Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995

BAB II PENGATURAN KEWAJIBAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BAGI PERUSAHAAN PUBLIK DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PASAR MODAL INDONESIA

A. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995

Tentang Pasar Modal Sebelum membahas mengenai kewajiban perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bagi perusahaan publik dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka harus dipahami terlebih dahulu mengenai pasar modal itu sendiri dan kewajiban yang umum dilakukan bagi emiten atau perusahaan publik di industri sekuritas pasar modal. Pada dasarnya, berinvestasi dalam pasar modal merupakan suatu cara investasi tidak langsung indirect investment. Hal ini yang menjadi perbedaan antara Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang mengatur mengenai investasi tidak langsung dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang mengatur mengenai investasi langsung direct investment. Pasar modal merupakan alternatif yang baik untuk kebutuhan dana perusahaan. Dengan adanya pasar modal maka kebutuhan dana perusahaan baik untuk pengembangan maupun kebutuhan lainnya akan dapat tercukupi. Sedangkan bagi investor baik individu maupun perusahaan, pasar modal merupakan alternatif investasi yang dapat mendatangkan keuntungan. Sedangkan 36 dari sisi pemerintah, dengan adanya pasar modal maka pembangunan perekonomian akan ikut terpacu. 85 Secara umum, pasar modal dapat didefinisikan sebagai tempat bagi perusahaan yang memperjualbelikan berbagai instrument keuangan sekuritas jangka panjang, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Baik pasar modal maupun pasar uang merupakan bagian dari pasar keuangan. 86 Perusahaan yang menerbitkan sekuritas ini disebut sebagai emiten, sedangkan pihak yang membeli sekuritas berarti menanamkan modalnya di perusahaan yang menerbitkan sekuritas. Pembeli sekuritas tersebut dinamakan pemodal atau investor, penebitan sekuritas disebut emisi. Sekuritas dapat pula disebut efek, sehingga pasar modal disebut juga bursa efek. 87 Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana investor dan pihak yang memerlukan dana issuer. Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan return, memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dapat dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan Pasar modal banyak dijumpai di berbagai negara dikarenakan dua fungsinya yang begitu penting dengan menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. 85 Pandi Anoraga dan Piji Pakarti, Op.Cit., hlm. v. 86 M. Irsan Nasarudin, dkk, Op.Cit., hlm. 13. 87 Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahannya, Bandung: Citra Aditya Bakti. 2004. hlm. 3. untuk memperoleh imbalan return bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. 88 Di berbagai negara, pasar modal sejak lama merupakan lembaga yang sangat diperhitungkan bagi perkembangan ekonomi negara, sebab itu pula pemerintah suatu negara selalu berkepentingan untuk turut mengatur jalannya pasar modal. Di Indonesia, pada tanggal 2 Oktober 1995 Dewan Perwakilan Rakyat DPR menyetujui RUU tentang Pasar Modal yang kemudian pada tanggal 10 November 1995 oleh Presiden disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan tidak sampai 2 dua bulan tepatnya pada 1 Januari 1996 langsung berlaku secara efektif. 89 Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal merupakan landasan kokoh dan kepastian hukum bagi semua pihak terkait dalam melakukan kegiatan usaha di bidang pasar modal. 90 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, telah diatur mengenai pengertian pasar modal yang lebih spesifik. Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menetapkan pengertian Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. 91 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mempunyai hubungan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan 88 Syprianus Aristeus, Op.Cit., hlm. 60. 89 M. Irsan Nasarudin, dkk, Op.Cit., hlm. 44. 90 Ibid., hlm. 6. 91 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 13. Terbatas dimana Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal merupakan lex specialis dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menjadi lex generalis. 92 Keterbukaan atau disclosure merupakan komponen utama dan terpenting di dalam industri sekuritas pasar modal. 93 Transparansi dalam pasar modal berarti keharusan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usaha atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek yang dimaksud atau harga dari efek tersebut. 94 Pernyataan Pendaftaran registration statement adalah dokumen yang wajib disampaikan kepada BAPEPAM Sekarang OJK oleh emiten dalam rangka penawaran umum atau perusahaan publik. 95 92 M. Irsan Nasarudin, dkk, Op.Cit., hlm. 45. Lihat juga dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 154 ayat 1 menyebutkan bahwa: “Bagi Perseroan Terbuka berlaku ketentuan Undang-Undang ini jika tidak diatur lain dalam peraturan perundang- undangan di bidang pasar modal.” Dan Pasal 154 ayat 2 menyebutkan bahwa: “Peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang mengecualikan ketentuan Undang-Undang ini tidak boleh bertentangan dengan asas hukum Perseroan dalam Undang-Undang ini.” 93 Hamud M. Balfas, Op.Cit., hlm. 166. 94 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 25 menyebutkan bahwa: “prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-Undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.” 95 Ibid., Pasal 1 angka 19. Tindakan terpenting dalam suatu penawaran umum yang menentukan dapat tidaknya sebuah emiten melakukan penawaran umum adalah melakukan penyampaian pernyataan pendaftaran kepada otoritas pasar modal, yang sekarang ini otoritas pasar modal yang mempunyai wewenang tersebut adalah OJK dimana hal ini harus dilakukan karena tanpa adanya pernyataan pendaftaran, maka tidak akan pernah ada penawaran umum. 96 Ketentuan mengenai kewajiban dalam menyampaikan pernyataan pendaftaran tersebut diatur di dalam Pasal 70 ayat 1 dan Pasal 73 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 97 Pernyataan pendaftaran pada dasarnya merupakan sekumpulan dokumen yang memuat prinsip-prinsip keterbukaan yang harus disampaikan oleh emiten dalam rangka penawaran umum efeknya di pasar modal. 98 Pernyataan pendaftaran ini memberikan detil mengenai penawaran umum perusahaan, menyediakan informasi yang lengkap yang dibutuhkan oleh BAPEPAM Sekarang OJK, dan untuk meningkatkan minat dari investor terhadap perusahaan. 99 Kewajiban melakukan disclosure untuk pertama kali ketika menyampaikan pernyataan pendaftaran ini harus dilakukan secara menyeluruh dan adil, sehingga biasa disebut full and fair disclosure. Kewajiban yang menjadi bagian terpenting dari pernyataan pendaftaran setelah BAPEPAM Sekarang OJK menyatakan efektif pernyataan pendaftaran emiten ini adalah dokumen yang bernama prospektus 100 96 Hamud M. Balfas, Op.Cit., hlm. 47. 97 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 70 ayat 1 yang menyebutkan bahwa: “Yang dapat melakukan Penawaran Umum hanyalah emiten yang telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam untuk menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat dan Pernyataan Pendaftaran tersebut telah aktif.” Dan Pasal 73 menyebutkan bahwa: “Setiap Perusahaan Publik wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam.” 98 Hamud M. Balfas, Op.Cit., hlm. 47. 99 Asril Sitompul, Op.Cit., hlm. 56. 100 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 angka 26 yang menyebutkan bahwa: “Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum dengan tujuan agar Pihak lain membeli efek.” , pada akhirnya merupakan dokumen utama dalam melakukan penawaran atas efek tersebut. 101 Prospektus ini harus ada dan dilihat oleh investor sebelum mereka menyatakan minat untuk melakukan pemesanan atas efek yang ditawarkan. 102 Namun demikian kewajiban untuk melakukan disclosure ini tidak hanya pada saat penawaran umum tersebut dilakukan, tetapi akan terus berlanjut sepanjang tersebut merupakan perusahaan publik karena memang hanya informasilah yang merupakan materi yang dibutuhkan investor untuk melakukan keputusan investasinya. 103 Kewajiban selanjutnya setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif baik bagi emiten maupun perusahaan publik adalah keterbukaan yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang pada dasarnya mencakup 2 hal, yaitu keterbukaan yang sifatnya berkala periodic disclosure dan keterbukaan yang sifatnya berdasarkan adanya informasi, peristiwa atau kejadian yang dialami oleh emiten episodic disclosure . 104 101 Hamud M. Balfas, Op.Cit., hlm. 48-50. 102 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 71 yang menyebutkan bahwa: “Tidak satu Pihak pun dapat menjual Efek dalam Penawaran Umum, kecuali pembeli atau pemesan menyatakan dalam formulir pemesanan Efek bahwa pembeli atau pemesan telah menerima atau memperoleh kesempatan untuk membaca Prospektus berkenaan dengan Efek yang bersangkutan sebelum atau pada saat pemesanan dilakukan.” 103 Hamud M. Balfas, Op.Cit., hlm. 48-49. 104 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 86 ayat 1 yang menyebutkan bahwa: “Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif atau Perusahaan Publik wajib: a. menyampaikan laporan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarkat; dan b. menyampaikan laporan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga Efek selambat-lambatnya pada akhir kerja ke-2 kedua setelah terjadinya peristiwa tersebut.” Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban keterbukaan perusahaan publik dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup diatur dalam Peraturan BAPEPAM Sekarang OJK.

B. Menurut Undang-Undang-Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007