lebih berkelanjutan;
290
Ibid., hlm. 143.
291
Deni Bram, Op.Cit., hlm. 94-95.
4. memperkuat dan meluaskan konvensi serta perjanjian internasional yang ada
untuk menunjang perlindungan lingkungan, pembangunan berkelanjutan, dan perlindungan sumber daya alam; dan
5. memperbaiki pengelolaan analisis mengenai dampak lingkungan dan
kemampuan untuk merencanakan pemanfaatan sumber daya. Perkembangan terakhir, Otoritas Jasa Keuangan OJK bersama
Kementerian Lingkungan Hidup KLH bersepakat untuk membentuk kelompok kerja POKJA keuangan berkelanjutan. POKJA dibentuk untuk menciptakan
green financing di lembaga jasa keuangan Indonesia. Peningkatan peran lembaga
jasa keuangan tersebut dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan melalui pengembangan jasa keuangan berkelanjutan dengan
mengembangkan sustainable finance.
292
Penerapan sustainable finance juga sudah diterapkan di Amerika Serikat seperti menerapkan indeks yang memasukkan kategori saham-saham perusahaan
yang telah mempraktikkan CSR. Sebagai contoh New York Stock Exchange memiliki Dow Jones Sustainability Index DJSI bagi saham-saham perusahaan
yang dikategorikan memiliki nilai corporate sustainability dengan salah satu kriterianya adalah praktik CSR.
293
Pengawasan bagi perusahaan publik terhadap penataan hukum lingkungan juga dapat dilakukan oleh peran serta masyarakat dalam pengambilan keputusan
lingkungan dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia sebagai organisasi
292
Majalah Warta BPK, RAPBN 2015 RAPBN Transisi Defisit Rp257,6 Triliun, Edisi 08- Vol. IV-Agustus 2014. hlm. 16.
293
Bambang Rudito dan Metia Famiola, Op.Cit., hlm. 101.
masyarakat sipil civil society organization pertama yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup di Indonesia.
294
1. Otoritas Jasa Keuangan
Selanjutnya, akan dibahas mengenai pihak-pihak yang melakukan pengawasan tanggung jawab perusahaan publik dalam hukum pasar modal
Indonesia berkaitan dengan perlindungan lingkungan hidup.
Berdirinya OJK berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan menandai dimulainya era baru sistem pengawasan
sektor jasa keuangan.
295
Yang menjadikan struktur pasar modal Indonesia saat ini adalah sebagai berikut:
294
Mas Achmad Santosa, Gerakan Pembaruan Hukum Lingkungan Indonesia dan Perwujudan Tata Kelola Lingkungan yang Baik dalam Negara Demokrasi
, Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia ICEL, Vol. 01, 2014, hlm. 43.
295
Zulkarnain Sitompul, Fungsi dan Tugas Otoritas Jasa Keuangan dalam Menjaga Stabilitas Keuangan
, disampaikan pada Seminar “Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan untuk Mewujudkan Perekonomian Nasional yang Berkelanjutan dan Stabil”, diselenggarakan oleh
Lembaga Pembinaan Hukum Indonesia BINA HUKUM, di Politeknik Negeri Medan, tanggal 25 November 2014, hlm. 1.
Gambar 1. Struktur Pasar Modal Indonesia Setelah Berlakunya Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
Sumber: Website Bursa Efek Indonesia
296
Dalam konteks itu, OJK mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap lembaga jasa
keuangan. Lembaga OJK mulai melaksanakan tugas dan fungsinya sejak Desember
2012, dengan melaksanakan fungsi sebagai lembaga pengawas Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank menggantikan tugas dan fungsi BAPEPAM-LK.
297
296
Diambil dari Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange,
Seperti, lembaga yang melaksanakan kegiatan di sektor Perbankan,
http:www.idx.co.idid- idberandatentangbeistrukturpasarmodalindonesia.aspx
, diakses pada tanggal 5 Maret 2015.
297
Bismar Nasution, OJK Sebagai Suatu Sistem Hukum dalam Pembangunan Ekonomi, disampaikan pada Seminar “Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan untuk Mewujudkan
Perekonomian Nasional yang Berkelanjutan dan Stabil”, diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan Hukum Indonesia BINA HUKUM pada tanggal 25 November 2014 di Politeknik
Negeri Medan, hlm. 3.
Pasar Modal, Perasuransian, Lembaga Jasa Keuangan lainnya. Misalnya antara lain Dana Pensiun dan Lembaga Pembiayaan.
298
Tujuan dari pembentukan OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh serta
berkelanjutan dan stabil. Dalam konsep berkelanjutan dimaksud adalah untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan sustainable development. Tujuan
lainnya atas keberadaan OJK sebagai regulator yaitu harus dapat melakukan fungsi pengawasan untuk mengendalikan penyalahgunaan pasar market abuses
dengan mencegah tindakan-tindakan perusahaan dan nasabah atau konsumen dalam sektor jasa keuangan yang berpotensi merugikan kepentingan-kepentingan
perusahaan, nasabah atau konsumen, dan investor dari keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
299
Secara yuridis, wewenang OJK dalam melaksanakan tugas pengawasan, salah satunya pada sektor pasar modal diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Kegiatan pasar modal perlu mendapatkan pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, adil,
Khususnya untuk sektor pasar modal, pelanggaran-pelanggaran tersebut seperti keterbukaan yang melanggar hukum dan keterbukaan yang tidak sah atau
pernyataan menyesatkan misleading statement. Hal itu dikarenakan pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi
para pemodal yang memiliki peranan strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.
298
Ibid., hlm. 3-4.
299
Ibid., hlm. 4.
transparan, dan akuntabel. Secara operasional, pengawasan yang dilaksanakan oleh OJK dapat dilaksanakan dengan upaya-upaya, baik yang bersifat preventif
dalam bentuk aturan, pedoman, mengawasi setiap kegiatan di sektor jasa keuangan, salah satunya pasar modal maupun secara represif dalam bentuk
pemeriksaan, penyidikan, dan menetapkan sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi.
Pelaksanaan pengawasan yang dapat dilakukan oleh OJK berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu dengan menetapkan
persyaratan keterbukaan lingkungan hidup bagi perusahaan publik atau emiten yang ingin IPO Initial Public Offering. Selanjutnya OJK dapat mendorong pasar
modal untuk menyaring perusahaan yang masuk ke pasar modal dengan persyaratan tambahan yaitu bahwa perusahaan itu memiliki program
penyelamatan lingkungan, atau perusahaan yang diizinkan masuk ke pasar modal hanya industri yang bersahabat dengan lingkungan environment friendly
industry ,
300
dan membentuk indeks saham berbasis pada lingkungan green indeks
, serta daftar perusahaan go public yang ramah lingkungan green list. Indeks saham yang ramah lingkungan juga akan menaikkan nama baik dari suatu
perusahaan sehingga mereka akan mendapatkan pembiayaan yang lebih mudah di pasar modal sekaligus juga mendorong perbaikan pengelolaan lingkungan pada
usahanya.
301
300
Sukanda Husin, Op.Cit., hlm. 154.
301
Majalah Warta BPK, RAPBN 2015 RAPBN Transisi Defisit Rp257,6 Triliun, Edisi 08- Vol. IV-Agustus 2014. Hlm. 16.
Untuk selanjutnya, OJK dapat mensejajarkan dengan kebijakan yang telah dihasilkan oleh SEC tentang keterbukaan perlindungan lingkungan hidup yang
telah menghasilkan insentif baik untuk perlindungan lingkungan maupun untuk integritas pasar modal.
302
2. Bursa Efek
Bursa efek atau bursa tidak lain adalah sebuah pasar di mana diselenggarakan perdagangan atas efek.
303
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah memberikan pengertian tentang bursa efek, dimana
Pasal 1 angka 4 menyebutkan bahwa “bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak-Pihak lain dengan tujuan memperdagangakan efek di antara mereka.”
304
Berdasarkan pengertian di atas, maka perdagangan efek yang sah menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah di bursa efek
dan penyelenggara bursa efek haruslah perseroan yang telah memperoleh izin usaha dari BAPEPAM Sekarang OJK.
305
Sesuai dengan tujuannya, bursa efek adalah tempat dan pengelola untuk menyelenggarakan perdagangan efek yang
teratur, wajar, dan efisien, maka bursa efek wajib menyediakan sarana pendukung serta sarana untuk melakukan pengawasan perdagangan.
306
302
Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op.Cit., hlm. 188.
303
Hamud M. Balfas. Op.Cit., hlm. 7.
304
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 4.
305
M. Irsan Nasarudin, dkk, Op.Cit., hlm. 124.
306
Ibid., hlm. 125.
Saat ini, di Indonesia terdapat satu bursa yaitu Bursa Efek Indonesia BEIIndonesia Stock Exchange.
307
Bagi perusahaan publik yang akan mencatatkan sahamnya di bursa, maka wajib memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Khususnya untuk
perusahaan bidang pabrikan, tidak sedang mempunyai masalah pencemaran lingkungan yang dibuktikan dengan sertifikat Amdal Izin Lingkugan dan untuk
perusahaan bidang industri kehutanan harus mempunyai sertifikat eco-labeling ramah lingkungan.
Pengawasan yang dapat dilakukan oleh BEI berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan yaitu dengan
mengawasi pelaksanaan peraturan pencatatan oleh perusahaan yang ingin mencatatkan sahamnya di bursa efek. Sebelum menawarkan sahamnya di bursa
efek melalui pencatatan saham listing, maka terlebih dahulu perlu disampaikan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM Sekarang OJK sampai pernyataan
pendaftaran tersebut dinyatakan efektif.
308
307
Bursa Efek Indonesia merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta BEJ dengan Bursa Efek Surabaya BES yang mulai beroperasi pada 1 Desember 2007, diambil dari
Berdasarkan persyaratan tersebut, bagi setiap perusahaan publik yang tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut, maka tidak akan dapat
listing di bursa efek untuk menawarkan sahamnya dan bagi perusahaan publik
yang telah listing di bursa efek tetapi terbukti melanggar persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka bursa efek Indonesia akan delisting perusahaan
publik tersebut dari bursa efek.
http:id.wikipedia.orgwikiBursa_Efek_Indonesia , diakses pada tanggal 5 Maret 2015.
308
Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-B: tentang Persyaratan dan Prosedur Pencatatan Saham di Bursa.
Untuk meningkatkan pengawasan terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, BEI bekerjasama dengan Yayasan KEHATI
Keanekaragaman Hayati Indonesia meluncurkan indeks SRI Sustainable Responsible Investment
-KEHATI.
309
Tujuan dibentuknya indeks ini untuk memberikan informasi secara terbuka kepada masyarakat luas dan investor
mengenai setiap emiten atau perusahaan publik yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, dan memiliki kesadaran terhadap
lingkungan, serta menjalankan tata kelola perusahaan yang baik.
310
3. Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengawasan yang dilakukan terhadap perusahaan publik berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak hanya diserahkan kepada
satu instansi pemerintah saja karena mengingat sifatnya yang kompleks dan cakupan yang luas. Oleh karena itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pengawasan tersebut dilaksanakan berdasarkan skema kelembagaan pengelolaan
lingkungan hidup, seperti kementerian-kementerian sektoral yaitu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ESDM, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN dan lainnya yang tetap memiliki kewenangan pengawasan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan batas-batas
kewenangan sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang sektoral masing- masing.
309
Diambil dari http:www.kehati.or.ididindeks-sri-kehati.html
,
diakses pada tanggal 5 Maret 2015.
310
Diambil dari http:www.idx.co.idid-idberandainformasibagiinvestorindeks.aspx
, diakses pada tanggal 5 Maret 2015.
Sedangkan Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yang saat ini
nomenklatur kementerian bidang tersebut di kabinet kerja Presiden Joko Widodo yaitu Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, melaksanakan tugas
koordinasi di samping tugas-tugas pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup dalam batas-batas yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
311
Selain itu, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupatenkota sebagaimana dirumuskan
dalam Pasal 63 ayat 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup juga memiliki kewenangan
dalam pengelolaan lingkungan hidup dalam batas-batas yang telah ditetapkan dalam undang-undang ini maupun berbagai undang-undang terkait.
312
Secara yuridis, pengawasan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup telah diatur dalam BAB XII Bagian Kesatu tentang Pengawasan. Dijelaskan
dalam Pasal 71 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa Menteri, gubernur, atau
bupatiwalikota memiliki kewajiban berdasarkan kewenangannya untuk melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha danatau
kegiatan atas ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang- undangan di bidang lingkungan hidup.
313
311
Takdir Rahmadi, Op.Cit., hlm. 76.
312
Ibid., hlm. 76.
313
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 71 ayat 1.
Oleh sebab itu, pemerintah provinsi dan pemerintahan kabupatenkota juga dapat membentuk kelembagaan pengelolaan
lingkungan hidup, yaitu Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah atau Badan Lingkungan Hidup Daerah.
314
Pasal 72 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
juga disebutkan bahwa pengawasan juga dilakukan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha danatau kegiatan terhadap
izin lingkungan.
315
Ketentuan selanjutnya diatur dalam Pasal 73 yang menjelaskan bahwa izin lingkungan yang dimiliki oleh penanggung jawab usaha danatau
kegiatan yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dapat dilakukan pengawasan terhadap Menteri jika dianggap terjadi pelanggaran serius.
316
Selanjutnya, kerja sama dalam bentuk pengawasan yang dapat dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan OJK adalah dengan menerapkan
pendekatan ekonomi untuk mengatasi masalah perlindungan lingkungan hidup. Pengawasan yang dapat dilakukan oleh Kementerian Kehutanan dan
Lingkungan Hidup berkaitan dengan pasar modal yaitu dengan memberikan data dan informasi yang diperlukan oleh OJK sebagai lembaga pengawas jasa
keuangan untuk mendukung pembiayaan berkelanjutan. Misalnya, status perizinan lingkungan yang dimiliki oleh suatu usaha dalam melaksanakan
kegiatannya, peningkatan status pengawasan dari usaha kegiatan terkait Amdal serta pemberian masukan dan harmonisasi peraturan yang akan dikeluarkan
masing-masing pihak, baik dari Kementerian Lingkungan Hidup maupun dari OJK.
314
Ibid., Pasal 71 ayat 2.
315
Ibid., Pasal 72.
316
Ibid., Pasal 73.
Pendekatan ekonomi tersebut dilakukan dengan metode insentif danatau disinsentif
317
untuk memberikan kemudahan kepada para pengusaha dalam usahanya melestarikan lingkungan hidup.
318
Khusus untuk pengembangan pasar modal yang ramah lingkungan green capital market, maka pengawasan yang
dapat diterapkan berupa persyaratan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bagi perusahaan yang masuk pasar modal atau perusahaan terbuka, seperti
persyaratan audit lingkungan hidup bagi perusahaan yang akan menjual saham di pasar modal.
319
Bagi kebaikan perusahaan, audit lingkungan itu tepat untuk dilakukan, oleh karena perusahaan yang membuat audit lingkungan mempunyai
nilai tambah apabila dibandingkan dengan perusahaan yang tidak membuatnya.
320
Penerapan pendekatan ekonomi yang telah dijelaskan di atas sangat perlu untuk dilaksanakan karena hal ini merupakan faktor yang merangsang penataan
dan keuntungan bagi setiap perusahaan karena akan:
321
a. Terhindar dari membayar penalti;
317
Ibid., Penjelasan Pasal 42 ayat 2 huruf c menyebutkan bahwa: “Insentif merupakan upaya memberikan dorongan atau daya tarik secara moneter danatau nonmoneter kepada setiap
orang ataupun Pemerintah dan pemerintah daerah agar melakukan kegiatan yang berdampak positif pada cadangan sumber daya alam dan kualitas fungsi lingkungan hidup. Disinsentif
merupakan pengenaan beban atau ancaman secara moneter danatau nonmoneter kepada setiap orang ataupun Pemerintah dan pemerintah daerah agar mengurangi kegiatan yang berdampak
negative pada cadangan sumber daya alam dan kualitas fungsi lingkungan hidup.
318
Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op.Cit., hlm. 185.
319
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Penjelasan Pasal 43 ayat 3 huruf c.
320
Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Op.Cit., hlm. 184. Dikatakan juga bahwa: “The audit is not only a means for verifying environmental compliance, but also an
invaluable tool to assist management in cost cutting, risk assessment, and planning for growth. In addition, environmental audits can increase environmental awareness throughout an
organization, reduce fines and enforcement actions, and enchance the reputation of the organization with investors and the public
. Lihat John W Bagby, Paula C. Murrray dan Eric T Andrews, Loc.Cit., hlm. 12.
321
Sukanda Husin, Op.Cit., hlm. 149.
b. Terhindar dari membayar ganti rugi yang mungkin harus ditanggungnya di
masa yang akan datang; dan c.
Menghemat pengeluaran karena menggunakan praktik efisiensi biaya dan praktik yang bersahabat dengan lingkungan
Dengan demikian, pelaksanaan keterbukaan yang dilakukan secara penuh, termasuk di dalamnya mengenai penerapan insentif ekonomi, akan membuat
posisi investor lebih baik dalam memutuskan pembelian atau penjualan saham, terjaga kelestarian lingkungan hidup, dan peningkatan pada integritas pasar modal
itu sendiri. 4.
Peran Masyarakat Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup akibat kegiatan usaha suatu
perusahaan telah menimbulkan kerugian bagi masyarakat, tidak hanya masalah lingkungan, melainkan juga masalah kesehatan maupun kualitas lingkungan hidup
yang baik. Dan salah satu penyebabnya karena lemahnya akses masyarakat terhadap informasi, baik tentang perubahan kondisi lingkungan hidup yang
dihadapinya, seperti polutan yang berpengaruh terhadap kesehatan, maupun tingkat pengambilan keputusan yang berpengaruh kepada masyarakat, baik yang
bersifat umum maupun teknis seperti pemberian izin usahaatau kegiatan.
322
Masyarkat merupakan sumber daya yang penting bagi tujuan pengelolaan lingkungan. Bukan saja diharapkan sebagai sumber daya yang bisa didayagunakan
untuk pembinaan lingkungan, tetapi lebih daripada itu komponen masyarakat juga
322
Henri Subagiyo, Jaminan Akses Informasi dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Rekomendasi Penguatan Hak Akses Informasi Lingkungan
, Jurnal Hukum Lingkungan Indonesia ICEL, Vol. 01, 2014, hlm. 75.
bisa memberikan alternatif penting bagi lingkungan hidup sepenuhnya.
323
Pengawasan yang dapat dilakukan oleh masyarakat kepada perusahaan publik seperti memberikan saran, pendapat, usul keberatan, pengaduan, dan
penyampaian informasi. Prinsip
yang menekankan bahwa masyarakat memiliki peran serta dalam mengawasi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup khususnya mengenai
keterbukaan informasi terdapat pada Pasal 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu prinsip
partisipatif. Secara yuridis, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah mengatur dalam BAB
tersendiri mengenai peran serta masyarakat yaitu pada BAB XI tentang Peran Masyarakat.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan publik memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan kewajiban membuka informasi
mandatory disclosure dan dilarang dalam memberikan informasi yang menyesatkan misleading information kepada masyarakat. Salah satu informasi
yang penting dan strategis untuk diungkapkan dalam bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kepada masyarakat adalah izin lingkungan yang di
dalamnya terdapat .proses Amdal atau UKL-UPL.
324
323
N.H.T. Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan Edisi Kedua, Op.Cit., hlm. 215.
324
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 70 ayat 2.
Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan telah mengatur bahwa dalam proses Amdal dan izin lingkungan, masyarakat dilibatkan melalui:
325
a. pengikutsertaan dalam penyusunan dokumen Amdal melalui proses
pengumuman, penyampaian saran, pendapat dan tanggapan masyarakat konsultasi publik serta pengikutsertaan masyarakat dalam komisi penilai
Amdal, bagi rencana usaha danatau kegiatan yang wajib memiliki Amdal; dan
b. proses pengumuman permohonan izin lingkungan, penyampaian saran,
pendapat dan tanggapan masyarakat serta pengumuman setelah izin lingkungan diterbitkan, baik untuk rencana usaha danatau kegiatan yang
wajib memiliki Amdal maupun rencana usaha danatau kegiatan yang wajib memiliki UKL-UPL.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kewajiban perusahaan publik dalam melaksanakan keterbukaan informasi berkaitan dengan izin lingkungan kepada
masyarakat harus disampaikan secara transparan dan lengkap, karena dengan informasi, masyarakat memiliki hak menyatakan pendapat sesuai dengan
kepentingannya. Seperti, dalam suatu rencana usaha kegiatan atau pemberian izin untuk suatu kegiatan, masyarakat dapat menolaknya karena merusak
lingkungannya, menerima dengan syarat tertentu, bahkan berperan sebagai penyokong jika kegiatan itu dipandang bersifat positif.
326
325
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan,
Lampiran pada BAB I Pendahuluan.
326
N.H.T. Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan Edisi Kedua, Op.Cit., hlm. 166.
B. Tanggung Jawab Hukum Perusahaan Publik Berkaitan Dengan